Chapter 4

4.5K 223 1
                                    

Grace pov

Setelah Ana mengabarkan kalau dia akan tampil di acara konser musik Klasik aku segera membeli tiketnya. Aku sangat bangga padanya. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri walaupun dia anak tunggal.

Apartement

Aku datang dari rumah tempat aku tinggal di Melbourne ini ke apartemen Ana. "Tunggu Ana! Gue udah di loby. Sabar dikit dong", Ana terus meneleponku karena aku udah janji kalau aku yang bakal milih baju buat dia.

"Buruan dong Grace, lama banget deh". Katannya sebal. Aku bisa membayangkan kalau dia lagi badmood, Ana akan menunjukan muka duckface nya yang sangat lucu. Uh...dia memang polos dan sangat imut untuk gadis berumur 20 tahun.

Aku segera mematikan teleponnya dan membuka apartemennya. Aku memang mengetahui kata sandi apartemenya katanya kalau ada apa-apa aku bisa membukanya. Yayaya... mau bilang apa kalo udah Ana yang minta. Ahh...memang dia sahabatku yang paling aku sayang.

"Eh lo nggak sabaran banget deh jadi orang", setelah aku bertemu Ana di dalam kamarnya. Dia sudah selesai mandi ternyata.

"Ini pake yang ini aja, anggun nih", pintaku. Aku memilih dress putih 5 cm dibawah lutut dan tanpa lengan.

Dia keluar dari kamar mandi dan memang benar dia terlihat sangat cantik dan anggun menggunakan dress itu. 

"Mending lo buru duduk sini deh!", perintahku yang meminta Ana duduk didepan kaca. Dia langsung menurutiku.

Aku mengikat stengah rambutnya kebelakang dan menambahkan pita berwarna putih. Wow dia sangat cantik. She is such a beautiful star tonight.

"You're beautiful Ana!", pujiku dengan tulus.

"You've made me to be beautiful girl Grace. Thankyou" sanggahnya tidak terima dibilang cantik.
"Tapi tu lo emang cantik kali, udah ah yuk berangkat. Bawa obatnya jangan lupa", itu adalah perintah dariku.

Classical Concert of Melbourne

Kami pergi dengan menggunakan mobil pamanku. Setelah kami sampai aku memberi Ana semangat dan setelah itu dengan segera dia pergi ke backstage. Aku mencari dimana tempatku duduk yang tercantum dalam tiket. Waktu menunjukan pukul 6.15 pm dan itu madih sangat lama.

I phone ku berbunyi dan nama tante Angela muncul dilayar ponselkh dengan segera aku mengangkat.

"Hallo tante"

"Hallo Grace, bagaimana kabarmu Grace?"

"Tentu saja aku baik tante. Bagaimana dengan tante? Apakah tante dan om baik -baik saja disana?"

"Ah..tentu saja kami sangat baik Grace. Bagaima dengan Ana, Grace?"

"Ana juga baik tante, dia selalu minum obatnya setiap malam dengan teratur. Saat ini aku sedang berada di kursi penonton tante. Apakah tante tau Ana akan tampil di konser ini"

"Ya tante tau Grace. Ana telah mengatakannya kepada tante. Tante ingin melihatnya namun bagaimana lagi tante harus menemani om yang keluar kota terus menerus ini."

"Yayaya aku tau tante betapa sibuknya om"

Sambil menunggu acaranya mulai aku dan tante Angel yerua bertelepon sampai tidak sadar bangku sebelah kiriku yang awalnya kosong sekarang sudah diduduki oleh pria? Aku terpaku. Wow dia sangat tampan. Pria ini menggunakan sweater biru dongker yang sangat pas ditubuhnya. Ahh...aku menatapnya sambil meneliti sepertinya aku mengenalnya.

"Tante sudah dulu ya, acaranya akan segera dimulai"

"Okay Grace.Bye!"

"Bye Tante!"

LOVED or LOVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang