16. JOMBLO

283 27 8
                                    

Di pagi hari yang cerah seperti biasa, kita dapat melihat seorang gadis yang kita kenal sebagai Isagi Yoichi yang kini sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah demi memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak yaitu menuntut ilmu. Walaupun Isagi sendiri merasa bahwa sekolah bukan hanya sekadar tempat untuk belajar atau menuntut ilmu.

Setelah semuanya beres, Isagi bersama dengan kakak sepupunya yaitu Karasu Tabito sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Namun sebelum itu mereka harus berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tua Isagi.

“Kami berangkat ke sekolah dulu ya, Ibu, Ayah.” Ujar Isagi sambil menyalimi tangan orang tuanya dan diikuti oleh Karasu dari belakang.

“Hati-hati di jalan. Inget! Jangan nakal, belajar yang bener, apa yang guru omongin tuh di dengerin dan jangan dilawan.” Peringat Ibu Isagi dengan tegas kepada mereka berdua.

“Iya, bu. Bakalan Yoichi inget kok.”

“Yaudah, kalian berdua buruan berangkat gih,” kali ini giliran Ayah Isagi yang bicara, “Tabito, tolong jaga Yoichi waktu di sekolah ya.”

Karasu memasang posisi hormat, “Siap, om!”

Isagi menatap dengan kesal kepada kedua pria tersebut. Untuk apa Ayahnya menyuruh Karasu menjaganya, Isagi bukan lagi anak kecil yang perlu diawasi maupun diasuh, ia bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula Karasu sama sekali tidak bisa diandalkan jika harus ditugaskan untuk menjaganya.

Setelah semua drama pamit-pamitan, Karasu dan Isagi segera bergegas berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda motor merek Kawasaki W175 milik Karasu. Terdengar sedikit kuno, tetapi motor yang digunakan Iqbaal saat bermain film Dilan sedang lumayan trend dikalangan anak muda zaman sekarang.

Perjalanan ke sekolah menempuh waktu selama kurang lebih 15 menit dari rumah Isagi, dan saat ini mereka sudah dapat melihat gedung SMA BlueLock.

Setibanya di depan gerbang, Isagi segera turun dari motor dan menunggu Karasu memarkirkan motor di tempat parkir. Tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang dan itu berhasil membuat Isagi terkejut sebelum pada akhirnya ia dapat melihat wajah sahabatnya yang sedang menyengir lebar kepadanya.

Isagi menatapnya kesal, “Astaga, Hiori. Bisa gak sih jangan ngagetin gue kayak gitu, untung aja gue gak reflek buat ngegeplakin pala lo!”

Hiori tertawa renyah, “Maaf, mbak Ica.”

Hiori melihat sekeliling sebelum pada akhirnya ia bertanya, “Lu ngapain berdiri di sini? Lagi nungguin siapa?” Tanya Hiori penasaran.

Isagi melirik Hiori dengan tatapan jahil, “Gue lagi nungguin cowok lo nih, lama amat padahal cuma parkir motor doang.”

Mendengar ucapan Isagi tadi seketika membuat Hiori kesal dengan wajah yang memerah, “Udah gua bilang Karasu tuh bukan pacar gua!”

“Bukan pacar kok mesra gitu? Emang boleh?”

Isagi masih terus menggoda Hiori hingga membuatnya kesal dengan wajah yang memerah karena malu. Tiba-tiba muncul seorang pria dengan gagah berani menghampiri mereka, siapa lagi kalau bukan Karasu.

“Dek Ica, jangan godain Hiori terus kayak gitu dong. Kasihan tuh mukanya sampe merah gitu, tapi gemes sih ngeliatnya.”

Isagi memutar bola mata malas, “Waduh, pawangnya dateng nih. Iya, iya, ini Ica bakalan berhenti kok.”

“Selamat pagi, Karasu..”

“Selamat pagi juga, dek Hiori yang cantik dan manis. Gimana kabarnya? Gue denger-denger dari dek Ica, kamu kemarin pergi ke puncak?”

“Iya, di sana seru banget tau!”

Dan begitulah seterusnya percakapan mereka berlangsung. Tanpa disadari, mereka telah membuat seseorang merasa terabaikan. Isagi hanya bisa diam sambil menyimak pembicaraan mereka seperti seekor nyamuk.

“Gaes, gue cabut ke kelas duluan ya.”

Lagi-lagi perkataan Isagi sama sekali tidak di dengarkan dan hanya dianggap sebagai angin lewat saja. Isagi menatap kesal, namun ia juga tidak dapat menyalahkan mereka berdua karena sedang mengalami masa kasmaran.

Sepanjang hari ini berlangsung, Isagi hanya menghabiskan waktu dengan duduk melamun di kelas. Namun, entah apa yang terjadi pada Bumi hari ini sehingga membuat orang-orang di sekitarnya menjadi sibuk pamer kemesraan di depannya.

Isagi terus menggerutu di dalam hati. Jika bukan karena di luar sedang hujan, Isagi mungkin akan memilih untuk bermain bola bersama teman-temannya daripada harus menetap di kelas. Akan tetapi, dunia memang begitu kejam bagi Isagi yang hanya seorang jomblo sejak lahir.

Sejak Isagi lahir hingga sekarang, Isagi masih belum pernah memiliki riwayat berpacaran, karena ia terlalu mengabdikan diri terhadap cita-citanya yang ingin menjadi seorang atlet sepak bola seperti idolanya, yaitu Noel Noa.

Isagi bukanlah seorang malaikat yang tidak punya rasa iri dan nafsu, Isagi hanyalah seorang manusia biasa yang juga ingin merasakan memiliki seorang pacar. Isagi juga ingin menjalin hubungan asmara seperti teman-teman sebayanya. Tapi apa yang harus Isagi lakukan? Isagi sama sekali tidak berpengalaman.

Di tengah kegiatan melamunnya, tiba-tiba seseorang menepuk pelan bahunya. Isagi menoleh untuk melihat siapa orangnya dan ternyata itu adalah Kurona, sahabatnya yang sudah membersamainya sejak SMP dan selalu ada untuknya dalam waktu suka maupun duka.

“Yoichi, ada apa? Lo lagi demam? Muka lo keliatan pucet gitu, mau gue anter ke UKS?” Tanya Kurona dengan wajah khawatir.

Seperti biasa, Kurona selalu menjadi teman yang baik dan perhatian. Isagi menggeleng pelan lalu berkata, “Makasih, tapi enggak usah, na. Gue beneran baik-baik aja kok, jadi nggak usah khawatir berlebihan kayak gitu.”

“Syukur deh kalo lo baik-baik aja.”

Kini Kurona ikutan duduk di sebelah Isagi yang sudah terlihat murung sepanjang hari. Keduanya saling berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing.

“Na, gue mau nanya sesuatu,” Isagi memanggilnya tiba-tiba, “lo.. sebelumnya pernah pacaran gak?”

Kurona mulai mengingat-ingat, “Kayaknya belum, kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gitu?”

“Berarti nasib kita sama dong.”

Belum sempat Kurona menjawab, Isagi kembali berkata, “Dunia ini memang nggak adil buat kaum orang jomblo kayak kita. Di saat orang-orang di muka bumi ini telah menemukan pasangannya, sementara kita? Jangankan buat nemuin pasangan, yang suka aja nggak ada.”

Kurona memaksakan untuk tersenyum sambil merutuki Isagi di dalam hati, ‘Astaga, sayangku! Apa selama ini lo nggak sadar kalo ada ribuan fanboy lo di luar sana yang saat ini sedang berlomba-lomba buat ngedapetin hati lo?!

“Kayaknya gue mau coba cari pacar deh, menurut lo gimana, na?” Celetuk Isagi asal.

Kurona melotot lebar, “A-APA LO BILANG?!”

Tbc..

See you in the next chapter!

Jum'at, 28 Juni 2024.

𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 𝐘𝐎𝐈𝐂𝐇𝐈 '𝐅𝐞𝐦. 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧' || 𝗕𝗹𝘂𝗲𝗟𝗼𝗰𝗸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang