"Berpikirlah dulu sebelum mengambil keputusan, karena bisa saja keputusan yang kau ambil itu akan membawamu ke dalam malapetaka!"
Lery meletakkan ponsel Jhon di atas nakas. Kemudian duduk di depan kedua orangtuanya sambil meminta penjelasan.
"Sekarang bisa Ayah jelaskan tentang Rindy?" tanya Lery sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Jhon sempat berpikir sebentar lalu mengangguk.
"Rindy memang bukan anak kandung kami, Sayang," jeda sesaat, "Rindy anak sahabat Ayah dan Ibu," sambung Jhon.
Jhon berdeham sebentar lalu menceritakan rahasia itu kepada Lery.
"Dulu, ketika usiamu masih 6 bulan, kedua orangtua Rindy mengalami kecelakaan. Pada saat itu usia Rindy baru menginjak 6 tahun. Hanya Rindy yang selamat dalam kecelakaan itu. Tubuhnya penuh dengan luka dan dia tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Jadi kami memutuskan untuk mengangkat dia sebagai anak," jelas Jhon pada Lery yang mendengarnya dengan serius.
"Apa Rindy tahu soal ini, Ayah?" tanya Lery lagi dengan penasaran.
"Tidak, Sayang." Clara menjawab sambil mengelus kepala Lery dengan lembut.
"Rindy mengalami amnesia, bahkan dia tidak tahu siapa nama aslinya. Kami yang memberi nama padanya. Ketika dia sadar dari koma, dia mengira kami adalah orangtuanya, kami tidak tega mengatakan bahwa orangtua kandungnya sudah tewas saat itu juga," sambung Clara.
"Pantas saja sifat Rindy sedikit berbeda dari kita, dan tidak ada kemiripan sama sekali denganku," ucap Lery tiba-tiba menghela napas beratnya.
"Iya, Nak, kalian memang tidak ada kemiripan dari segi wajah maupun sifat," desah Clara dengan pelan.
Jhon menyentuh bahu Lery, lalu meremasnya dengan pelan.
"Seharusnya kau tidak menerima tawaran itu, Lery!" ucap Jhon sambil menggeram pelan. Wajah lelaki paruh baya itu mengeras menahan amarahnya.
"Kau tidak tahu orang yang akan menjadi suamimu nanti seperti apa, aku sangat khawatir padamu," sambungnya.
"Aku tidak ada pilihan, Ayah. Dia mengancam aku dan membawa-bawa ibu yang sedang sakit," desis Lery membuat Jhon terdiam sejenak.
"Dia mengancam kalau kita akan menjadi gelandangan, Ayah. Kau pikir aku bisa apa? Kalau kita menjadi gelandangan, kita tidak akan mempunyai uang untuk membeli obat untuk ibu!" pekik Lery membuat Jhon tidak bisa berkutik.
"Tapi tidak harus menerima tawaran itu, Nak," ucap Clara dengan lembut, "aku tidak perlu berobat lagi, aku sudah merasa lebih baik sekarang," sambung Clara.
"Dia itu playboy, Sayang. Aku khawatir kalau nanti kau akan dipermainkan olehnya." Clara tampak sedih dan matanya mulai berkaca-kaca.
"Aku tidak tahu lagi, Bu. Aku tidak ingin kau kenapa-napa, jadi aku terima saja," ucap Lery sembari menyelipkan rambutnya ke balik telinga.
"Kau bahkan belum mengenalnya," desis Jhon membuat Lery terdiam. Dia mendekat pada sang ibu, lalu memeluk ibunya.
"Tapi aku sudah terlanjur menerimanya, apa bisa aku menolak lagi? Kita bahkan tidak bisa berbuat apa-apa, Bu, Ayah." Lery menghela napasnya pelan.
"Apa kau yakin menikah dengan lelaki seperti dia? Kau bahkan belum mengenalnt, Nak. Kenapa kau mengambil keputusan secepat itu?" tanya Jhon membuat Lery terdiam.
"Kenapa kau bisa seyakin itu? Dia itu pria yang kejam dan tidak mempunyai belas kasihan, Nak! Kenapa?" tanya Jhon lagi.
"Aku tidak tahu, Ayah. Aku berharap nanti semuanya akan baik-baik saja." Lery menggigit bibirnya dengan pelan, tidak tahu apa yang telah dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
Romance[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kau Adalah canduku. Sejak pertemuan pertama kita, sudah kuputuskan kau adalah milikku. Hanya milikku! Ingat itu Lery Gladisha!!! -Devward Clinton- Seri ke II MPH : Amour Vrai (Su...