23. Falling in Love

1.8K 169 1
                                    

"Lo-ve." Grace menggumamkan kata yang ada pada buku yang sedang ia baca.

"What the..." Mata Grace melebar kaget saat melihat isi keseluruhan buku itu.

A-aku...

AKU JATUH CINTA?!!.

Grace kaget bukan main saat mengetahui kalau ia sedang jatuh cinta. Dan lebih kagetnya lagi,

Orang yang membuatnya jatuh cinta adalah Steven?!.

Grace memang penasaran mengapa jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat ia sedang bersama Steven. Dan juga kupu-kupu yang seperti menggelitiki perutnya dari dalam...

Tapi ia benar-benar terkejut karena ternyata rasa itu adalah rasa disaat dengan jatuh cinta. Ditambah lagi, seumur hidupnya Grace tak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Dan ini adalah yang pertama baginya. Tapi...

Kenapa harus sama Steven sih?!.

Kenapa harus Steven yang jadi cinta pertamanya?.

Grace dan Steven....

Itu adalah perpaduan yang mustahil untuk terjadi. Grace adalah nyata dan Steven adalah khayalan. Benar-benar hal yang mustahil.

Grace tak mengerti kenapa hal ini harus terjadi kepadanya.

Dari semua laki-laki nyata didunia ini yang jumlahnya berjuta-juta atau bahkan bermilyar-milyar, mengapa, ia harus jatuh cinta kepada laki-laki yang hanyalah khayalannya semata?.

Oh, ayolah. Aku sedang tidak berkhayal kan?.

Grace menepuk-nepuk pipinya. Benar ini bukan mimpi? Benar ini bukan mimpi? Benarkah, benarkah, benarkah?!.

Grace menghela nafas, lalu menggeram frustasi. "Argh!!."

"Hei."

Grace tersentak kaget karena suara seseorang. Ia menoleh, dan mendapati Steven dengan wajah khas orang baru bangun tidur. Rambut pirangnya acak-acakan, matanya sayu, bibirnya melengkung kebawah seperti orang yang sedang cemberut.

Oh my god.

Tampan sekali.

Eh? Apa yang baru saja kukatakan?!.

"Berisik tahu." Gerutu Steven. Ia merapikan rambutnya yang berantakan. "Jam berapa ini?." Tanyanya seraya duduk disofa, tepat dihadapan Grace.

"Jam 5." Jawab Grace berusaha bersikap normal.

Bagaimana aku bisa bersikap normal kalau jantungku terus berdetak cepat seperti ini?!. Pekik Grace dalam hati sengsara.

Steven melebarkan mata kaget. "Aku tidur selama itu?!." Pekiknya.

Grace mendengus. "Iya, kau kebluk sekali." Ejeknya.

Steven mendecak. "Kan baru sekali ini aku tidur siang." Ucapnya membela diri. "Semalam aku tak bisa tidur." Gumamnya dengan pandangan lurus kedepan-menerawang.

Grace menengok dengan antusias. "Memikirkan hal apa?." Tanyanya. Ia sedikit berharap bahwa Steven sedang memikirkan kejadian kemarin-saat mereka berdua terjatuh.

Steven menatap Grace seraya menyipitkan matanya. "Darimana kau tahu aku tak bisa tidur karena memikirkan suatu hal?."

Grace tersenyum kikuk. "Ah, i-itu... itu hanya tebakanku saja." Ujarnya mengelak.

Steven kembali menatap kearah depan. "Tebakanmu benar." Gumamnya pelan, tetapi masih bisa terdengar oleh Grace.

"Oh, Wow, kebetulan sekali, ha ha." Grace tertawa gugup dan malah terdengar seperti suara tawa robot.

DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang