"Di dalam cinta, jika kau mencarinya, dia akan menghindarimu. Tapi, jika kau jadi orang yang pantas dicintai, dia akan mengelilingimu."
Suasana hingar bingar club malam itu tak dihiraukan lelaki yang sedang duduk di sudut ruangan yang tampak temaram. Dia terlihat menggertakan giginya dan mengumpat kesal.
Banyak wanita yang menggodanya, bergelayut manja di lengannya, termasuk kekasihnya yang baru. Tapi tak satu pun diladeninya. Dia merasa tidak tertarik dengan wanita-wanita murahan bekas pakai itu.
Lelaki itu masih memikirkan percakapan tadi siang. Dia kembali geram.
"Apa ... menikah??" tanya Jhon merasa terkejut.
"Iya, aku ingin putrimu yang cantik ini menikah denganku," ucap lelaki itu dengan senyum jahatnya.
"Tidak...!!!" bentak Jhon mulai emosi, "aku tidak akan mengorbankan putriku hanya untuk menyelamatkan perusahaan ini!" sambungnya mulai geram. Karena Jhon tahu bagaimana reputasi lelaki di depannya ini. Lelaki yang senang mempermainkan wanita.
"Aku tidak mau tahu dan aku tidak menerima penolakan!" sergah Mr. Clinton dengan cepat. "Aku memberikanmu waktu selama beberapa hari untuk berpikir," lanjutnya lalu berlalu dari ruangan Jhon dengan rahang yang mengeras.
Siapa yang tidak mau menjadi kekasih apa lagi dinikahi seorang pengusaha muda sukses, kaya raya, tampan, dan banyak wanita yang suka rela menyerahkan diri padanya. Tapi ya begitulah, dia itu playboy dan tak segan-segan mencampakkan wanitanya kalau dia sudah bosan.
Tentu saja Jhon tidak mau putri kesayangannya itu menjadi korban lelaki yang ingin menikahi putrinya. Entah apa motif lelaki ini langsung ingin menikahi putrinya. Bukannya mereka belum pernah bertemu?
Ralat, mereka pernah bertemu sekali.
Ternyata lelaki itu tidak melupakan pertemuan pertama mereka. Dia selalu terbayang-bayang wajah cantik gadis itu, mata sebiru laut membuatnya terpesona, wajahnya yang tirus, tubuhnya yang mungil, membuatnya semakin gemas, ditambah rambut hitam panjangnya yang tergerai dengan indah di pundaknya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja saat di pusat perbelanjaan beberapa waktu lalu.
Sial, dia pikir dia itu siapa! batin lelaki itudengan kesal.
Lelaki itu kembali menyesap minumannya, lalu beranjak pergi dan meninggalkan tempat itu. Dia kembali ke apartemennya yang ada di pusat kota. Dia menekan angka yang ada di lift menuju apartemennya yang ada di lantai tiga. Saat sudah sampai di depan pintu apartementnya, lelaki itu memasuki ruangan yang gelap tanpa berniat menghidupkan lampu.
Dia mengempaskan badannya di sofa sambil termenung. Wajahnya dingin, rahangnya mengeras.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Lery, tidak akan! Bahkan jika orangtuamu tidak memberi izin aku akan merebutmu dengan paksa.
Kau akan menjadi milikku," lirih lelaki itu pelan sambil memejamkan kedua matanya. Entah apa yang membuatnya begitu tertarik pada gadis itu, padahal mereka masih bertemu sekali."Setidaknya, aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi," lanjutnya dengan pelan.
Mungkin dia butuh tidur lebih, dan dia sudah tidak sabar menunggu apa yang terjadi hari yang akan datang. Semoga tidak membuat mood-nya rusak. Dia juga tidak tahu apa yang membuat dirinya begitu ingin menjadikan gadis yang baru ia temui itu menjadi miliknya. Kalau di pikir-pikir, banyak wanita yang bertekuk lutut padanya, tapi rasanya ia sudah tidak tertarik lagi.
***
Di rumah Lery
Lery turun dan menghampiri orangtuanya di meja makan. Dia mengecup pipi kedua orangtuanya sambil mengucapkan selamat pagi. Lery mengambil tempat duduk di samping ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Husband
Romance[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kau Adalah canduku. Sejak pertemuan pertama kita, sudah kuputuskan kau adalah milikku. Hanya milikku! Ingat itu Lery Gladisha!!! -Devward Clinton- Seri ke II MPH : Amour Vrai (Su...