Aku keluar dari Masjid Al Furqon melalui pintu utama bersama ratusan jamaah setelah tadi Sholat Jumat, sejuk sekali rasanya wajahku setelah tersiram air Wudhu tadi. Aku menuruni tangga depan, mencari sandal yang tadi aku letakkan di tangga Masjid. Aku mengedarkan pandang mencari-cari.
Oh itu sandalku. Sudah tercecer di pekarangan. Sebelah sandal di standblok dan sebelahnya lagi terpelanting tersepak entah oleh siapa sampai beberapa meter dari tangga. Tepat di bawah batang Asoka.Aku sengaja tidak memakai sandal yang bagus untuk jaga-jaga. Soalnya sudah beberapa kali kejadian sandal bagus diembat orang yang tak bertanggung jawab. Aku mengambil sandal yang satunya sambil jinjit.
Aku jongkok memungut sandal dan memakainya. Saat aku tegak lagi, didepanku sudah berdiri Darma dengan mengenakan baju Koko warna Salem berbordir merah di bagian kancing dan kantungnya, Kopiah rajut warna putih dan kain sarung merah kotak-kotak biru. Perasaan dari tadi aku tidak melihat dia di masjid."eh. Kamu sholat disini juga ya, kok nggak jemput aku tadi?" Darma berkata sambil sambil membuka kopiah lalu mengipas-ngipas wajahnya yang berkeringat.
"aku pikir kamu belum begitu sehat jadi tidak jumatan." jawabku sambil berjalan. Darma mengikutiku.
"kamu datang belakangan ya?" lanjutku.
"iya aku datang waktu sholat hampir dimulai. Dan aku kebagian shaf di belakang."
"mobilmu mana?" tanyaku, Darma menunjuk ke arah jalan raya. Tidak jauh dari pohon Akasia tua dia memarkir mobilnya.
"nanti sore aku mau mengajak kamu ke rumah mamaku di sungailiat. Kamu mau menemani aku?" Darma bertanya padaku. Orang tua Darma sudah lama bercerai semenjak darma kelas satu SMU. Dan masing-masing orangtuanya sudah menikah lagi. Jadi selama ini Darma tinggal bersama papa dan mama tirinya. Tetapi mama tiri Darma sangat menyayangi Darma seperti kepada anak sendiri. Mama tirinya tidak mempunyai anak, jadi mereka sangat dekat seperti ibu dan anak kandung. Mama kandung Darma menikah dengan seorang pegawai biasa, jadi kehidupan mereka biasa-biasa saja. Mama kandung Darma punya dua anak dari ayah tiri Darma . Dan keduanya masih kecil-kecil. Darma belum sekalipun bertemu dengan kedua adik tirinya itu.
Sebenarnya sore ini aku mau mengajak Astri ke Gramedia mencari buku, tetapi melihat tatapan Darma yang penuh harap itu aku menjadi tidak tega. Akhirnya aku berjanji untuk menemaninya. Darma berjanji untuk menjemputku jam tiga sore. Aku disuruh menunggu dirumah dan bersiap-siap. Kami berpisah di jalan depan masjid. Aku naik ke mobilku dan Darma masuk ke mobilnya.Aku dan Darma menempuh setengah jam perjalanan menuju Sungailiat dengan mobilnya. Menyusuri jalan raya dan hutan-hutan. Aku melayangkan pandangan lewat jendela mobil.
"Bangka sudah banyak berubah semenjak lama aku tidak kesini." Darma berkata sambil menyetir, aku melihat kedepan dan menyenderkan kepalaku.
"lumayan banyak perubahan. Tetapi masalah listrik makin parah disini. Hampir setiap hari ada pemadaman bergilir" jawabku sambil menoleh melihatnya.
"masalah listrik ada dimana-mana bukan cuma di Bangka saja. Ini sudah menjadi masalah Nasional dan menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah sekarang." Darma menjelaskan panjang lebar. Aku mengangguk-anggukan kepalaku menyetujui kata katanya.
"aku selalu memikirkan kejadian malam kemarin, aku merasa semakin mencintaimu, saat tubuh kita berdekatan seperti itu, aku merasa damai, rasanya aku ingin memiliki kamu seutuhnya" kata-kata Darma membuat aku agak tersentak.
"aku mencintaimu dari dalam hatiku Niko, aku tidak tahu kenapa rasa seperti ini harus aku alami. Kita sama sama lelaki dan aku tahu aku tidak mungkin bisa memilikimu, keluarga kita tidak akan pernah bisa menerimanya." Darma mengucapkan dengan suara yang agak serak. Aku menatapnya sambil mengusap pahanya. Darma menggapai tanganku dari pahanya dan meremas remas dengan mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Memilih
RomanceDicintai dua orang lelaki dan satu wanita membuat Niko terjebak dalam cinta bercabang-cabang. Mungkinkah untuk memiliki ketiganya, ataukah harus memilih? Cerita ini pernah populer di forum dan memiliki banyak penggemar. Ikuti liku-liku kisah cinta y...