Part 16

180K 7.5K 103
                                    

"Lakukanlah apa yang menurutmu benar tanpa harus menyakiti perasaan orang lain."

Devward memijit pangkal hidungnya dan membuang napasnya dengan kasar. Kepalanya rasanya sangat sakit sekali.

Saat ini ia duduk termenung di sudut ruangan yang temaram di apartemennya. Itu yang beberapa hari ini ia lakukan, termenung, menahan rasa bersalah di hatinya, dan menahan rasa rindu pada istrinya.

Oh, Tuhan. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Pagi tadi, Devward buru-buru meninggalkan Lery yang masih tidur dengan pulas. Ia tidak ingin Lery menanyakan kenapa dia tidak pulang. Ya, Devward sedang menghindar dari masalah.

"Bagaimana kalau Delaneria benar-benar menjalankan ancamannya? Hah, wanita ber*ngsek itu. Dia mengacaukan semuanya," geram Devward.

Pagi itu Devward menerima telepon dari nomor asing, yang tidak lain adalah Delaneria.

"Hallo, Dev! Ini aku Delaneria."

Devward diam, tak berniat membalasnya.

"Dev! Kau masih di situ? Tolong aku, Dev! Kumohon, hiks...." tangis Delaneria membuat Devward mengerutkan keningnya.

"Dev, aduh sakit! Dev para preman ini memukulku, hiks...."

"Datanglah, hanya kau yang bisa menolongku karena aku tidak memiliki siapa-siapa lagi."

Lalu sambungan telepon putus dan sebuah pesan singkat masuk.

Devward mengerang dalam hati, lalu ia mandi dan memakai pakaian kantor. Mengecup kening Lery lalu pergi begitu saj tanpa meninggalkan satu pesan pun.

Devward membaca pesan singkat yang masuk di ponselnya yang berisikan alamat yang dikirimkan, entah rumah siapa. Lalu ia bergegas datang ke tempat itu.

Tiba di tempat, Devward melihat Delaneria dengan wajah yang babak belur.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Devward membantu Delaneria berdiri dan membawa wanita itu masuk ke mobilnya. Delaneria memberi tahu alamat apartemennya pada Devward.

Sesampainya di apartemen Delaneria, ia mempersilakan Devward masuk. Dan Delaneria minta ijin membuatkan minum.

Apartemen itu kecil dan berada di sekitar perumahan kumuh.

Apa Delaneria sudah kehabisan harta? Dan dia berniat menipuku, eh?
Tidak akan terjadi lagi. Aku datang tadi hanya untuk sekedar menolong dia saja. Dan kuperingatkan, aku tidak memiliki perasaan sedikit pun padanya, hati dan cintaku sudah dimiliki orang yang paling berarti bagiku, Lery.

Devward berniat pergi, karena ia harus ke kantor dan ia tak ingin ada kesalahpahaman dengan Lery, tapi tiba-tiba saja Delaneria sudah di hadapan Devward dan meletakkan minuman di hadapan Devward.

"Diminum, Dev." Masih sama dengan yang dulu. Licik! Tapi sayangnya, Devward tidak menyadari hal itu. Pikirannya hanya fokus pada dua hal, yaitu pada Lery dan pada pekerjaannya.

Sebenarnya Devward tidak merasa haus, tapi ia langsung menghabiskan satu gelas dalam sekali teguk tanpa memikirkan ramuan apa yang dimasukkan nenek sihir itu ke dalam minumannya, agar ia bias lebih cepat pergi. Karena jujur saja, Devward sudah tidakmau berurusan dengan Delaneria lagi.

Devward bangkit berdiri sambil menarik pangkal hidungnya karena tiba-tiba saja kepalanya terasa nyeri dan berdenyut, pandangannya mulai kabur hingga ia terduduk lagi di sofa. Devward menggelengkan kepalanya beberapa kali, tapi tetap saja kepalanya sangat sakit, matanya berat, dan ia ingin tidur saja.

My Protective HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang