Because your eyes are always honest.
'Kriinggg... kriiinggg....'
Karma menatapku datar saat aku membunyikan semacam bel disepeda yang kunaiki. Sepeda ini sengaja kusewa untuk hari ini ditempat penyewaan sekitar tempat ini.
Setelah menempuh perjalanan 30 menit, aku dan Karma sampai disebuah kebun binatang. Selain itu, disini juga memiliki pemandangan yang indah karna berada disekitar perbukitan.
"Ayo naik," ucapku sambil membunyikan bel sepeda lagi dan melirik belakang sepedaku. Sepeda ini tidak memiliki kursi penumpang, melainkan pijakan untuk berdiri saja.
"Aku jalan kaki saja," ucap Karma yang berjalan menjauhiku. Aku mengayuh sepedaku dan berhenti tepat didepannya.
"Kalo kamu mau ikut, aku bakal belikan komik Yaoi," bujukku dengan nada ragu. Karma menyipitkan matanya, "Pelukan dengan Raka didepanku. Ya atau tidak?" aku mengedipkan mata dua kali dan meringis pelan, "Jangan ngayal yang aneh-aneh tapi ya?"
Karma hanya menaiki pijakan kaki sepeda berwarna kuning cerah ini dan berpegangan dibahuku, "Aku tidak janji dan cepatlah jalan," Karma menepuk bahuku dua kali. Aku mengangguk sambil tersenyum tipis, "Siap-siap ya..." dan aku melajukan sepeda ini dengan kencang.
●●●
Jauh dari harapan. Itu yang sekarang terjadi. Kukira dengan begini Karma akan tertawa senang atau menjerit saat menuruni sebuah tanjakan dengan kencang. Tapi yang ada hanya keheningan. Bahkan ketika aku melirik kebelakang, yang kulihat Karma hanya memasang wajah datar sambil menutup matanya merasakan angin berhembus dan memainkan rambutnya yang tergerai bebas. Aku hampir kehilangan keseimbanganku saat itu karna salah fokus ke Karma.
Bahkan saat melihat beberapa hewan, gadis itu hanya menatap datar. Belum lagi saat ia hanya melirik malas monyet yang menarik-narik rambutnya. Padahal saat itu para pengunjung sibuk menyelamatkannya. Jangan lupakan saat ia menatap tajam seekor harimau yang sedang menatapnya. Aku hampir menjitaknya saat ia membalas auman sang harimau tersebut. Tapi, gadis itu terlihat sangat lucu saat memberi makan kumpulan burung-burung kecil. Walaupun masih dengan wajah datar, tapi matanya terlihat senang. Aku bahkan mengabadikan momen itu lewat kamera smartphoneku secara diam-diam.
Saat ini, aku dan Karma sedang duduk disebuah kursi taman yang tersedia sambil meminum jus kaleng rasa buah jeruk. Aku memperhatikan Karma yang kini sedang menerawang jauh kedepan dan memegang erat kaleng minumannya.
"Kalo udah selesai, ayo kita jalan lagi!" ajakku sambil melempar kaleng minumanku ketempat sampah terdekat dan masuk dengan sempurna. Aku menyeringai kearah Karma.
"Oke," seperti tak mau kalah Karma ikut melemparkan kalengnya ketempat sampah yang sama dan masuk dengan mulus juga. Gadis itu bahkan menyibakkan rambutnya pelan dan melewatiku dengan aura pamer yang kentara. Aku tertawa kecil dan menyusulnya yang sudah berdiri disamping sepeda.
"Kemana lagi habis ini?" ucap Karma yang kini sudah siap dibelakang. Aku memegang stang sepeda dengan sedikit erat dan tersenyum senang, "Kamu akan tahu kok."
"Ga usah sok rahasia, bisa?" aku menoleh kebelakang dan tersenyum lebar, "Ga rahasia kok. Waktunya belum tepat aja ini dan kita akan pergi kesuatu tempat lagi," ucapku yang dibalas dorongan pelan tangan Karma dikepalaku supaya aku menghadap kearah depan lagi.
"Terserah dan cepat kayuh sepeda ini!" perintah Karma datar dan aku mengayuh sepeda kuning ini dengan cukup kencang.
Aku tidak mengetahui saat aku asik mengayuh sepeda dan merasakan hembusan angin sore. Dibelakang, Karma menengadahkan kepala dan tersenyum tipis. Sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glitter Days
Fiction générale[15+] Aku langsung saja ya? Aku tidak akan membagi cerita dengan akhir yang mempermainkan kalian semua. Malahan, aku akan membocorkan akhir cerita itu kepada kalian semua; ini bukanlah cerita dengan akhir yang bahagia. Aku tidak akan memaksa kalian...