Dua

28K 1.4K 31
                                    

Hujan
Bisakah kau membantuku
Menghapus kenangan dahulu ku dengannya
Menghapus luka yang mengering meninggalkan bekas dihati ini

Hujan
Bisakah hidupku sepertimu
Akan ada pelangi yang indah setelah hujan badai yang kau perbuat
Akan ada tanaman yang subur setelah kau membasahi bumi ini

Bantu aku hujan ajarkan aku
Walaupun kau tak bisa membantuku menghapus kenangan dan luka ini
Tapi aku yakin
Darimu aku belajar hidupku bisa sepertimu
Akan ada kebahagiaan setelah kepedihan ini
-Yuna Resya Tirka

Aku memperhatikan tiap tetes hujan dari balik jendela cafe yang sedangku tempati saat ini. Tiba-tiba aku terpaku kepada sesosok laki laki yang memberikan payungnya ke pada anak laki-laki yang berlari kecil di tengah hujan dan berjalan menuju tempat untuk berteduh, anak itu menenteng sebuah plastik berlabelkan sebuah nama apotek di tangannya. Setelah memberikan payung itu, lelaki itu berlari kecil menuju cafe yangku tempati saat ini, ia melewati derasnya hujan tanpa ragu sedikit pun.

Kling Kling Kling

Bunyi lonceng cafe yang menandakan pengunjung datang membuatku langsung menoleh kearah pintu masuk. Dan disana ... laki laki yang aku lihat di balik jendela tadi, berdiri dengan rambut dan baju yang basah karna hujan deras yang dilewatinya.

Namun yang membuatku kaget saat memperhatikan laki laki itu, ia secara tiba-tiba menoleh ke arahku yang masih menatap dirinya tanpa ingin mengalihkan. Kami pun saling beradu pandang untuk beberapa saat.

Satu hal yang membuatku sampai saat ini masih menatapnya, karna aku ... paling tak suka ditatap. Itu sebabnya aku balik natap dia tanpa takut. Sampai kapan pun, aku tak akan mau mengalihkan pandanganku lebih dulu! Kecuali ... lawanku yang mengalihkan pandangannya terlebih dahulu.

Satu menit berlalu, laki-laki itu pun akhirnya menyerah dan mengalihkan pandanganya lebih dulu. Dia berjalan menuju kasir dan memesan minuman setelah itu ia menghampiri tempat dudukku.

Kenapa aku tau? Karna aku masih menatapnya sampai saat ini.

"Permisi ...." Ucapnya dengan berdiri dihadapanku.

Aku menengadahkan kepala agar bisa menatap dirinya yang lebih tinggi dariku.

"Yaa?" Jawabku dengan memasang wajah datar.

Pasti, ni orang mau ngajak kenalan.

"Ini tempat favorite gue. Boleh gue duduk disini?"

Kirain mau ngajak kenalan, huh ... Ternyata karna tempat favorite-nya diambil. Duh ... GR banget dah lu Yun ... Yun.

"Owh ... sorry gue gak tau. Ya, silahkan." Bodohnya, kenapa aku minta maaf? Dan ini kenapa lagi aku diem aja? Seharusnyakan aku marah-marah karna diganggu dia. Padahalkan aku mau menikmati kesendirian ini.

Zebel!

Apa karna dia ganteng ya?

Bukan ... bukan karna kegantengannya yang buat aku iyain permintaan dia. Tapi mungkin ... rasa kagumku padanya setelah melihat kebaikannya yang tulus, yang membuatku terlena sekejap.

Satu kata buat dia Perfect man!

"Ehm ... nama lo siapa?" Tanyanya memecahkan keheningan diantara kami.

Aku menyodorkan tanganku ke arahnya. "Kenalin nama gue Yuna Resya Tirka, nama lo?" Dia pun langsung menyambutnya dengan hangat.

"Gue Dirga Restio." Jawabnya sambil menyunggingkan senyum kearahku.

Mak ... mak ... mak ....

Manis!

Legit, kek martabak kacang susu keju.

I Don't Care About Love [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang