27. Mom's Promise

1.6K 165 1
                                    

Seorang pria paruh baya, duduk dikoridor. Ia tengah menunggu dokter yang sedang memeriksa keadaan anaknya. Ialah Johnny Parkinson, atau ayah Grace.

Seperti biasa, kini Grace tengah diperiksa mengenai perkembangannya. Meski ayah Grace tahu tak pernah ada sedikitpun perkembangan dari Grace. Ia tetap menunggu dengan penuh harapan akan terdapat perkembangan walau hanya sedikit saja.

Atau mungkin keajaiban datang dan menyadarkan Grace dari koma. Sudah 3 bulan Grace koma. Tetapi ia belum menunjukkan perkembangan sedikitpun. Grace juga harus melewati musim dingin dalan keadaan koma. Padahal Grace suka sekali salju. Sayang sekali ia tidak bisa melihat salju karena koma.

Ayah Grace menghela nafas. Terdengar pintu ruang rawat terbuka. Dokter keluar dari ruang rawat dengan wajah cerah. Ayah Grace mengerutkan dahi.

"Apakah ada perkembangan?." Tanyanya.

Dokter itu mengangguk seraya tersenyum. "Terdapat perkembangan yang pesat dari pasien, saya tidak tahu pasti. Tapi kemungkinan pasien akan terbangun dari koma sangatlah besar. Selamat." Jelasnya.

"Ya, terima kasih." Ucap ayah Grace.

Ayah Grace tersenyum senang mengetahui hal tersebut. Ia memasuki ruang rawat, lalu duduk disamping ranjang pasien dan memegang telapak tangan Grace erat.

"Terima kasih telah bertahan, Grace."

"Eng?." Grace memegang kepalanya yang pusing.

"Grace, kau baik-baik saja?." Tanya Steven begitu melihat Grace telah sadar.

Grace bangkit terduduk, dibantu oleh Steven. "Um... yah, aku mendapatkan beberapa kenangan masa lalu, dan tiba-tiba semuanya menggelap." Grace berhenti sejenak. "Apa yang terjadi?." Tanyanya.

"Kau pingsan." Jawab Steven.

Grace hanya bergumam menanggapi jawaban dari Steven.

"Ingatan seperti apa yang kau dapatkan?." Tanya Steven.

"Ingatan saat dimana aku pertama kali mendengar lagu fur elise."

Steven hanya bergumam 'oh' lalu terdiam. "Kau tahu dimana lagi kita bisa mendapatkan ingatan masa lalumu?."

"Hm? Ta....hu?." Ucap Grace agak ragu.

Steven menyipitkan mata. "Jangan bilang kau tak tahu." Tuduhnya.

"Aku tahu kok." Sergah Grace. "Tenang saja, semuanya ada dibawah kendaliku." Ucapnya seraya melipat tangan didepan dada.

Steven mendengus. "Kalau begitu ayo."

"Ayo kemana?." Tanya Grace bingung.

"Kita cari ingatan masa lalumu." Jawab Steven enteng.

Bibir Grace mengerucut. "Tidak mau! Kepalaku pusing." Rengeknya.

"Kalau begitu istirahatlah sebentar." Steven bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar. "Nanti kita lanjutkan lagi mencari ingatanmu itu." Ucap Steven seraya menutup pintu.

Grace menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Tak lama ia pun tertidur pulas.

"Grace, bangun." Ujar Steven seraya menggoyangkan badan Grace.

"Eng? 5 menit lagi!." Grace mengerang karena tidurnya diganggu.

"Tidak bisa, ayo bangun." Ucap Steven tegas.

Grace tak menjawab. Steven menghela nafas, lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Grace dengan kencang.

Grace tersentak hingga bangkit terduduk. "Hwaaa! Aku ngantuk!!." Rengeknya seperti anak kecil.

DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang