part 4

312K 3.1K 31
                                    

Autor pov

Jam menunjukan pukul nol empat tiga puluh, Allan menghampiri Sofie yang sedang membersihkan meja bekas pesta semalam.

Allan memperhatikan Sofie setiap lekuk tubuhnya begitu indah dan begitu pas payudara yang menantang sempurna.
Bokong yang menjulang seperti prosotan.
Allan berharap bisa menampar bokong indah sofie di atas ranjangnya.
hanya membayangkan saja sudah membuat kejantanan Allan mengeliat.

"Mau aku antar pulang"
Allan bertanya di samping telinga Sofie membuat sofie kaget sekaligus merinding.

"Aku akan pulang menggunakan taksi"
Sofie menjawab pertanyaan Allan dengan sekuat tenaga, Tapi jari-jari tangannya mencengkeram pingiran meja sangat erat, agar ia tidak jatuh ke lantai, karna kedua kakinya tidak bisa menahan berat tubuhnya,entah kenapa kakinya berubah menjadi jelly tidak bertulang.

"Aku akan tetap mengantarkanmu karna pada waktu saat ini sangat susah menemukan Taksi lewat di daerah ini, pasti ada karna ini vegas tapi pasti membutuhkan sedikit waktu dan aku yakin cuaca diluar cukup dingin.
Allan mengulang membisikan kata-kata tepat di telinga Sofie membut ia sedikit melenguh gelora didalam jiwanya sedikit bangun.

"Aku sudah terbiasa pulang sendiri ,aku sudah melakukanya selama tiga tahu itu bukan hal baru bagiku.

Tuhan apa bila Allan memberikan jawaban didekat telinga Sofie lagi, maka ia pasti akan jatuh ke pelukan Allan dan akan berakhir di ranjang Allan.

"Aku tetap akan mengantarmu"
Allan lagi-lagi berbisik di telinga Sofie sekarang bukan sedikit tapi nafsu di jiwa sofie sudah bangun sepenuhnya.

"Allan kau membuatku basah"

Sofie mengakui kalau memang celana dalamnya sudah sanggat basah, selama bekerja semalaman Sofie selalu memikirkan tubuh Allan ia mengingat dengan jelas lekuk tubuh Allan saat kemarin ia menelanjangi Allan.
Tubuh yabg sangat sempurna tinggi, berotot, dada yang bidang, perut yang langsing wanita mana yang tidak meneteskan air liur apabila bertemu pria setampan Allan.

"Sofie apa kau ingin membunuhku saat ini disini , kau tau sudah sekeras apa kejantananku.
aku sudah menantimu sepanjang malam melihatmu berjalan kesana kemari dengan bokong seksimu kau kira aku tidak sedang menahan sesuatu yang bisa saja meledak kapan saja.
aku sangat takut kau akan menolakku.
bahwa kenyataannya aku ingin mengajakmu keatas ranjangku.

Tanpa permisi Allan melumat bibir basah sofie bibir yang dari kemarin sore mengucapkan kata-kata yang membuat Allan penasaran siapa wanita ini sesunguhnya.
bibir yang sangat manis sangat menggoda.
lidah Allan perlahan mulai membuka bibir Sofie agar lidah mereka bertemu merasakan panas lidah masing-masing.
Tangan Allan mengelus pungung sofie naik turun, Allan mengangkat sofie mendudukan di atas meja membuat ciuman bibir mereka terputus
Sofie tersenyum tepat di depan bibir Allan.

Bibir sofie berpindah ke leher allan ia mengecup leher Allan, tanpa sadar Allan meremas pundak Sofie sangat kencang.
Sofie berbisik ditelinga Allan
"Bawa aku pergi dari sini

Allan menarik nafas dalam, merasakan hembusan nafas sofi mengelitik daun telinganya, Darah mengalir dari otak menuju kejantanan Allan.

Allan berjalan menuju mobil tanganya menggenggam erat tangan Sofie.

"Kita lanjutkan di rumah manis" selama perjalan tangan Allan tidak lepas dari paha mulus sofie mengesek atas bawah meremas paha dalam sofie membuat sofie mendesah pelan, tangan sofie mencengkeram jok mobil bertambah erat.

Allan turun dari mobil membuka pintu penumpang menggandeng erat tangan sofie,
sofie tersenyum menampakan deretan gigi rapi nan putih,para satpam menganguk dan memberi salam pada Allan,Allan hanya mengangukan kepala saja, ia memencet tombol naik

Setelah lift terbuka Allan memencet angka tiga puluh lima walaupun cuma membutuhkan beberapa detik tidak sampai satu menit, tapi bagi Allan seperti nenunggu beberapa jam Allan berdiri tepat di belakang pungung sofie, Ia menempelkan dagunya pada bahu Sofie meniup daun teling sofie membuat sofie merinding dan mendesah pelan tidak cukup hanya meniup telinga, Allan mengecup dalam leher jenjang sofie meninggalkan bekas kepemilikannya.

Ting bunyi pintu lift terbuka Allan langsung belok kanan berhenti di depan pintu partemen yang penuh ukiran. Allan memasukan kode pin pada pintu, langsung menyeret sofie masuk,
"Mau minum sesuatu?"
walau Allan sudah di ujung nafsu tapi Allan tidak akan hilang kontrol dan menakuti sofie. ia tidak akan langsung menerkam sofie dengan ganas
"Red wine sepertinya enak"
Sofie menjawab dengan menelan ludah terlebih dahulu ia tidak percaya ada di apartemen seindah ini dengan warna hitam lebih mendominasi setiap prabot .
Ada piano di tengah ruangan,
piano berwarna putih yang sangat elegant,
"Rilexs sofie agap rumah sendiri"
Allan meyodorkan gelas yang isinya berwarna merah gelap.

Sofie mulai mencicipi seteguk, dan ia terlena dengan rasa Wine mahal ini. Wine terbaik yang pernah ia minum.

Sofie duduk di meja mini bar milik Allan.
Allan melangkah mendekti Sofie ia berdiri tepat ditengah-tengah antara kaki kanan dan kaki kiri sofie yang hanya berbalut celana pendek.

"Apa kau menyukai tempat ini?"
Allan bertanya sambil menatap tepat di manik mata coklat milik sofie.

"Tentu saja aku menyukainya, hanya orang bodoh yang tidak menyukai tempat sebagus ini"

(ada orang yang tidak menyukai tempat ini dan memilih kabur dari sini)

Allan membatin mengingat kejadian setahun lalu seorang wanita yang menyakiti hatinya memilih pria lain, memilih menjadi simpanan pejabat pemerintah yang uang di dalam rekeningnya tidak pernah habis..

"Apa yang kau pikirkan? "

"ohh tidak, aku hanya seperti bermimpi sedang berdiri di hadapan wanita secantik kamu,"

"emm sepertinya aku sedikit mual mendengar rayuanmu"

"kau benar-benar cantik sofie wanita paling cantik"

"Stop Allan sebelum aku benar-benar muntah di hadapanmu"

Tangan Allan memainkan Anak rambut sofie,mengelus halus pipi Sofie turun hingga ke leher ,Allan merasakan denyut nadi sofie di ujung jari-jarinya yang mulai berdenyut lebih cepat,
jari Allan mengusap lembut bibir sofie,merasakan basah,hangat ,lembut menjadi satu, ia sangat ingin mengulum bibir lembut sofie

Sofie dengan berani memasukan jari telunjuk Allan yang sedari tadi menggoda bibirnya, ia menghisap jari Allan , membuat Allan kaget dan tanpa Allan sadari ia mendesah,

Allan tersenyum ia sudah merasakan bahwa sofie sudah satu level lebih tinggi ingin menggoda Allan, ia merasakan bahwa sofie sudah mulai tertarik pada dirinya,,,


"
"
"
"
"
"

vote vote like like

MAKING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang