🌳19: Kalakay Murag

26 7 0
                                    

|✧*。☆゚happy reading.*・。⊰⊹ฺ|








Dan karena celetukan si Pari kemaren malem, Shiloh jadi di sewa dua kakak kembarnya buat jadi detektif swasta. Tugas pertamanya yaitu selidiki hubungan antara Ocean dan Hadi. Laporkan segala pergerakan mencurigakan yang menarik.

Karena nggak mau repot sendiri, akhirnya dia tarik si biang keroknya; Parinatha. Mau nggak mau Pari harus ikut kerja sama, gak ada gajinya buat dia sih, tapi paksaan Shiloh itu susah di tolaknya.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang hari, cuaca yang agak panas buat mereka berdua melipir dulu ke balik pager rumah Tante Elwen neduh di bawah pohon rambutan. Matanya nggak lepas dari dua manusia yang lagi ngobrol ringan di teras rumah.

"Tapi, kalo aku liat mereka tuh cocok tauu... Kayak teh Bunga sama si Abang gituu. Gak ada hubungan tapi lengket kayak orang pacaran."

"Lu kalo ngomong kenapa buat orang mikir terus yaa??? Nyusahin jatohnya! Nyusahin otak gue, nyusahin diri gue juga!!" Shiloh toyor kepala Pari dan buat si gadis mengaduh, tapi mulutnya langsung di bekap supaya persembunyian mereka nggak terbongkar. Padahal mah ya mereka ngobrol aja volumenya gak kecil.

"Eza, Pari, kalian ngapai  di situ?"

ASTAGA A IYON!!!! Si Shiloh mengumpat dalam hati. Ngapain itu anaknya yang punya pager rumah pake keluar, buat acara mereka sembunyi gagal.

Perlahan mereka berdiri, Shiloh nyengir sambil cari alesan, di sampingnya Si Pari malah senyum cantik tebar pesona ke Orion. Pari tuh sesuka itu sama Orion, amat sangat tipenya dia!

"Ini kita tuh lagi menyelidiki; mengamati dan menganalisis rambutan mana yang sudah matang, siap petik dan siap makan." Cara teraman karena kebetulan mereka di bawah pohon rambutan. Orion juga kayaknya udah tau kalo Shiloh jadi buruh tetap panen rambutan ibunya, soalnya si cowok cuman ngangguk-ngangguk.

"Ada yang matengnya?"

"Ada, tuh banyak" Shiloh tunjuk banyak rambutan merah di atas sana.

"Aku mau dong."

"Ya ambil sana, orang pohonnya punya bunda lu!"

Bukannya maju buat jalan ke pohon, si cowok yang dipanggil Iyon itu malah ketawa kecil. "Boleh minta tolong gak?"

"Eumm..  Dua puluh ribu?"

"Deal!"

"Apa?"

"Petikin rambutannya, gue mau tapi gak bisa manjatnya."

"WHAT?!!!"

Shiloh kaget. Dia baru tau kalo ternyata ada cowok yang nggak bisa manjat pohon. Seumur dia hidup, yang manjat pohon ambilin buat mangga depan rumahnya tuh cowok, ya meski kadang anak ceweknya bunda tuh bebal suka nangkring atas pohon juga. Tapi hampir semua cowok yang dia kenal bisa manjat pohon.

Dia nimbang-nimbang buat ambil tawarannya Orion. Pertama, kalo di ambil dia dapet dua puluh ribu plus rambutan. Tapi kalo nggak ya bye-bye semua.

Hmmmm....

Shiloh noleh ke belakang, "KAK HADI SINI BENTAR DEH!!!" Dia lambai-lambai ke Hadi buat samperin dia ke rumahnya Tante Elwen. Dengan begitu menurutnya, Hadi datang di ekori Ocean di belakang.

Ocean sendiri ikut karena takut Hadi jadi sasaran jahilnya Shiloh. Inget, si bungsu ini gak pandang bulu kalo mau jahil. Siapa aja kena sikat. Ya kecuali ayah bunda dan kakek nenek.

"Bisa manjat kan ya? Masa Kalimantan banyak pohon, orangnya gak bisa manjat. Hehee, ambilin rambutannya dong kak." Matanya kedip-kedip manja, mencontoh dari anak kucing minta dipungut.

"Bisa kok."

"Jangan, Di. Dia juga bisa manjat sendiri."

"Gapapa, Ce. Kamu mau juga kan rembutannya?"

"Nah good, gue restuin lo sama teh Ce!"

"Eza???"

"Hehehee, teh Ce diem aja ngadem sama aku, sama Pari. Biarin Kak Hadinya manjat dengan tenang."

Dan setelah lima belas menit di atas pohon, Hadi turun bawa cukup banyak rambutan mateng. Kalo di kilo mungkin bisa sampai lima kiloan. Shiloh tadinya mua suruh Hadi lagi buat manjat pohon jambunya teh Bunga, dia berencana mau pesta buah di teras tante Elwen bareng anaknya.

Tapiiiiii.... Ocean melarang, dan kebetulan sekali Ayahnya Pari pulang dan bawa buah apel banyak. Dan karena nggak mau Shiloh repotkan Hadi lagi, Ocean ambil buah mangga di rumah hasil si abang pamen tadi pagi sebelum ke kampus, sekalian ajak dua saudarinya buat ikutan.

"Za, hasilnya kirim email." Itu kata Anetha yang baru aja duduk di samping Pari. Dia langsung aja nyomot mangga yang baru di kupas Ocean.

"Gak ada hasil, apa yang mau kirim email?"

"Lah gimana sih?"

"Gue udah merestui, sebab doi bisa manjat pohon, gak kayak si A Iyon!!! COWOK APAAN LU GAK BISA MANJAT??!!" Shiloh todongkan gagang rambutan ke Orion.

"Manusi boleh nggak bisa, kalo monyet baru aneh kalo gak bisa manjat." Itu pembelaan Orion. "Udah cukuo gue berteman sama monyet, guenya jangan ikutan jadi monyet."

Shiloh tertarik sama buah dan binatang, jadi dia tanya, "monyet beneran? Dimana? Di kasih nama siapa?"

"Iya beneran, di Bandung juga sih dia, namanya Wanda." Orion sendiri udah pengen ketawa jawab begitu, tambah ngakak liat ekspresi Shiloh yang serius gitu.

"Wanda? Kayak nama manusia deh, kayak tau juga orang yang namanya Wanda."

"Wanda Vission?" Itu Pari, yang ada di otak dia begitu Orion kasih tau nama monyetnya dia langsung ke inget penyihir cantik di film Marvel.

"Bukan, ini Wandanya cowok."

"Keluarganya tetangga kakek di garut, dia juga di bandung kan?"

"Iyaaa, A Wanda yang kakaknya Neng Rai itu kan??"

"Hooh, kok gue ingetnya dia ya?? Dia juga gak bisa diem kayak monyet, mana nangkring mulu bareng gue di pohon jambu air lagi." Shiloh punya temen di Garut sana. Kalo lebaran kan dia sekeluarga suka ke Garut nih, nah tetangga di sana punya cucu sulung yang jadi bestie dia nangkrinh di pohon.

"Wanda Giandra?"

"Gak tau sih, gak cukup penting juga tau nama dia."

Orion bakal ketawa paling depan kalo sampe wanda itu adalah orang yang sama.

"Okay stop soal Wanda. Za!!!!! Lo kan udah janji, kita juga udah tanda tangan kontrak!!! Dan yang paling pending gue udah bayar eluuuuu!!!" Anetha jelas gak rela kalo uang dua ratus ribu yang dia keluarkan untuk bayar Shiloh jadi sia-sia.

"Ya gimana ya mbak, orang udah terpampang nyata begini," Shiloh bingkai wajah Hadi yang kebetulan duduk di sebelahnya. "Mukanya, ya ganteng lah ya segini mah. Ganteng banget kok! Baik, jelas baik. Ramah, someah. Kurang apalagi???? Dan jelas beda sama yang kemarin. Iya kan kak? Lo beda kan kak??"

Hadi mau tanya sebenernya ada apa ini, kenapa dia di bawa-bawa begini. Tapi mulutnya gak bisa kebuka karenya Shiloh terlalu keras tekan pipi dia. Jatohnya jadi kayak ikan koi dia!

"Aduh itu tupai kegencet jerapah, apa gak mati?"

"Nggak, jerapah ini masih anakan, belum dewasa. Tupainya juga segede badak."

Shiloh timpali pula ocehannya si Pari.

"Apa mbak tida akan merestui manusia kelebihan effort ini?"






|✧*。☆゚tbc.*・。⊰⊹ฺ|


Aku ada buat cerita baru,
Siap tau tertarik
Silahkan mampir!!


20250217.21:30

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Khaiel: Little Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang