"Aku yang terlalu pintar menutupi rasa sakit hatiku, atau kau yang terlalu menganggap seakan aku ini baik-baik saja?"
"Bagaimana kondisi Lery, George?" tanya Loraine pada George yang sedang memeriksa keadaan Lery. tadi Loraine mendapat telepon dari asisten rumah tangga di rumah Devward dan Lery. Maka dari itu Loraine bergegas menuju rumah Devward dan Lery.
George menghela napasnya pelan, "Lery tak apa-apa, hanya saja, Lery membutuhkan perhatian penuh karena dia sedang mengandung," jelas George membuat Loraine terlonjak kaget.
"Mengandung? Ya ... Tuhan," desis Loraine dengan sedih.
"Setelah Lery bangun, jangan lupa menyuruhnya makan. Aku sangat yakin kalau dia belum mengisi perutnya sejak tadi, kau tahu kan kalau kandungan Lery masih seumur jagung, dan jangan sampai Lery stres," ucap George. Loraine mengangguk mengerti.
Loraine dan George diam saat melihat Lery mulai bergerak, lalu mereka mulai berbicra lagi. Lery mencoba membuka matanya, tapi terasa sangat berat. Samar-samar ia mendengar ada suara pria dan wanita sedang berbicara. Itu bukan suara Devward.
Lalu hening.
Lery mengerjapkan matanya, memaksa agar terbuka, perlahan tapi pasti matanya terbuka sedikit demi sedikit.
Orang yang pertama Lery lihat adalah sosok seorang perempuan yang tersenyum padanya. Loraine.
Lery lalu berusaha duduk dibantu oleh Loraine. Ia bertanya-tanya apa yang dilakukan Loraine di rumahnya. Lery mencoba mengingat semua yang terjadi sebelum kegelapan memenuhi penglihatannya. Ternyata tadi ia pingsan.
Lery merasa matanya memanas, yang sebentar lagi pasti akan menumpahkan air mata mengingat kilasan Devward yang tidak pulang, foto Devward, dan masa lalu Devward. Entah kenapa Lery sangat sedih.
George berdeham pelan, lalu dia keluar dari kamar Lery. Meninggalkan Lery dan Loraine.
Lery merasakan ada yang menyentuh bahunya.
"Ssttt, jangan menangis," ucap Loraine dengan lembut.
Lery menggeleng. "Devward? Apa kau tahu di mana dia?" Loraine menatap Lery seperti menimbang-nimbang sesuatu.
"Kenapa? Devward di mana? Kenapa dia tidak pulang?"
Loraine menarik napasnya pelan, "Devward sedang di luar kota," ujarnya.
Apa? Di luar kota? Sedang apa? Apa urusan bisnis? Banyak pertanyaan yang berputar-putar di kepala Lery.
"Devward menemui seseorang," ucap Loraine lirih seolah tahu apa yang Lery tanyakan dalam kepalanya.
"Menemui seseorang? Apa Devward menemui Delaneria? Ya Tuhan. Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus diam saja? Tidak! Devward suamiku! Dan Devward hanya milikku. Tapi apa Devward mencintaiku? Pertanyaan itu seperti menohok hatiku. Rasanya sesak." Ucap Lery dengan lirih.
Bagaimana perasaanmu kalau mengetahui suamimu atau orang yang kau cintai bertemu dengan wanita lain yang merupakan mantan tunangannya? Sakit, sesak, kesal, marah, dan cemburu menyatu menjadi satu yaitu luka dalam yang abadi. Jantung Lery terasa diremas-remas. Seketika Lery sadar ia telah mencintai Devward.
"Terluka? Iya, ternyata begini rasanya. Dua bulan pernikahan kami berjalan, hanya beberapa hari aku merasa bahagia. Apa aku menyesal menikahinya? Antara iya dan tidak." Lery berbicara seolah tidak ada Loraine di depannya.
Air mata kembali membasahi wajah Lery, ia memukul-mukul dadanya yang semakin sesak memikirkan hal-hal buruk pada rumah tangganya. Padahal usia pernikahan mereka masih seumur jangung. Tapi rasanya Lery sudah bisa menebak apa yang akan terjadi nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
Romance[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kau Adalah canduku. Sejak pertemuan pertama kita, sudah kuputuskan kau adalah milikku. Hanya milikku! Ingat itu Lery Gladisha!!! -Devward Clinton- Seri ke II MPH : Amour Vrai (Su...