5. Kejutan

1.2K 33 3
                                    

"semua ada akhirnya Darma " jawabku sambil terus memandang ikan dalam kolam. "kalau mau jujur terhadap kamu, aku senang dengan keadaanku sekarang. Yang telah bisa menerima apapun keadaanku." aku melanjutkan.

Darma menunduk seperti menerawang.

"kamu tahu Niko , betapa berat yang aku rasakan waktu itu. ketika menyadari perasaanku terhadapmu." Darma menelan ludah, jakunnya naik turun.

"aku tidak mau seperti ini, Tapi suka atau tidak ternyata aku memang menyukaimu. Dan hal itu benar-benar membuat aku tersiksa. berkali-kali aku harus menahan untuk tidak memelukmu dan mendekap tubuhmu. sering sekali aku berpikir dan menolak perasaanku walaupun aku harus menderita dalam hati." Darma duduk dipinggir kolam dan meneruskan kata katanya.

Sementara aku cuma diam mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.

"waktu itu aku belum dewasa dan aku melakukan tindakan tanpa pemikiran jauh kedepan. tanpa aku sadari kalau perasaan cintaku kepadamu tidak mudah untuk aku hilangkan. Meskipun aku berusaha sekuat tenaga. Hingga surat-suratmu yang datang kepadaku semua aku baca dan hal itu membuat aku menjadi semakin sakit. aku tidak mau memelihara rasa ini dan aku mengabaikan semuanya. Aku sengaja tidak membalas semuanya karena aku mau kamu melupakan aku, dengan begitu aku juga bisa melupakan kamu," aku memandang wajah Darma.

Tampak sekali kalau sebenarnya dia sangat berat sekali untuk mengatakan hal itu. Terlihat dari keningnya yang berkerut dan tatap matanya yang sendu. Lidahku terasa begitu kelu untuk menjawab. Aku tidak tahu harus mengatakan apa.

Semua yang dia jelaskan tadi terasa begitu terlambat. Aku sudah terlanjur berjanji dalam hatiku tidak akan pernah menyayangi Darma lagi. Dan tetap menganggapnya sahabat untuk selamanya. Dan aku juga belum begitu yakin dengan perasaanku. Apakah aku memang bisa mencintai sesama lelaki.

Entahlah...... "aku tidak bisa menjanjikan apa apa Darma, aku hanya bisa menawarkan persahabatan saja. Biarlah waktu nanti yang akan mengarahkan kita, Biarlah kita ikuti saja sebagaimana adanya. Andaikan nanti mungkin akupun menyayangimu lebih dari seorang sahabat dan pikiranmu belum berubah. Kita bisa menjalani yang lebih dari ini. Jadi tolonglah berikan aku waktu dan jangan mendesakku untuk menerimamu saat ini." jelasku panjang lebar, Agar dia dapat mengerti dan dapat menerimanya tanpa ada perasaan tersiksa dan terpaksa. Darma menganggukan kepalanya dan tersenyum kepadaku.

"terima kasih Niko kamu mau memberikan aku kesempatan untukku memperbaiki kesalahanku. Aku berjanji kalau aku akan membuktikan kalau aku memang benar benar menyayangimu.!" jawab Darma tampak sangat senang sekali.

Wajahnya yang tadi agak murung sekarang sudah berbinar-binar. Ketampanannya semakin bertambah. Matanya yang tajam itu lebih bersinar. Dan sebaris gigi yang putih menghiasi senyumannya..

"ayo kita masuk kedalam saja. Bersantai di kamarku!." ajakku sambil berjalan meninggalkan teras dan masuk kedalam rumah. Darma mengikutiku masuk

"sekarang sudah jam sebelas mendingan kamu antar aku pulang saja. Takutnya mamaku kuatir karena aku tidak pulang dari semalam dan belum memberitahunya kalau aku nginap dirumahmu."

"baiklah kalau kamu sudah mau pulang. Tunggu sebentar aku mau ganti baju." kataku sambil masuk kedalam kamar dan berganti baju.

Setelah selesai mengganti baju aku pun mengantar Darma pulang kerumahnya setelah ia berpamitan dengan mamaku. Setelah mengantarnya sampai depan rumah darma aku langsung pulang dan mengatakan akan mampir lain kali saja kerumahnya. Aku tidak langsung pulang tetapi aku berkeliling keliling dulu sambil memikirkan kembali kata kata Darma tadi. Aku benar benar sangat pusing menghadapi semuanya. Mengapa semuanya menjadi bertambah rumit. Mengapa aku harus menghadapi dilema seperti ini. Astri tidak mempunyai kekurangan dimataku tetapi aku tidak bisa mencintainya. Sedangkan Darma orang yang pernah mengisi hari hariku dan pernah meninggalkanku bertahun tahun. Sekarang hadir kembali dalam kehidupanku dan memberikan pernyataan yang tak pernah kuduga duga bahwa dia mencintaiku sudah dari kami remaja dulu. Dan kemarin perkenalan aku dengan Janter Sihombing membuat aku merasa seakan-akan aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Biarkan Aku MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang