Suara sepatu hak tinggi ini mengiringi langkah kakiku menuju kelasku di universitas ini.
Sepatu mahal dengan merknya yang bisa untuk membayar sewa flat ku selama setahun dan tentu dengan tas yang menggantung indah di tanganku di tambah dengan baju berwarna peach yang melekat ditubuhku tentu membuat semua mata tertuju kepadaku sambil berbisik bisik pada teman di sampingnya. Yang ku lakukan hanyalah terus berjalan menuju kelasku sambil mengingat kata kata Avery " jangan pernah menundukan kepalamu angkat dagumu kau istimewa dan kau cantik jangan sangkal hal itu. Aku tak akan membiarkan orang lain menyakitimu lagi. Kau milikku dan aku akan melindungi apa yang jadi milikku"
sesampainya di kelas bisa ku lihat semua orang mengalihkan perhatiannya padaku dan mulai lah bisik bisik itu kembali aku hanya bisa menarik napas dengan berat berulang kali . Sampai kelas berakhir pun kasak kusuk itu blm juga mereda. Aku keluar menyusuri universitas ini dengan langkah cepat agar aku segera keluar dari mereka
"Oohhh hai teman teman kita bertemu dengan Flo si jalang yang sekarang sudah merangkak lain dengan memakai semua barang bermerk. Aku penasaran dari mana dia mendapatkan itu semua" kata Jannet gadis pemilik perusahaan fashion di kota ini
"Oh Jannet ak rasa dia menikahi seorang kakek kakek kaya agar dia bisa segera menguasai semua hartanya oohh ide bagus Flo" kata Katty si gadis berambut pirang dengan kulit seputih mayat
"Aku mohon biarkan aku lewat. Aku merasa tidak punya terhadap kalian"
"Oh tak semudah itu jalang kau tau apa salahmu ha. Salahmu adalah kau gadis miskin dan bau yang bisa berada disini karna beasiswa kau tak pantas berada disini. Itu salahmu jalang"
"Aaauuu Jannet lepaskan rambutku aauuu" dia menjambak rambutku dan semakin keras terasa kepala ku seperti tertusuk tusuk jarum.
PPPLLAAAKKK Katty menamparku dan Jannet mendorongku sehingga aku jatuh ke lantai yang keras ini
"Sayangku sayangku ayo bangun sayang" suara itu datang serasa seperti malaikat bagiku. Aku terisak dan dia menarik kepalaku menuju dadanya yang terasa kokoh namun hangat
"aaaa Avery Apa yang kau lakukan disini tampan dan apa maksudmu memanggil si jalang itu dengan sayang"
"JANGAN PERNAH PANGGIL GADISKU DENGAN JALANG!!!! KAU YANG JALANG!!!" Aku bisa merasakan badan Avery menegang karna marah. Aku bahkan takut teriakannya yang menunjukan kemurkaannya
"Ave aku tau kau tampan dan hanya akan menjadikan dia mainanmu tapi dia sama sekali tak pantas untukkau jadikan mainanmu Ave"
"Jangan pernah menghina gadisku lagi Jannet Glynne atau aku ,,,"
"Apa Ave atau apa..." tanyanya gemetar
"Atau aku akan menghancurkan bisnis ayahmu secepat aku menarik nafas"
"TApi Ave..."
"DIAM!!! Ingat Jannet dan untuk semua orang yang ada disini jangan pernah hina gadisku lagi. Jika sampai aku tau ada yang melukai gadisku akan ku pastikan kalian tidak bisa melihat hari esok lagi. APAKAH KALIAN MENGERTI!!! APA KAU MENGERTI JANNET!!!"
Aku merasa ketakutan dengan kemurkaan Avery aku ingin berlari tapi tangan Avery melingkar di pinggangku dan memelukku dengan erat dan aku semakin terisak
"Oohh jangan menangis sayangku. Kau takboleh menangisi sampah sampah ini sayang. Apa ada yang sakit?? Ayo kita ke rumah sakit sayang" tanyanya lembut berbeda dengan suaranya sebelumnya yang membuatku takut.
"Aku ingin pulang" cicitku bahkan aku tak yakin dia mendengar apa yang ku katakan
"Kau yakin tidak ada yang sakit" tanyanya sambil menampilkan senyumnya sedikit
Aku menggeleng aku ingin pulang aku merasa sangat lelah. Lalu dia menarik pinggangku lembut dan merangkulku untuk berjalan menuju mobilnya. Biaa ku lihat orang orang menyingkir membentuk jalan untukku san Avery jalan. Aku masuk ke mobil yang pintunya suda di bukakan oleh supir Avery.
"Ohh jangan menangis lagi sayangku ku mohon"
"Aku merasa apa yang dikatakan Jannet benar Avery apa bedanya aku dengan jalang. Aku mau di ajak tinggal dengan seorang pria yang bahkan baru aku kenal beberapa hari yang lalu" aku terisak kembali
"Aku sudah bilang padamu Flo jangan pernah merendahkan dirimu sendiri. Kau adalah orang yang sangat istimewa jangan samakan dirimu dengan jalang. Dan kau milikku aku akan selalu melindungi semua yang menjadi milikku. Maafkan aku karna aku datang terlambat. jangan menangis lagi sayang" dia menarikku ke pelukannya yang hangat yang mampu menenangkanku dan mengehentikan tangisku dan dengan semua peekataan nya yang menjadi mantra untukku menutup mata menuju kegelapan yang membuatku terbuai nyaman.