XVI : Memiliki dan Dimiliki Part I

1.6K 66 2
                                    

Note :

May 2012
Hal tersulit dalam situasi ini adalah, bukan karena aku yang cemburu mengetahui dia bersama yang lain. Tapi adalah bahwa aku berharap dan mungkin sedikit menginginkan masa dimana dia disisiku. Bukan sebagai orang yang ku akui ku cintai, tetapi mungkin hanya sebagai orang yang kusayangi.

Setahun berlalu sejak kejadian di hotel Diamond. Aku kembali sehat setelah seminggu terbaring di rumah sakit waktu itu. Jimmy kembali menjadi Jimmy meski tak benar-benar persis seperti Jimmy yang ku kenal. Tapi aku berubah menjadi gadis yang Jimmy inginkan. Menjadi dua pribadi yang berbeda: Anne-nya Jimmy dan Anne. Seperti itulah aku hidup setahun terakhir ini. Jimmy menyukainya, Jimmy lebih bahagia, itu yang penting. Selama dia tidak meminta hatiku, akan aku lakukan apapun untuknya. Aku mengatakan itu dengan jelas kepadanya saat ia menjemputku di hotel malam itu. Malam terburuk yang ku alami. Dan jimmy datang keesokan harinya seperti kemarin tak pernah terjadi. Jadi kupikir Jimmy ingin memulainya dari awal lagi bersamaku. Begitulah bagaimana aku menjadi seperti hari ini.

Sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di bagian HRD. menjadi Anne yang sibuk untuk 5 hari dalam satu minggu, lalu menjadi Anne-nya Jimmy untuk weekend days. Shela entah bagaimana pindah ke kota ayahnya dan bekerja disana sejak sebulan setelah aku keluar dari rumah sakit. Icha juga pindah dua bulan setelahnya. Beruntung, Key magang di kantorku setelah kelulusannya. Aku tidak tahu ia sejenius itu hingga bisa lulus sebelum waktunya. Tapi dunia menjadi tidak terlalu asing karenanya. Keceriaan bocah itu terus menulariku hampir setiap hari. Seperti pelangi setelah hujan, begitu aku menggambarkan Key dihidupku.

Hari ini, Jimmy mengajakku makan siang bersama. Dihari kerja biasanya, aku akan pergi makan siang dengan Key. Tapi Jimmy memaksa untuk makan siang denganku khusus untuk hari ini. Karenanya, Key mengomel panjang lebar sejak setengah jam yang lalu. Dan sebagai pihak yang bersalah, aku harus mendengarkan omelannya dengan sabar. Dia duduk di atas meja kerjaku dengan kedua tangan terlipat di dada.

"....terus bagaimana denganku? Aku harus makan sendiri? Gara-gara terus terperangkap denganmu setiap hari, aku tidak punya teman lain disini."

"Mau bagaimana lagi, Key. Jimmy memaksa, dan aku sudah setuju dengan ajakannya."

"Kalau begitu ajak akuu..!"

"Aku tidak berpikir Jimmy akan menyukainya. Kau tahu...mungkin dia ingin membicarakan sesuatu denganku." Aku bicara dengan perasaan tidak enak. "Lagipula, memangnya kau tidak akan canggung nantinya?"

"Yasudah." Akhirnya Key setuju--meskipun wajahnya masih cemberut. "Tapi sepulang kerja nanti traktir aku makan malam sebagai gantinya. Setuju?"

"Setuju!" Dengan segera, aku mengambil tas diatas meja dan bangkit berdiri. "Aku pergi."

"Dia akan menjemputmu atau?" Seru Key saat aku beranjak pergi.

"Ya. Sebentar lagi pasti datang. Aku pergi."

Key mengungguk dan melambaikan tangannya padaku. Aku balas melambai. Ini konyol. Aku hanya akan pergi makan siang kan?

Mobil Jimmy tiba beberapa menit kemudian. Aku naik di kursi depan dan meletakkan tasku di kursi belakang. Setelah sabuk pengamanku terpasang, mobil mulai bergerak.

"Apa yang terjadi?"

"Apa maksudmu apa yang terjadi?"

"Mengapa kau tiba-tiba mengajakku makan siang?"

Jimmy melihatku tidak setuju. "Apa yang salah dengan itu?"

"Tak ada." Aku menimbang. "Hanya saja..tidak biasanya. kau tidak sibuk?"

Dia Hujan dan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang