10. ADEK KELAS IMUT

629 52 3
                                    

Seorang gadis bersurai blueberry saat ini tengah berlari terburu-buru menuju ke sekolah. Pagi ini Isagi terlambat bangun dikarenakan semalam dia habis bergadang mengerjakan PR yang harus dikumpulkan hari ini.

Selang beberapa menit Isagi berlari, akhirnya gedung sekolah sudah terlihat dari kejauhan. Untungnya pada saat itu pintu gerbang masih belum ditutup. Tepat pada saat itu juga secara tidak sengaja Isagi melihat seorang pemuda berseragam sekolah yang sama dengannya tengah dijambret oleh dua preman.

Isagi berhenti dan terdiam dengan pikiran yang kalut. Isagi bingung, apa dia berpura-pura tidak melihat kejadian itu dan langsung pergi, atau Isagi harus menolong pemuda itu, akan tetapi dia akan dihukum karena datang terlambat.

Di saat yang bersamaan juga kedua preman itu memaksa pemuda itu untuk menyerahkan uangnya, namun pemuda itu bersikeras menolak dan membuat kedua preman itu marah. Kedua preman sudah memasang ancang-ancang akan memukul. Pemuda itu hanya menutup mata dan pasrah dengan hal yang akan terjadi selanjutnya.

Bughh!!

Sebuah suara pukulan keras membuat pemuda itu memberanikan diri untuk membuka mata. Pemandangan pertama yang pemuda itu lihat adalah kedua preman tadi tersungkur ke tanah akibat tendangan dari seorang gadis. Sementara gadis itu langsung menariknya pergi menuju ke tempat yang lebih aman.

Isagi menyeret pemuda tadi ke belakang sekolah. Napasnya masih terengah-engah akibat berlari, Isagi menoleh pemuda manis tadi yang hanya terdiam. Pemuda berambut hitam dengan poni menutupi matanya, tubuh yang sedikit lebih pendek darinya, dapat disimpulkan bahwa pemuda itu adalah adik kelasnya.

Meski matanya tidak kelihatan, tapi Isagi tahu kalau adik kelasnya (?) itu sedang mencoba menahan tangis. Isagi mulai panik, dia bingung harus melakukan apa untuk menenangkannya.

"Hey, ja-jangan menangis! Kita sudah aman dari preman-preman itu sekarang." Ujar Isagi yang sedikit panik mencoba menenangkannya.

"Hiks.. Terimakasih sudah mau menolongku, kak.." pemuda itu menggosok sebelah matanya sehingga rambut yang menutupi matanya sedikit terlihat.

Wajah yang memerah membuatnya terkesan semakin imut di mata Isagi. Isagi ingin sekali berteriak saat itu juga, Isagi tidak tahan melihat keimutan adik kelasnya (?) ini walaupun dengan ekspresi ingin menangis.

"Berhentilah menangis! Wa-wajahmu sangat jelek seperti itu!" Perkataannya terdengar sedikit menyinggung walau sebenarnya artinya berkebalikan jauh dengan perkataannya.

"Maaf.." Pemuda itu mengusap air matanya.

"Santai aja adik manis, aku cuman bercanda kok. Ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Ikki Niko, kelas 10 IPS 4."

"Beneran adek kelasku ternyata. Btw, kenalin namaku Isagi Yoichi dari kelas 11 MIPA 2, salam kenal ya, Nikko." Isagi mengulurkan tangannya untuk berjabatan, dan Niko menerima uluran tangan Isagi dengan senang hati.

"S-salam kenal juga, kak Isagi." Ucap Niko dengan nada malu-malu.

"Sekarang kita harus bagaimana kak? Kita berdua udah telat dan itu semua gara-gara aku.." Nikko kembali merasa bersalah.

"Ssstt, udah ini bukan salahmu. Lagian kita juga udah terlanjur terlambat, jadi gimana kalo kita ngebolos aja hari ini?"

Tetapi, rencana memang tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bapak satpam yang kebetulan sedang lewat tak sengaja melihat mereka yang ingin membolos. Alhasil mereka berdua dilaporkan lalu dihukum berjemur sambil memberi hormat kepada tiang bendera sampai jam pelajaran pertama selesai.

"Maaf, kak. Gara-gara-" ucapan Niko kembali terpotong ketika Isagi mulai menyela dan berkata kalau semua ini bukan kesalahannya.

Selama 2 jam mereka berdiri, akhirnya bel istirahat telah berbunyi. Isagi berucap beribu syukur, bel istirahat benar-benar menyelamatkannya kali ini.

𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 𝐘𝐎𝐈𝐂𝐇𝐈 '𝐅𝐞𝐦. 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧' || 𝗕𝗹𝘂𝗲𝗟𝗼𝗰𝗸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang