14. Pertunangan Yang Tak Diinginkan

968 19 0
                                    


Kami telah sampai didepan rumah Astri, ada tenda yang dihiasi dengan kain berempel lengkap dengan plafon berwarna putih bersih terpasang didepan teras rumahnya. Meja saji yang juga dialas dengan taplak berempel dengan warna senada dengan rempel tenda, telah berdiri dibawah tenda penuh berisi makanan dan berbagai jenis buah pencuci mulut telah ditata dengan indahnya. Prasmanan terbuat dari stenlis berpenutup kaca tahan panas dengan api lilin sebagai pemanas disusun berjejer menguarkan harum masakan yang mengundang selera. Puluhan jenis kue-kue sebagai pembuka, yang aku tahu pasti dibuat oleh Astri sendiri, disusun dengan penuh gaya dalam dulang yang telah dihiasi dengan daun pisang yang dilipat lipat dibentuk segitiga bersusun seperti sisik ikan.
Aku tidak menyangka sama sekali kalau mama dan tante Mul benar-benar membuktikan ucapan mereka bahwa akan membuat acara pertunangan yang meriah, aku tidak tahu berapa tabungan yang dikerahkan untuk mewujudkan gengsi mamaku dan tante Mul, tetapi bagaimana pun juga aku sangat berterimakasih sekali kepada mereka berdua yang telah bersusah payah selama beberapa hari ini untuk mempersiapkan pesta pertunangan aku dan Astri. Suara alunan lagu yang dinyanyikan dengan merdu menyambut kedatanganku dan keluarga. Aku turun dari mobil dan berdiri diiringi kedua orangtuaku dan Darma. Dengan langkah yang aku buat setegap mungkin berjalan menuju rumah Astri, mamaku tampak kerepotan sekali dengan kain yang dipakainya karena melilit dengan sangat pas hingga tidak bisa melangkah terlalu lebar. ditambah lagi sepatu bertumit tinggi membuat ia harus mengimbangi tubuhnya hingga membuat ia agak terseok seok.

"pelan-pelan dong jalannya Niko, udah kayak mau mengambil gaji saja!" gerutu mamaku

"maaf ma, soalnya aku gugup sekali." bisikku pelan sambil memperlambat jalanku. Sementara di belakangku terdengar Darma batuk-batuk seperti menyamarkan tawa yang nyaris keluar dari mulutnya. Aku menoleh dan tersenyum melihat Darma yang sedang menutup tangannya sambil berdehem. Papa berjalan disebelah kananku sibuk memberikan senyum kepada para tamu yang berdiri ketika melihat kedatangan kami. Sementara itu didepan tangga teras rumahnya tampak Astri berdiri di tengah tengah mama dan papanya. Cantik sekali astri dalam balutan gaun semi Kebaya warna hijau lumut dengan variasi warna kuning jeruk dimodifikasi, garis bahu yang terbuka, hingga menampakkan lehernya yang jenjang dilingkari kalung Kristal Swarovski berkilauan ditimpa cahaya lampu tembak berwarna kuning keemasan.

Sepasang telinganya dihiasi dengan anting bermodel senada dengan kalung.
Rambutnya digelung keatas, ditata melingkar membentuk bunga, diberi hiasan mutiara yang di selipkan membentuk taburan hingga memberi kesan pada wajahnya yang dirias semakin kelihatan bercahaya.
Disamping kirinya tante Mul berdiri tersenyum sumringah, berkebaya biru donker dengan taburan mote, rambutnya juga disanggul kebelakang dan diberi hiasan tusuk konde berkilauan. Sepatu yang dipakainya bertumit tinggi tidak kalah dengan yang dipakai oleh mamaku. Sementara disebelah kanan Astri berdiri papanya yang memakai beskap warna hitam seperti yang aku dan papaku pakai.

Mereka bertiga berjalan menyambut kedatangan kami dengan senyum terkembang. Terdengar Suara MC yang mempresentasikan kisah asmara aku dan astri dengan tampilan foto sliding lewat screen yang dipancarkan oleh In focus Seakan-akan telah lama mengenal aku dan Astri, kisah cinta kami berdua yang diungkapkannya ditambahi bumbu di sana sini seakan-akan dia menyaksikan sendiri kemesraan aku dan Astri selama ini. Tapi aku tidak terlalu perduli, biarkan dia menyelesaikan tugasnya dengan baik. Astri menyalamiku dan mencium tangannku, kemudian menyalami kedua orang tuaku. Akupun menyalami orang tuanya juga, setelah itu kedua orang tua kami saling bersalaman.

Suara alunan lagu yang dinyanyikan oleh biduan membawakan lagu Endless Love hingga menambah syahdu suasana yang aku rasakan.
Kemudian kami duduk di kursi yang telah dihias dengan kain satin berenda.
Tamu tamu kembali duduk dan MC pun membacakan susunan acara yang telah dibuat singkat. Mataku menyapu seluruh ruangan melihat tamu-tamu yang datang, ada beberapa pegawaiku dan teman yang aku undang. Hadir juga Doni, Erin, dan beberapa teman Astri yang lainnya.

Biarkan Aku MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang