1

2.2K 58 0
                                    

Aku berjalan menyusuri jalan yang sama yang ku lalui setiap harinya menuju flatku dibawah hujan yang mengguyur kota ini. Terkadang aku iri dengan hujan mereka turun ke bumi bersama-sama saling mengiringi yang lain turun bersama dan jatuh bersama dan berkumpul kembali sesampainya di tanah.

"Oh maaf Tuan aku tak sengaja"
Tak sengaja menabrak seorang pria Yang tinggi menjulang diatasku
"Anda tak membawa payung??"
Pria itu hanya menggelengkan kepala dengan pandangan bingung dan sedih yang terlihat di matanya
"Anda bisa sakit jika seperti ini maukah anda bisa menggunakan payung saya " pria itu kembali menggeleng
"Kalau begitu anda bisa mampir ke flat saya untuk berganti pakaian anda mau"
Pria itu hanya diam dan terus memandangiku dengan mantab aku menggandeng tanganya dan dia mengikutiku ke flatku tangganya terasa dingin mungkin sudah lama dia berdiri dibawah hujan
"Duduklah saya akan ambilkan handuk dan baju ganti tapi sebelumnya apakah anda keberatan menggunakan baju ayah saya"
Pria itu kembali menggeleng
"Tunggu sebentar"
Aku mengambil baju dan handuk untuk pria itu dari tadi pria itu hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab pertanyaanku mungkin pria itu tunawicara.
"Ini handuk dan bajunya oohhh tangan anda terluka maafkan aku.aku tak menyadari akan ku obati tanganmu "
"Bolehkan aku membersihkan badanku??"
"Oh tentu kamar mandi ada di ujung sana tuan??"
"Avery"
"Oke tuan Avery silahkan aku akan membuatkan makan malam untukmu"
Pria itu berbicara oh aku salah mengira suaranya bisa di bilang sexy. Dia tampan dengan rahang kokoh dan bibir tipis kulitny sawo matang menambah kesan maskulin badannya tegap dengan mata berwarna hitam dan rambut berwarna coklat tua.

selesainya pria itu mandi aku mengajaknya makan malam. Dia masih diam dan terkesan dingin aku bingung untuk bertanya padanya. Sampai aku melihat luka pada punggung tangannya
"Apa yang kau lakukan!!" Melihatku sambil melotot dan aku bergidik ngeri melihat sorot matanya
"Mengobati tanganmu. Tanganmu terluka nanti kau bisa infeksi" tangannya terasa hangat di tanganku. Bisa aku lihat tangannya yang kokoh dan kuku tangannya yang di potong rapi.
"Siapa namamu nona"
"Flo. Florence Natalia Gilbert kau?"
" Avery Feder Cetta"

FLORENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang