Jaim?

80 4 5
                                    

Keesokan harinya....

"Jum'at ini akan bapak adakan test berkelompok. 9 peserta ini, akan bapak bagi menjadi 3 kelompok."

Apa aku bakal bareng ya sama Ghavin? Nggak, itu nggak bakal terjadi. Nilaiku jauh dari dia. Pasti pembagian kelompok diurutkan mulai dari nilai tertinggi sampai terendah.

"Kelompok pertama ada Ghavin, Helen, dan Muti. Kelompok kedua ada Nurul, Dina, dan Rudi. Kelompok terakhir ada Ditra, Corry, dan Dini. Hari ini kalian mengerjakan soal dengan kelompoknya masing-masing. Bapak akan melihat kemampuan kebersamaan kalian dalam mengerjakan soal. Karena nanti disaat cerdas cermat akan dibutuhkan juga kekompakan dalam team. Silakan masing-masing kelompok memilih tempat yang nyaman. Dan ini soalnya. Bapak beri waktu 2 jam."

Kelompokku harus bisa menjadi yang terbaik. Ya! Harus! Lebih dari kelompok Ghavin!

2 jam kemudian....

"Fiuh." Ditra, Corry, dan Dini melegakan diri mereka masing-masing.

"Sudah selesai kalian?"

"Iya, Pak." Jawab mereka serempak.

"Bagus. Kelompok lain? Ghavin? Nurul? Bagaimana?"

"2 soal lagi, Pak." Ujar Ghavin.

"Kelompok saya 4 soal lagi, Pak." Ujar Nurul.

"Ayo, cepat ya. Waktunya sudah habis."

Tak lama kemudian dua kelompok itu pun merampungkan pekerjaannya.

"Baik, Pak." Jawab kesembilan peserta itu dengan kompak.

"Besok hari Senin, hanya akan ada 5 orang."

"HAH?!" Semua tercengang.

"Jadi, maksud bapak ada 4 orang yang bakal gugur?" tanya Dini.

"Iya. Dan 5 orang inilah yang akan mengikuti lomba. 3 orrang sebagai tim inti dan 2 orangnya lagi sebagai cadangan. Dan nanti akan bapak beritahu siapa saja yang akan terpilih. Bapak akan memberitahu melalui SMS ke Ghavin. Jadi, bapak minta agar kalian memberi nomor hp ke Ghavin agar Ghavin menghubungi kalian yang akan terpilih. Dan ini merupakan seleksi terakhir. Untuk yang terpilih nanti, datang lagi pada hari Kamis dan jamnya akan bapak beritahu sekalian dengan pengumuman nama-nama yang terpilih. Dan Ghavin yang akan menyebarkan ke kalian yang akan terpilih. Jadi bagi yang nanti tidak terpilih, tetap bapak ucapkan terima kasih atas perjuangannya. Kalian sudah menjadi yang terbaik, namun diantara yang terbaik memang ada yang lebih baik lagi. Cukup sampai di sini dulu ya. Kalian masih semangatkan?"

"Semangat, Pak." Kembali jawaban kompak dari mereka. Namun tiba-tiba disusul dengan teriakan seruan yang berbeda.

"SEMANGAT 45!!!!" Ditra mengepalkan tangan kanan dan mengangkatnya sambil berseru.

Semua menoleh ke arah gadis itu. Bagaimana tidak? Suaranya yang cempreng itu mampu mengambil kefokusan orang-orang yang ada disekitarnya. Ia benar-benar mampu menarik suasana, oh bukan, tapi menarik perhatian.

"Ih, Ditra, ih-_-" Ujar Helen dengan tampang bete.

"Hadeuh..." Keluh Nurul.

"Teman siapa sih ini?" Dilanjut oleh Muti.

"Ehehehe." Ditra menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Semua pun tertawa karena tingkah kekanak-kanakan Ditra.

Malam harinya....

"Aku harus SMS Ghavin. Kalo nggak nanti dia lupa."

Ghavin, kalo lu dapet pengumuman KIR dari Pak Endro bagaimana pun isinya, kasih tau gua ya! Kabarin gua! JANGAN LUPA! -Ditra-

TRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang