Kami sudah tiba di basement.
"Hei Blan, bangun dong", kataku menggoncang pelan tubuhnya."Akhh", geramnya.
"Ayo dong blan, gue udah ngantuk nih", kataku.
"Gendong", rengeknya.
"Oh mau digendong? Okay", kataku saat aku mendekat.
"Stop it do! Hahaha stop it do! Do stop it. haHaha", kata ya saat aku menggelitikinya.
"Makannya ayo dong", kataku berhenti menggelitikinya. Aku melihatnya tertawa sampai-sampai mengeluarkan air mata.
"Iya iya", katanya menyerah.
"Do? Gue ke kamar dulu ya mau ganti baju", katanya saat kami menuju lift.
"Ya", jawabku singkat.
Di lt 5 dia keluar dari lift sedangkan penthouse berada di lt paling atas yaitu 25. Aku memang sangat suka tinggal di penthouse daripada rumah lantai 1.
----
Ting
Suara penthouse terbuka, sudah kuyakini Blandina yang datang. Saat ini aku sedang menonton DVD film action. Aku sangat menyukainya.
Dia datang dengan mengunakan baju tidurnya yang berlengan panjang dan celana panjang berwarna ungu. Dia membawa makanan-makanan ringan, mungkin dari apartemennya.
"Ganti dong", dia langsung mengganti kaset DVD film actionku dengan film romance kesukaanya. Ah yang benar saja dia membawanya dari kamar apartemennya. Sejak aku mengenalnya aku belum pernah masuk ke dalam apartemennya. Katanya dia takut jika teman seapartemennya itu menggodaku. Hahaha lucu lucu.
"Ganti Blandina!", kataku masih duduk di sofa depan TV dengan tangan yang kurentangkan di atas kepala sofa.
"Gakmau", katanya duduk disebelah kiriku.
Dia berasandar di dadaku sambil memeluk pinggangku dan pandangannya mengarah ke arah TV seperti yang biasa dilakukan kalau kami menonton film. aku juga melingkarkan tanganku ke pinggangnya. Dia ini seperti adik perempuanku. Manja dan sangat ceria.
Flashback off
Itulah yang membuat aku nyaman dengannya tapi setelah aku tau bahwa orangtua kami menjodohkan kami dan Blandina menerimanya dengan senang hati itulah yang membuatku sangat marah. Dan dari situlah aku tau bahwa Blandina mencintaiku. Maka dari itu aku menghindarinya. Aku tidak bisa mencintainya. Entahlah karena apa tapi yang kutau aku takut jika aku meninggalkan orang yang aku cintai tapi bukan berarti saat ini aku mencintainya,bukan?
Aku pulang ke kantor dengan keadaan lelah. Tapi bagaimanapun aku tidak mungkin bisa mengecewakan tante om ku itu dengan tidak hadir di acara bahagianya tante Dora.
Akhirnya setelah membersihkan diri dengan air hangat, aku langsung menuju ke lt 17.
Aku memakai tuxedo hitam, aku asal memilih karena kepalaku sedikit pusing.
Tok tok tok
Aku mengetok pintu apartemennya yang sebenarnya ada bell.
Terbukalah pintu apartemen dan terlihatlah Ana. Wow dia cantik sekali.
Dia menggunakan rok yang memperlihatkan sebelah pahanya yang putih itu. Dia cantik sekali malam ini. Pakaiannya sangat casual.
"Tunggu sebentar aku akan mengambil tasku", katanya berbalik setelah melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED or LOVES
Teen FictionDia mendongak menatap ku. "Sampai kapan kamu mengamati wajahku yang tampan ini Ana.", sindirku "Lepaskan!", sahutnya cepat dengan suara tinggi. Aku langsung melepasnya. Hampir saja dia kehilangan keseimbangan dan aku menyadarinya. Dan aku meninggalk...