XI : "Dia berhak tau.."

1.8K 62 0
                                    

Shela memelototiku penuh amarah--mencoba mengintimidasi. Sedangkan aku, duduk diam. Menatapnya penuh tanda tanya.

"Anne," Shela mulai bicara. Dapat kulihat ia sedang menahan amarahnya sekarang ini. Tapi, mengapa? "Kemarin jimmy menelponku."

"Dan?"

"Dia bertanya tentang Tedy padaku." Sarah melotot tak percaya saat mengatakannya. Well, aku belum menceritakan kejadian di taman bunga itu kepada Shella. Tapi, kenapa Jimmy tidak bertanya padaku?  Aku membatin. Sedikit perasaan tidak enak terselip di dalamnya karena mengingat pembicaraanku dengan Tedy semal....

"An, say something!" pekik Shela.

"A-Apa....yang kau katakan padanya?" Aku menatap gelas sebentar sebelum menatap Shela--mengumpulkan sedikit keberanian yang aku punya. Aku tahu Shela akan menghakimiku untuk ini.

"Apa itu penting sekarang? An, jangan buat ini menjadi luka juga untuk orang lain."

"Apa-  Mengapa ini menjadi luka untuk orang lain?"

"Jimmy tahu ada sesuatu tentangmu dan Tedy. Sudah ku katakan berulang kali tetapkan hatimu sebelum..."

"Shel! Aku mencoba. Aku menerima Jimmy karena aku benar-benar mencoba. Kau tahu ini tidak mudah untukku. Kau sendiri melihat bagaimana aku melalui tahun-tahun kemarin. LaluTedy tiba-tiba datang entah dari mana dan kalian memaksaku keluar dari dunia yang sudah membelenggu kakiku tanpa berpikir bagaimana rantai belenggu itu justru melukai kakiku karena ..karena.." aku tercekat. Tangis sudah naik sampai di kerongkonganku. Aku tahu jika di teruskan, air mata tak akan tertahan lagi.

Shela mendesah. "Aku tahu. Maafkan aku.." Shela menyentuh bahuku--Menenangkan, meminta maaf. "Aku hanya..." Ia berhenti. "Jimmy menelpon kemarin dan tiba-tiba bertanya siapa Tedy untukmu. Membuatku merasa bersalah saat harus menjawabnya."

"Apa?"

                                            **** Malam sebelumnya ****

Shela tercengang dengan wajah syok yang nyata. Matanya yang sedari tadi mengantuk kini terbuka lebar karena pertanyaan Jimmy yang tak pernah ia duga.

"T-Tedy.. Mereka tem..""

"Jangan mengatakan mereka hanya teman, shela. Aku tidak bodoh." sela Jimmy. "Aku tahu ada sesuatu yang lebih daripada itu. Aku ingin kau mengatakan semuanya padaku." Jimmy berkata tegas.

"Apa maksudmu 'lebih' ?"

"Aku melihatnya.. ekspresi wajah Anne saat mereka bersama. Seperti.. Entahlah. bahagia dan sedih disaat yang sama. Wajahnya merona setiap mata mereka bertemu, Juga cara Anne menatap Tedy, seperti memuja. Dan aku bersumpah melihat air mata di matanya tadi." Jimmy berhenti sebentar dan meneruskan, "siapa si Tedy sialan ini untuk Anne, shela?"

Dia Hujan dan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang