Are you going to say goodbye? I really don't want to hear it.
"Perbannya akan saya buka, Saudara Serenade harap rileks dan tutup matanya sebentar," ucap seorang dokter yang dibalas anggukan singkat dari Sei. Sudah 2 minggu berlalu dan Sei sudah tidak sabar untuk dapat melihat kembali melihat wajah-wajah yang ia rindukan, terutama wajah datar Karma.
"Buka matanya perlahan saja, dirasakan dulu sakit tidaknya," Sei mengangguk sekali mendengar intuksi dokter tadi dan merasa-rasakan kelopak matanya. Secara perlahan, Sei mulai membuka kedua matanya. Kepala Sei terasa sedikit pusing dan pandangannya masih mengabur. Sei merasakan beberapa orang mulai mengerubungi tepi kasur yang saat ini ia duduki, dan seseorang membantunya memundurkan posisi duudknya agar bisa bersenderan.
"Gimana perasaanmu, Sei?" yang ditanya menoleh dan mendapati Mamanya memegangi sebelah lengan dan bahunya erat.
"Lebih baikkan," Sei tersenyum tipis dan memandangi satu-satu wajah yang ia kenali. Tak banyak yang berubah. Hanya saja Raka lebih pendiam dan tidak banyak bacot, padahal disampingnya ada Virgo dan Violet yang berduaan. Violet pun wajahnya terlihat sedikit murung dan matanya redup tak secerah biasanya.
"Karma mana?" tanya Sei saat menyadari jika ada satu wajah yang tak ia lihat sedari tadi. Kepala Sei menengok kesana-kemari untuk mencari keberadaan gadis datar itu. "Aku tanya, dimana Karma?" Sei mengulang kembali pertanyaannya dengan sedikit ditekan karna merasa diabaikan.
Bukannya mendapat jawaban, semua orang hanya membuang wajah dan dokter yang mengerti situasi pamit undur diri walau tidak ada yang menghiraukan. Sebelum Sei mengeluarkan suara lagi, Violet berjalan mendekat dengan sebuah laptop yang telah disambungkan dengan sebuah handycam dan headphone. Violet menaruh benda itu didepan Sei dan membuka folder berisi sebuah Video.
"Apa ini, Vio?" Violet tidak menjawab pertanyaan Sei. Perempuan itu hanya mengalungkan headphone keleher Sei. "Vio?!" telunjuk lentik Violet menyentuh bibir Sei, menyuruh lelaki itu untuk diam dan tidak banyak bertanya lagi.
"Kamu tonton saja videonya dan jangan banyak bertanya lagi. Kamu akan segera tahu nanti," bisik Violet dengan suara agak serak. Tanpa banyak bicara lagi, Violet bersama ketiga orang lainnya yang tak lain adalah Raka, Virgo dan Tante Sarah sedikit menjauh dengan duduk di sofa yang tersedia diruangan itu.
Dengan penuh rasa penasaran dan bingung, Sei memasang headphonenya dengan benar ditelinga dan menekan tombol 'play' di video tersebut. Sei sedikit terbelalak ketika mengetahui video itu adalah rekaman yang menampilkan Karma sedang duduk didepan kamera. 'Apa maksudnya ini?' Pikiran Sei penuh akan pertanyaan tersebut.
●●●
"Sudah mulai, ya? Halooo~" Sei tertawa kecil saat menit pertama wajah datar Karma menyapa. Sedari tadi gadis itu sibuk mengetes kondisi alat perekamnya. Sapaan cerianya pun terdengar sangat datar tak bernada. Sei jadi semakin ingin menemui Karma sekarang.
"Hmmm, aku bingung mau memulai dari mana. Aku hanya ingin ngucapin terima kasih," Sei memperbaiki posisi duduknya dan menatap bingung layar didepannya. Entah apa itu, ia merasakan hal selanjutnya bukanlah hal yang baik.
"Terima kasih untuk Serenade, aku belajar banyak dari kamu diwaktu yang cukup singkat ini. Untuk pertama kalinya, aku mengerti perasaan senang sehingga rasanya perutku akan meledak karna kupu-kupu yang mendesak keluar. Untuk pertama kalinya, aku tahu bagaimana rasa yang sangat nyaman dan aman saat menangis didalam pelukan hangat seseorang. Untuk pertama kalinya, aku tahu bagaimana mengerikannya perasaan takut akan kehilangan, dan kali ini kurasakan perasaan sesak dan beratnya mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang untuk pertama kalinya juga..." Karma tertawa kecil dan air mata mengalir deras dikedua pipinya. Tubuh Sei membeku mendengar ucapannya dan Sei berani bersumpah saat ini perasaannya semakin tidak enak. Ia ingin sekali menghentikan video itu, tetapi rasa penasaran lebih mendominasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glitter Days
General Fiction[15+] Aku langsung saja ya? Aku tidak akan membagi cerita dengan akhir yang mempermainkan kalian semua. Malahan, aku akan membocorkan akhir cerita itu kepada kalian semua; ini bukanlah cerita dengan akhir yang bahagia. Aku tidak akan memaksa kalian...