Part 2

540K 22K 226
                                    

"Rasa penasaran itu terus-menerus memenuhi benaknya hingga memberikan getaran aneh di hatinya."

Setelah makan, Lery memutuskan pergi dari mal. Dia melajukan mobilnya menuju taman yang tidak jauh dari rumahnya. Lery memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tersedia, lalu dia keluar dari mobil. Lery mencari tempat duduk di dekat air mancur di tengah taman. Suasana taman sangat ramai, beberapa keluarga, dan juga puluhan pasangan berkumpul di sana. Sudah lima tahun dia tidak ke taman, ternyata sudah banyak yang berubah.

Lery larut dalam pikirannya sendiri hingga seorang gadis kecil menarik tangannya.

"Kau cantik sekali, temani aku bermain, oke?" pinta seorang gadis kecil pada Lery. "Namaku Rora." Ucapnya memperkenalkan dirinya sambil tertawa pelan.

"Ibumu di mana, Sayang? Kau tersesat?" tanya Lery, karena dia tak melihat ada yang mengawasi Rora.

Rora hanya menggeleng sambil menarik tangan Lery. Lery pun bangkit berdiri dan mengikuti langkah kecil Rora.

"Bu, Ibu!!!" jerit Rora saat melihat wanita cantik yang sedang duduk di salah satu kursi taman. "Bu, lihat ... aku bertemu teman bermain," ucap Rora dengan semangat. Dia menarik Lery mendekati ibunya.

Lery membungkukkan badannya sambil tersenyum pada ibu Rora. Lery pun duduk di samping ibu Rora.

"Ah, kau cantik sekali. Siapa namamu?" tanyanya.

"Terima kasih, aku Lery," jawab Lery dengan singkat.

" Yuna," balasnya. Lery mengangguk pelan.

"Lery, ayo kita bermain," ajak Rora menarik tangan Lery. Lery hanya mengangguk dan tersenyum. Dia bangkit dari duduknya, lalu mengikuti langkah kecil Rora. Lery dan Rora larut dalam permainan mereka sampai Rora berhenti saat melihat seorang lelaki tampan sedang memanggilnya.

"Rora...!"

"Ayah...!" jeritnya dan berlari mendekati ayahnya. Lery mau tidak mau terpaksa kembali mengikuti langkah Rora.

Lelaki yang dipanggil ayah itu langsung menggendong putrinya yang imut.

"Ayah, lihat," hunjuk Rora ke arah Lery, "dia ini teman baruku, kami bermain tadi," sambung Rora dengan semangatnya.

"Gilvert," kata lelaki itu.

"Lery," balas Lery dengan singkat.

Tiba-tiba ponsel Lery berbunyi. Tertera nama 'Ibu' di layar ponselnya. Lery langsung mengangkat ponselnya dengan cepat.

"Halo, Bu," sapa Lery sembari tersenyum kecil."Iya, Bu, sebentar lagi aku pulang."

"Iya, Bu." Lery menutup telepon dan langsung berpamitan pada keluarga Rora.

"Rora sayang, aku pulang dulu," kata Lery sembari mencubit pipi tembemnya.

"Hmm, cepat sekali, kan aku masih ingin bermain bersama Lery, aku tidak punya teman bermain lagi," kata Rora cemberut dan sepertinya dia mau menangis karena matanya sudah berkaca-kaca.

"Nanti kita bermain lagi, kita bermain di rumahmu, aku pasti datang."

Rora langsung semangat lagi, "benarkah, Lery?" tanya Rora sambil mengangkat kelingkingnya di hadapan Lery. Lery meraihnya dan mengangguk dengan cepat.

Yuna mendekat menghampiri Lery yang sedang bersama Rora dan Gilvret. Dia merogoh tas selempangnya dan meraih sesuatu dari sana lalu memberikannya pada Lery.

"Ini kartu namaku, kau boleh datang kapan saja,"ucap Yuna.

Lery mengangguk dan melenggang pergi

My Protective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang