Chapter 11

3.5K 159 0
                                    

"Aku tidak akan melakukan apapun Ana", katanya santai.

"Tapi", kataku

"Sudahlah tidur, aku sangat lelah", katanya.

Akhirnya aku hanya diam. Bagaimana bisa aku tidur kalah keadaannya seperti ini. Tidur seranjang dengan mantan pacarmu yang sangat tampan ini.

Entah berapa lama aku melamun. Aku merasa tidak bisa tidur.

"Geraldo?", panggilku dalam keheningan

"Hm,.. ", dia belum tidur?

"Tadi aku menelepon om Henry dan dia bilang cepat sembuh", kataku

"Aku akan menyatakan terimakasih padanya , kenapa kamu belum tidur Ana?", tanyanya.

Aku yang berada dalam posisi membelakanginya menoleh kebelakang dan berbalik.

"Kenapa kamu belum tidur, kamu kan sakit", kataku membalikan pertanyannya.

"Baiklah", aku merasa tempat tidur bergerak, dan benda yang melingkar di pingangku. apa? Dia menyentuhku. Tapi aku tidak bisa berkata apa-apa aku tidak bisa membantah. Aku merasa sangat nyaman.

Aku mulai merasakan hembusan nafas di depan mukaku.
Aku bisa merasakannya walaupun tempat ini sangat gelap.

Apakah ini benar-benar Geraldo Adrian, mantan pacarku saat aku masih berada di bangku SMP?

Aku merasakan benda kenyal.yang menempel tanpa bergerak di bibirku. Aku tidak menolaknya, kenapa aku merasa tidak bisa berkutik. Bahkan jantungku rasanya mau copot.

Dia mulai menggerakkan bibirnya di bibirku. Dia mulai melumat bibirku tapi aku hanya diam tidak membuka mulutku. Dia sedikit menggigit bibir bawahku sehingga membuatku membuka mulut. Dia melumat bibirku dengan lembut. Hei sadarkan aku apakah aku sedang mimpi? Tapi aku merasa kehilangan kendali dan membalas ciumannya yang sangat lembut itu. Dia pencium yang sangat handal.

Ruangan itu berubah menjadi hening. Dan aku merasakan tangannya mulai beralih masuk ke dalam kaosku yang kupakai ini. Semakin naik dan semakin naik. Dia membuat gambaran-gambaran di pinggang dan perutku yang tidak dilapisi apapun dengan jari-jarinya tanpa melepaskan pungutannya.

Setelah beberapa menit berlangsung kami pun mengentikannya. Entah apa yang terjadi dia melepas bajunya dari badanku dan dia juga melepas bajunya. Walaupun tidak terlihat tapi aku bisa merasakan gerakannya.

Kami tidak bicara sepatah katapun. Aku hanya memakai bra dan celana dalam. Dia menarik selimut dan membenamkan tubuh kami sebatas bahu di bawah selimut. Aku membelakanginya dan didalam selimut itu aku juga merasakan kulitnya dengan suhu tubuh yang masih hangat. dia melingkarkan tangannya di perutku dan nafasnya terasa dilekung leherku. Aku tidak pernah merasa seintim ini pada pria.

Tapi itu hanya berlangsung beberapa menit saja, karena kurasakan mataku yang sudah sangat berat dan akupun tertidur.

Grace pov

Semenjak kejadian Ray menolongku, jadinya kami sering bertemu.

Flashback on

Hari senin aku tidak ada jadwal kuliah, tanteku yang tinggal di Melbourne atau tepatnya tempat aku tinggal di sini. Jadi kami menghabiskan waktu dengan berbelanja dan pergi ke salon.

Saat kami akan kembali kerumah, sekitar pukul 5 sore ban mobil kami mogok . sangat menyebalkan. Aku mengecek mesin dan aku tidak mengerti sama sekali. Tambah menyebalkan! Tante Dora(nama tanteku) ada acara yang harus ia datangi malam ini.

Aku tidak berada dalam pusat kota, jadi jalanan disekitar sini terlihat sepi. Hanya ada bangunan-bangunan tua yang menjadi tempat tinggal.

"Tante, its better that you go now with taxi, you've some meeting with your pastfriend. Right?",

LOVED or LOVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang