"Bodoh tolol aarrgggg"
suara itu yang terdengar disertai bunyi pecahan gelas kristal yang membentur lantai meninggalkan serpihan tajam yang bertebaran dan suara gema erangan frustasi seorang pria bermata hitam yang beberapa jam lalu mampu menyihir ratusan wanita hanya dengan tatapan matanya yang tajam. Tak terkecuali seorang wanita yang tenggelam ke dalam bola matanya seperti palung yang takberdasar. Wanita yang telah lama menduduki hatinya namun meninggalkan kekosongan yang nyata. Semua berantakan sama dengan lantai tempatnya berpijak saat ini. meninggalkan kekacauan yang sama sekali tak menyurutkan amarah yang meluap. Bak air berada dalam cawan tapi terus mengalir. Hanya karna fikiran dan hati yang tak lagi berjalan beriringan. Fikiran yang berselimut dendam dan hati yang masih mendamba. kata kata itu meluncur begitu saja melupakan janjinya tak ada lagi air mata namun sekarang menjadi sia-sia dan meninggalkan sesal."Kau yang meninggalkanku dan sekarang kau muncul di hadapanku. Apa maksudmu"
Otaknya mulai berpikir dengan logika Bahwa semuanya sama. Tak kan ada yang melihatnya. Yang dibutuhkan hanyalah apa yang melekat padanya bukan tempat mereka melekat. Mereka hanya memenuhi egonya untuk kepuasaan. Hatinya telah lama kosong lalu di isi oleh seorang wanita. Dan akhirnya dia menyadari apa yang mengisi hatinya. Namun itu tak lama lalu menghilang membawa separuh isinya yang sekarang di tinggalkan dengan luka yang menganga lebar. sesuatu yang tak berwujud namun terasa. Sesuatu yang tak memiliki harga tapi perlu seumur hidup untuk menebusnya. Sesuatu yang sederhana namun sulit untuk mendapatkannya. Sesuatu yang rapuh namun penuh power untuk membangunnya. Dan sekarang dia hilang tak berasa tak meninggalkan bekas. Bak malam yang di tinggalkan bulan dan bintang,berjalan sendirian untuk menemui pagi tapi matahari enggan datang. Gelap dingin dan tak berujung.