"Jika memang ada kepercayaan dengan kita, niscaya dia mau mendengar penjelasan kita."
Tepat saat mobil Mark berhenti di depan rumah Devward, Devward langsung keluar dengan langkah besarnya. Entah mengapa perasaannya tidak enak.
Dari luar terdengar sayup-sayup suara meminta pertolongan. Devward yang mendengar itu berlari ke arah suara tadi yang berasal dari kamar utama—kamar Lery dan Devward—diikuti Mark dari belakang.
Di kamar, Loraine memukul-mukul pintu kamar mandi dengan tangan bergetar sambil menangis.
"Ada apa, Loraine?" tanya Devward cemas. "Oh, Tuhan," ucapnya lagi.
Devward mengisyaratkan Loraine menjauh agar ia bisa lebih leluasa mendobrak pintu yang terkunci dari dalam.
Mencoba mendobrak beberapa kali, tapi tidak berhasil. Mark pun ikut membantu Devward.
Devward merutuki pintu kamar mandi yang sangat kokoh. Mencoba sekali lagi.
Bukkhhh!
Berhasil!
Dengan napas terengah-engah, Devward menatap nanar istrinya yang tergeletak di lantai kamar mandi di bawah guyuran shower. Begitu juga Mark dan Loraine yang menatap iba kepada Lery.
Dengan langkah cepat, Devward menghampiri istrinya dan mematikan shower.
Tubuh Devward bergetar. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat istrinya dan membalut dengan handuk yang diberikan oleh Loraine. Jantung Devward seakan diremas. Sakit bercampur sesak.Devward membaringkan istrinya di tempat tidur, masih dengan pakaian yang basah kuyub. Loraine mengambil alih, ia mengisyaratkan Mark keluar dan menyuruhnya menghubungi dokter, sementara Devward bersikeras tidak mau beranjak sedikit pun dari sisi istrinya.
Devward memakaikan pakaian hangat dan tebal ke tubuh Lery yang dingin karena terlalu lama tersiram air.
Sementara di luar kamar, Mark menghubungi dokter pribadi keluarga Clinton, Dokter George.
Setelah 15 menit menunggu, Loraine menyuruh Mark masuk, beserta Dokter George.
Dokter George memeriksa keadaan Lery. Tidak berapa lama, ia menulis sesuatu di kertas kecil—seperti kertas memo—dan meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur.
George berdeham sebentar dan mulai berbicara.
"Kondisinya tidak terlalu parah. Hanya saja, kondisi fisiknya lemah,"ucap Dokter George sembari memasangkan infus di tangan Lery.
"Lery tidak mau makan, dia hanya mengurung dirinya terus dan menangis." Loraine memberi tahu.
"Pantas saja, sebaiknya kalian lebih memperhatikan pola makannya," jelas dokter itu.
Devward diam saja tidak menanggapi George. Fokusnya hanya pada istrinya yang belum sadar dan terus menggenggam tangan mungil milik istrinya.
"Kau harus lebih mengawasi istrimu, Devward, jangan biarkan dia tidak makan. Kau tahu dampaknya akan sangat fatal dan dia bisa terkena gangguan pencernaan."
"Aku tahu. Apa sebaiknya dia di infus saja?" tanya Devward dengan khawatir.
Terdengar George menghela napas lagi dan dia menggeleng, "kemungkinan dia akan terkena flu atau demam. Aku sudah menyiapkan resep obatnya," ucap George menunjuk ke meja di dekatnya. "Aku rasa pemeriksaannya sudah cukup. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku. Aku pulang dulu," lanjutnya.
Devward hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
"Ehemm, aku akan menebus obatnya dulu sambil mengantar Dokter George," ucap Mark lantas mengambil resep yang dituliskan dokter tadi. Devward mengangguk. Lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
Romance[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kau Adalah canduku. Sejak pertemuan pertama kita, sudah kuputuskan kau adalah milikku. Hanya milikku! Ingat itu Lery Gladisha!!! -Devward Clinton- Seri ke II MPH : Amour Vrai (Su...