18 - Photocard Teteh

265 45 8
                                    

Aku lagi berusaha update secepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lagi berusaha update secepatnya.
Doakan aku istoqomah ya 😂



***


Yazan termenung dalam kelasnya. Kepalanya bertumpu di kedua tangannya yang terlipat di atas meja, membuat pipi gembulnya sedikit mencuat. Tatapannya kosong, sesekali ia menghela napas pelan, seolah sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat bagi bocah seumurannya.

Lalu teman-temannya melihat ada hal yang tidak beres pada Yazan. Tidak seperti biasanya yang selalu mengoceh ketika ingin tahu. Mungkin saat ini Yazan benar-benar dalam masa krisisnya.

Injun mendekat, dia duduk disamping Yazan, melakukan hal yang sama, menyenderkan kepalanya diatas tumpuan tangannya yang terlipat diatas meja. Sambil melihat Yazan, dia mengerjap dua kali.

Injun tidak bersuara, dia hanya mengikuti Yazan dengan tatapan kosongnya. Sampai Nono datang menghampiri meja bundar mereka, dia melipat kedua tangannya diatas meja setelah menarik kursinya untuk duduk dihadapan kedua anak itu.

"Njan kulang uang melah, kah?"

Yazan mengangguk dalam lamunannya. Teman-teman yang lain perlahan menghampiri. Mereka saling bertatapan. Yazan sungguh mengerikan kalau lagi diam begini.

"Njan, sepertinya kamu memang nggak cocok jadi orang kaya." Ale menyahut. Dia sanksi melihat Yazan seperti itu. Pikirnya, Yazan sedang bangkrut.

"Motor abang rucat." Anak itu mendesah

"Rucat?"

Injun mengangkat kepalanya, dia menatap teman-temannya dan menggeleng. Kata sederhana saja mereka tidak paham.

"Motoy abang Njan yusak."

"Ooo..." Semuanya mengangguk.

"Njan haruth ganti rugi." Anak itu kembali mendesah. Lalu dia merogoh saku celananya dan memamerkan uangnya yang hanya punya dua puluh ribu itu. "Tapi uang njan ndak cuhup."

Nono menyipitkan matanya. "Kamu sudah bayal hutang negala kah?"

Yazan menggeleng. Sedangkan semuanya menatap Nono bingung.

"Hutang negara itu apa?"

Anak rambut pink itu kembali menggeleng. "Kita semua ini punya hutang negala yang belum lunas." Nono bersedekap dada.

"Kenapa kita hayus bayar hutang negaya?" Injun menggaruk keningnya bingung. Seingatnya, Mas Reghan tidak pernah membahasa hal itu.

"Kalena kita semua punya hutang sama negala!"

Dia melemparkan beberapa uang merah ke udara, berserakan dimana-mana, sampai teman-teman dalam kelas melihat uang merah itu berterbangan. Lalu satu lembar itu mendarat dekat kaki Gigi, anak itu hampir mengambilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia YazanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang