Suara hak wanita dan sepatu lelaki menggema lantai marmer di penthouse tersebut lalu memencet bel hanya untuk formalitas hanya untuk sedikit menghormati penghuni rumah
"Selamat datang Nyonya"
"Dimana Avery"
"Aaddaaa didalam Nyonya di ruang kerjanya"
Jawab pelayan itu sambil tergugup
"Katakan pada cucuku aku datang dan juga wanita kecilnya"
"Bbaaiik Nyonya"
"Hey Nek"
"Hai Ave"
"Kaubtak memeberi taukan aku jika nenek akan berkunjung aku bisa meminta supir untuk menjemputmu"
"Bukan kah itu suatu hal yang sangat tidak perlu kau lakukan? Aku tau kau hanya berbasa-basi Ave"
"Dan aku hanya mengisi kekosongan pembicaraan antara kau dan aku Nek"
"Aku dengar kau punya wanita kecil yang kau menemanimu disini Ave"
"Namanya Florence Nek. Dan aku yakin hal itu pasti kau ketahui"
"Tentu saja selama aku masih hidup kau akan selalu ku awasi Ave"
"Aku tak ingin berdebat denganmu Nek dia wanita pilihanku"
"Aku tidak akan berdebat dengan wanita pilihanmu Ave. Bukankah kau harus meneruskan sekolahmu ke inggris?? Aku sudah menyiapkan segalanya."
"Aku rasa seperti ini sudah cukup Nek"
"Dunia terus berputar sayang tidak mungkin kau hanya mengandalkan pangkat Sarjanamu untuk menghandle kerajaan bisnis yang aku bangun?"
"Ave bukankah kita akan ke pantai. Aaavv oh maaf aku tak tau kalo kau ada tamu. Aku akan pergi"
"No beb. Come in duduk bersamaku."
"Siapa namamu Nona"
"Florence Nyonya, Florence Natalia Gilbert"
"Senang bisa bertemu denganmu Nona. Aku ingin mengenalmu lebih jauh Nona Gilbert. Sangat ingin mengenalmu"
Wanita tua itu tersenyum dengan sejuta rencana yang berada di otaknya