1.Ulang Tahun Erin

2.7K 58 1
                                    


Suara berdering dari Handphone membuatku agak tersentak sedikit kaget dari lamunan, Dilayar yang berkedip kedip terpampang nama Astri, entah mengapa rasanya aku begitu malas untuk menerima telpon dari pacarku ini. Biasanya jam segini dia baru pulang dari kantor. Astri bekerja di kantor dinas pendidikan Provinsi.

Selama dua tahun berpacaran dengannya, perasaanku bukannya semakin dalam, setiap hari yang aku lalui selama bersamanya seakan semakin lama semakin hampa. Aku sendiri tidak mengerti. Bukan karena astri kurang perhatian atau terlalu cuek, justru sebaliknya, Astri cantik, anggun, pintar, dan sederetan kelebihan yang membuat dia sangat disukai oleh mamaku. Aku sendiri tidak mengerti entah kenapa setiap kami jalan berdua. Aku seringkali merasa seperti sedang melakukan suatu hal yang sangat berat dan sulit. Aku merasa begitu tertekan. Tetapi aku tidak pernah menunjukkan hal ini didepan Astri . Aku berusaha terlihat menikmati kebersamaan kami. Aku ikut tertawa mendengarkan cerita ceritanya.
Aku mengenal Astri awalnya ketika mamaku mengajak kerumah temannya untuk mengambil pesanan Kue Lapis Susu untuk arisan, sebuah rumah yang lumayan besar, mempunyai halaman yang luas

Sebenarnya aku rada rada malas juga waktu itu karena aku tahu kebiasaan mamaku kalau sudah bertemu dengan temannya pastilah bakalan lama, Dari yang semula hanya untuk mengambil jahitan, pesanan kue, atau pun Bed Cover di Laundry, ujung ujungnya jadi bergosip dengan teman temannya yang semua rata rata hobi ngerumpi. Dan kalau mama sudah ngerumpi, pastilah gak bakal berhenti sebelum aku tarik pulang. Tapi tumben kali ini mama bukan berurusan dengan tante gembrot dengan rambut disasak, tetapi seorang perempuan muda yang umurnya aku perkirakan beberapa tahun lebih muda dari aku. Gadis itu mempunyai senyum yang sangat manis dimana kedua lesung pipinya muncul tiap kali dia tertawa. Kulitnya kuning langsat dan rambutnya yang lurus sebahu sangat serasi dengan wajahnya yang berbentuk hati.

Rupanya dia bernama Astri anak bungsu tante Mul, teman arisan mama. Dari cerita tante Mul, anak perempuannya itu sangat pintar membuat kue. Dan menerima pesanan kue-kue kering maupun basah. Mama pun memesan lapis susu 3 kotak untuk arisan.

Pertemuan aku yang kedua dengan Astri hari itu juga. Sore dirumahku pada saat aku mau kerumah teman, mama menahanku dan katanya dia ada kejutan untuk aku. Aku yang merasa penasaran, menunggu kira kira apa yang bakal menjadi kejutannya. Jam 4 satu persatu teman mama datang. Ruang tamu rumahku segera saja berubah menjadi Mall. Kadang jadi Butik, kadang jadi pasar ikan, dan toko perhiasan.. Biasalah ibu-ibu kalau sudah ngumpul, bahasannya tidak jauh jauh dari saling pamer harta benda. Aku jadi senewen sendiri. Daripada otakku pusing mendengar suara tante Rita yang histeris seperti mak lampir. Dan suara tante Ellie yang dibuat buat sok merdu tapi lebih mirip dengan suara ayam kena sembelih. Aku menyingkir cepat cepat dari mereka. Ketika aku keluar dari ruang tamu. Didepan pagar kulihat tante Mul dan Astri turun dari mobil sedan Silver berjalan menuju teras rumahku. Ketika melihatku. Tante Mul tersenyum
"halo niko. Udah rame ya didalam, kamu makin ganteng aja deh!" katanya sambil menyalamiku, Aku merasa kuping ku menjadi agak hangat dan memerah. Apalagi ku lihat Astri senyum senyum mendengar kata kata ibunya.

Tante Mul dan Astri masuk kedalam langsung bergabung dengan mamaku dan teman temannya yang super heboh. Walaupun sudah pada umuran tapi kalau soal gaul tidak kalah dengan gadis-gadis.

Aku duduk di ayunan depan teras, Menunggu kejutan yang dijanjikan oleh mamaku. Dari pada bete mendingan aku sms Doni suruh dia kesini. anak satu itu paling doyan kalau diajak makan. kebetulan dirumahku lagi banyak makanan yang disiapkan mamaku dan tidak akan mungkin habis dimakan oleh semua teman-temanya yang rata rata diet dan aerobik, padahal sepertinya tidak membawa dampak apa apa sejauh yang aku lihat.

Handphone ku berbunyi ada balasan sms masuk dari doni. Dia tidak bisa datang karena sedang berada di tempat bibinya diluar kota. Dia minta tolong di sisain kue untuknya karena nanti dia pulang malam dan langsung singgah ke rumahku. Dasar anak satu ini tidak pernah mau rugi. Heran walaupun makannya sudah seperti badak tapi entah kenapa sepertinya tidak pernah menjadi lemak. Badannya tetap saja atletis. Padahal Doni juga paling malas kalau diajak Fitness. Tenggorokan ku haus. Aku kedapur mengambil es buah, baru saja aku berangkat dari ayunan, kulihat mamaku melambai kan tangan memanggilku.

Biarkan Aku MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang