Disinilah aku berada dalam sebuah Kamar apartement mewah berada di lantai paling atas. Dari kamar ini aku bisa melihat kelap kelip lampu kota yang tak pernah berwarna warni. Tempat ini sama sekali tak terbayang kan untuk diriku di dalamnya dengan semua perabotan yang aku sebut BERKELAS
Dia memaksaku untuk ku tinggal disini padahal kami hanyalah orang asing yang tak sengaja kemarin bertemu. tapi entah mengapa sorot matanya selalu membuatku tak berdaya untuk membantah semua perkataannya bahlan menjawab pertanyaannya pun lidahku kelu. Yang bisa aku gambarkan tentangnya hanya kata sempurna bak dewa yunani yang harus terdampar di bumi. Lalu aku?? Hanyalah butiran debu yang tak sengaja bertemu dengannya di udara"Nona Florence anda di tunggu Tuan muda di ruang makan"
" aku tidak lapar"
" aku mohon Nona berkenan makan saya tidak ingin melihat Tuan muda marah"
"Apa dia sering marah kepadamu"
" hanya jika saya melakukan kesalahan Nona termasuk jika Nona tidak makan malam ini"
"Oke. Siapa namamu"
"Marie Nona"
Pelayan ini masih muda mungkin umurnya tidak jauh dari umurku. Wajahnya putih bersih dengan lesung pipit yang menghiasi wajahnya ketika tersenyum.
"Panggil aku Flo aku rasa umur kita mungkin sebaya"
"Maafkan saya Nona saya tidak bisa akan sangat tidak sopan jika saya memanggil tamu tuan muda dengan namanya saja"
" kalo begitu panggil aku nona jika di depan Avery saja. Aku bukan siapa siapa Marie"
Dia hanya tersenyum padaku lalu undur diri karna sudah sampe di ruang makan yang di dalamnya sudah ada Avery dengan kemeja putih pas badan dan celana jeans berwarna hitam dan rambut coklatnya yang masih terlihat basah sehabis mandi lalu dia berdiri sambil tersenyum dan menggandeng tanganku menuju kursi makan.
"Apakau nyaman berada disini?"
"Aku tidak tau. Tempat ini sama sekali tidak terbayangkan dalam pikiranku untuk kubisa memasukinya. Siapa kau sebenarnya Avery"
"Lelaki yang secara perlahan akan membuatmu dilihat dunia dan tak ada seorang pun berani mengacuhkanmu dan semua ucapanku harus selalu terwujud sayang. Sekarang kau harua makan"