Freya duduk sendirian di lapangan latihan yang sepi. Angin sore bertiup lembut, membuat rambut panjangnya berkibar pelan. Dia memandangi langit yang mulai memerah, tenggelam dalam pikirannya sendiri. kejadian sebelumnya masih terbayang jelas di kepalanya. Jeritan orang-orang terluka, reruntuhan bangunan, dan tatapan penuh kebencian dari para Norza.Ponselnya bergetar di saku. Pesan dari Shani: “Semua anggota tim, berkumpul di ruang tengah sekarang.”
Freya berdiri dan menepuk-nepuk celananya yang sedikit berdebu. “Ada apa lagi kali ini?” gumamnya sebelum melangkah cepat menuju ruang bersama.
Sesampainya di sana, sudah ada Olla, Zee, Flora, Adel, Marsha, dan Shani yang berdiri di depan layar proyektor. Wajah Shani terlihat tegang.
“Duduk, semuanya,” perintah Shani dengan nada serius. Begitu mereka duduk, Shani mulai menjelaskan. “Baru saja aku menerima laporan. Ada dua Alpha Norza yang muncul di pusat kota.”
Mata semua orang melebar. Dua Alpha sekaligus? Itu bukan hal yang bisa diremehkan.
“Yang bener aja, kak.” ucap Zee dengan ekspresi tegang.
“Iya benar, salah satunya adalah Angie,” jawab Shani tegas. “Dan satu lagi… belum diketahui identitasnya. Tapi dari kekacauan yang mereka buat, jelas dia Alpha yang sangat kuat.”
“Oke, kita harus bergegas menanganinya, tapi siapa yang bakal dikirim ke sana, kak?” tanya Olla.
Shani menghela napas panjang. “Freya, Olla, dan Zee. Kalian bertiga akan pergi ke TKP dan melawan mereka. Sisanya, kalian tetap disini takut-takut ada serangan lain yang muncul. Frey, Olla , Zee, berhati-hatilah, terutama terhadap Angie. Kalian sudah tahu betapa berbahayanya kekuatan Immobilize miliknya.”
Freya menelan ludah. Karena dia belum pernah bertemu Angie sebelumnya dikarenakan ia ikut rapat.
“Siap!” jawab mereka bertiga serempak.
—
Angin kencang dan hawa panas menyambut mereka di pusat kota yang sudah hancur berantakan. Gedung-gedung runtuh, jalanan retak, dan kepulan asap hitam membubung ke langit.
Di tengah kekacauan itu, berdiri dua sosok yang sangat familiar. Angie dengan rambut panjang tergerai, matanya yang tajam bersinar berbahaya. Di sampingnya, berdiri makhluk gempal dengan kulit tebal kelihatannya sekeras batu dan senyum mengejek yang sangat mengganggu.
Freya berbisik, “Itu pasti Alpha yang satu lagi...”
“Awas! Dia mendekat!” teriak Zee, mengaktifkan Light Armour-nya tepat waktu untuk menahan serangan kilat dari sosok gempal itu.
“Akhirnya kalian datang.” suara berat dan dalam bergema. Alpha gempal itu menyeringai. “Aku Nuckle. Sudah lama aku ingin bersenang-senang.”
Tanpa peringatan, Nuckle melompat ke udara dan menghantamkan kedua tinjunya ke tanah. Ledakan dahsyat terjadi, menciptakan gelombang kejut yang merobohkan gedung-gedung di sekitarnya. Freya mengangkat tangan, menggunakan Telekinesis untuk menahan puing-puing yang berterbangan.
“Kita harus menyerang balik!” Olla menerjang ke depan, menciptakan pilar-pilar es untuk menahan laju Nuckle. Tapi makhluk itu hanya tertawa, menghancurkan pilar es dengan mudahnya.
“Apakah ini kekuatan manusia?” ejek Nuckle. “Lemah.”
Angie melangkah maju, senyumnya penuh kepuasan. “Kalian tidak berubah, selalu terburu-buru.” Matanya berkilat tajam, dan Freya merasakan tubuhnya kaku seketika. Immobilize!
“Awas! Jangan tatap matanya!” teriak Zee, terlambat. Tubuh Freya membeku, tidak bisa bergerak barang sedikit pun.
Angie menyeringai. “Sudah terlambat.” Dia mengangkat tangannya, menciptakan bilah udara tajam yang melesat cepat ke arah Freya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight Wonder
ActionMendapat sebuah keajaiban secara tak terduga, Freya harus memulai kisah barunya di kehidupan barunya yang penuh rintangan dan tantangan. Dengan keajaiban berupa kekuatan yang dirinya dapatkan, jalan hidup dari seorang Freya kini berubah dari yang aw...