Grace berlari mengejar orang yang ada didepannya. Grace sudah mulai lelah dengan peluh di keningnya dan juga nafasnya yang terputus-putus. Tetapi orang itu terus berlari sambil tertawa.
"Ayo dong! Masa baru segini aja udah capek." Ledek orang itu.
"Iihhh Steven! Kamu kan cowok jadi larinya pasti nggak cepet capek, aku kan cewek, beda dong!." Bela Grace.
"Sama aja sihhh! Huuu... bilang aja kamu gak bisa lari!." Ejek Steven.
"Bisa kok!." Seru Grace.
"Yaudah,.kalo bisa kejar aku!." Tantang Steven, lalu ia berlari kencang meninggalkan Grace.
"Steven tung-." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Grace terjatuh dengan kencang ke tanah dengan nafas yang terputus-putus.
Dada Grace terasa sesak sekali. Bernafas pun ia sulit. Perlahan mata Grace menutup dan nafasnya mulai terhenti.
∞
Grace terbangun dengan nafas terputus-putus tangannya mulai bergerak liar untuk mencari suatu benda.
Setelah didapatkannya benda kecil tersebut, Grace menggunakan benda kecil itu untuk menyemprot sesuatu ke dalam mulutnya. Setelah itu barulah nafas Grace kembali normal dan dada Grace tak terasa sesak lagi.
Grace adalah pengidap penyakit asma. Dari kecil ia sudah mengidap penyakit itu. Maka dari itulah Grace jarang bergaul dan lebih mementingkan dunia khayalannya. Disana ia bisa berlari bebas tanpa takut penyakit asma nya akan kambuh. Tapi entah kenapa tadi di dalam dunia khayalannya asma Grace malah kambuh.
Mungkin itu cuma mimpi buruk. Batin Grace. Ia yakin bahwa yang tadi bukanlah dunia khayalannya melainkan hanya mimpi buruknya.
Grace menaruh benda kecil yang bernama inhaler itu ke tempat semula. Ia bangkit dari tempat tidur dan bersiap mandi karena hari ini ia sekolah.
∞
Grace duduk tenang di tempat duduknya. Pandangannya lurus ke depan akan tetapi tatapan matanya terlihat kosong. Kalau sudah begini, Grace pasti sedang berkhayal lagi.
"Grace, pr matematika udah belum?." Tanya Allison, salah satu teman dari Grace.
Ucapan Allison tersebut membuat Grace tersadar dari khayalannya.
"Emangnya ada?." Tanya Grace.
"Ada tauuu, yang halaman 36 ituuuu." Jawab Allison.
"Ooh, belum." Ucap Grace.
"Duuh gimana nih,mana matematika pelajaran pertama lagi." Keluh Allison, lalu dia mulai mencari orang lagi untuk menyontek pr.
Sementara Grace mulai asyik dengan dunia khayalannya lagi.
Tak lama kemudian Allison kembali dengan wajah yang sumringah.
"Yeay Pr matematikanya udah selesai! Grace mau nyontek gak?." Tawar Allison sambil menyodorkan bukunya kepada Grace.
"Enggak,makasih." Tolak Grace.
"Okay." Ucap Allison.
Kringg!!
Bel masuk berbunyi nyaring, semua murid yang masih berada di luar kelas langsung masuk ke kelas dan duduk ditempat duduk masing-masing.
Tak lama guru matematika Grace mulai berjalan memasuki kelas. Suasana di kelas langsung sepi. Tak ada yang berani bergerak, ataupun berbicara lagi.
"Anak-anak, kumpulkan pr yang saya berikan kemarin." Perintah Mrs Libia, guru matematika Grace.
Semua murid mulai maju ke depan dan mengumpulkan bukunya masing-masing,.sementara Grace hanya duduk tenang dan masih asyik dengan dunia khayalannya sendiri.
"Mrs Parkinson, kenapa kau tidak mengumpulkan buku mu?." Tegur Mrs Libia kepada Grace.
Grace mulai tersadar dari dunia khayalannya.
"Maaf Mrs Libia, saya belum mengerjakannya." Jawab Grace.
"Kenapa kau belum mengerjakan pr mu Mrs Parkinson?." Tanya Mrs. Libia.
"Ini sudah kesekian kalinya kau tidak mengerjakan pr mu, nilai ulanganmu juga sangat buruk, apa kau ada sedang ada masalah Mrs Parkinson?." Lanjutnya.
Grace hanya diam saja tanpa menjawab. Mrs Libia menghela nafas.
"Baiklah kali ini kau bebas dari hukumanmu, tetapi sebagai gantinya sepulang sekolah kau harus menemuiku diruang guru." Pesan Mrs. Libia.
"Baik Mrs. Libia." Ucap Grace mengerti.
Pelajaran pun dimulai, tetapi Grace malah kembali berkhayal tanpa memperhatikan apa yang di ajarkan oleh Mrs. Libia.
∞
Grace berjalan sendirian di trotoar. Kepalanya menunduk lesu. Saat diruang guru tadi, Mrs Libia menasihatinya panjang lebar dan pada akhirnya Mrs Libia memperingati Grace, jika Grace tidak mengerjakan pr nya lagi maka ia dengan terpaksa harus memanggil orang tua Grace ke sekolah.
Grace sebenarnya cukup pintar. Tetapi sejak ibu nya meninggal Grace menjadi seperti ini. Grace menjadi sangat tertutup dan pemurung. Grace juga menjadi sering berkhayal.
Grace menyebrangi jalan dengan masih menunduk. Grace tidak sadar bahwa ada mobil yang menuju kearahnya dengan kencang.
Tinn tin!!
Terdengar bunyi nyaring klakson yang memekakkan telinga. Sebelum sempat menoleh, Grace sudah terhantam duluan oleh mobil itu. Tubuh Grace terkapar tak berdaya di aspal dengan bersimbah darah. Orang-orang mulai mengerubungi tubuh Grace yang malang. Beberapa diantaranya mulai menelepon ambulans untuk menolong Grace.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusion
FantasyGrace sangat suka berkhayal. Grace pikir dunia khayalannya lebih indah dibandingkan dengan dunia asli dimana ia tinggal. Pada suatu hari Grace mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma. Grace pun malah terjebak di dunia khayalannya sendiri.