One day can change everything.
~RAKA POV~
Aku mencoba membuka mataku saat matahari memaksa masuk tapi yang ada kepalaku sangat pusing hingga mau pecah jika membuka mata. Aku menutup seluruh wajahku dengan selimut tebal hangat untuk menghindari matahari pagi. Apa? Selimut? Bukannya aku mabuk di klub malam, ya? Aku ada dimana dong sekarang?
Reflek aku terduduk dan melihat ruangan disekelilingku yang ternyata dipenuhi barang-barang imut berwarna merah muda. Ini pasti kamar cewek. Tidak salah lagi.
Aku baru akan mencari tahu siapa pemilik kamar ini tetapi seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan yang kutebak adalah kamar mandi. Perempuan itu tersenyum saat melihat wajah penuh tanyaku.
" Udah bangun ya? Aku yang membawamu kesini karna kamu benar-benar mabuk tadi malam. Tak ada yang mau membawamu yaudah aku aja yang bawa. Tenang saja, aku tidak merebut keperjakaanmu kok," perempuan terkekeh dan mengambil dua buah kaleng jus dari kulkas mini. Aku mengangkap dengan sigap sebuah kaleng yang ia lemparkan kepadaku.
"Harusnya gue yang nanya, lo gak gue apa-apain, kan?" tanyaku sambil menaruh kaleng itu diatas meja nakas disampingku. Tak ada niat meminumnya.
"Kalaupun iya, kamu pasti bakal habis duluan. Gini-gini aku pemegang sabuk hitam loh," gadis itu tersenyum manis dan tertawa kecil. Aku meneguk liurku sendiri dengan susah payah membayangkan apa yang terjadi jika aku berbuat hal aneh padanya. Perempuan itu duduk disisi kosong tepi kasurnya dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kamu ingat aku gak?" tanya perempuan itu dengan pelan. Aku mengedipkan mataku dua kali dan mencoba mengingat perempuan didepanku, tapi hasilnya nihil. Ini bukan peremuan pertamaku dengannya, ya? Apa mukaku yang pasaran? Jangan-jangan aku mirip mantannya kali ya?
Perempuan itu sepertinya mengerti aku tidak mengingat apapun. Ia tersenyum tipis dan menatap kedalam mataku. Seketika tubuhku membeku. Ternyata aku memang pernah bertemu perempuan ini sekali dan tidak salah lagi...
"...Fujimoto Yumi?" dan perempuan itu mengangguk pelan. Aku mengepalkan tangan dan menatap perempuan didepanku dengan waspada.
"Long time no see, heh?" Yumi tertawa hambar dan memposisikan tubuhnya duduk bersila sambil memeluk sebuah bantal.
"Mau apa lo? Cukup adek sialan lo yang ngerusak hidup gue!" bentakku sambil mengubah posisi menghadapnya. Perempuan itu hanya menghela nafas dan melempar bantalnya asal dan lebih mendekatkan duduknya denganku. Kini kami saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat.
"Reika-chan memang menjungkir balik dan merusak rencana hidupmu yang indah. Oh, mungkin rencana hidup indah kalian semua. Aku minta maaf atas nama Fujimoto," Yumi menunduk sedikit yang membuatku menaikkan sebelah alis. Ia hanya mementingkan nama keluarganya bukan karna adiknya. Benar-benar tipikal keluarga Fujimoto.
"Bahkan jika Reika dilempar keneraka paling dalam sekalipun, Gue gak akan bisa memaafkan apa yang ia perbuat terhadap Karma. Biar bagaimanapun itu!" tegasku dengan dingin dan membuat Yumi mendongakkan kepala kembali sambil tersenyum tipis.
"Beruntung sekali ya kita bisa bertemu seperti ini. Jika boleh tahu, kenapa kamu bisa sampai mabuk seperti itu?" aku menatap tidak suka kearah Yumi lalu tersenyum sinis dengan pengalihan topik yang ia lakukan. Aku menangkup kasar dagunya dengan satu tanganku hingga wajahnya sejejer wajahku.
"Jika boleh tahu, kenapa kamu tidak urus saja kelakuan binatang lo dan adek lo itu?" aku mendorong kasar wajah itu kesamping dan tawa mengejek memenuhi ruangan. Yumi menatapku dengan tatapan dingin. "Tak jarang para binatang membunuh manusia loh," ucapnya dengan senyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glitter Days
General Fiction[15+] Aku langsung saja ya? Aku tidak akan membagi cerita dengan akhir yang mempermainkan kalian semua. Malahan, aku akan membocorkan akhir cerita itu kepada kalian semua; ini bukanlah cerita dengan akhir yang bahagia. Aku tidak akan memaksa kalian...