Al melihat mobil Illy mencoba berhenti mendadak, tapi kecepatannya terlalu tinggi dan malah kehilangan kendali. Walhasil, mobil itu berputar dan terlempar hingga menghantam keras beton pembatas jalan. Pandangannya lalu beralih ke tengah jalan. Di sana, seorang gadis kecil tergeletak dengan luka parah di kepala dan kakinya setelah mobil Illy tidak berhasil menghindarinya.
Al bergegas keluar dari mobilnya yang hanya berjarak beberapa meter dari kejadian. Dan beberapa kendaraan yang akan melewati jalan yang cukup lengang itu pun berhenti untuk memastikan kecelakaan yang terjadi.
Bagian depan mobil Illy benar-benar hancur dengan pecahan kaca berserakan. Al membuka paksa pintu mobil itu. Beruntung Illy tidak menguncinya dari dalam.
"Nona!" Al semakin panik saat melihat Illy tak sadarkan diri, tertelungkup di stir. Keadaannya diperparah karena sistem air bag di mobil sport itu sama sekali tidak berfungsi seperti seharusnya. Al langsung mengangkat Illy keluar dari mobil yang sudah mengeluarkan asap dari kap mesin, sedikit kesulitan karena kaki Illy terjepit.
Dahi Illy terluka parah. Beberapa serpihan kaca bahkan menggores pipi dan tangannya. Tapi, bukan hanya luka itu yang Al khawatirkan. Ia takut saat melihat kaki Illy, dan mungkin masih ada luka dalam. Pelan-pelan, Al membaringkan Illy di mobilnya.
Beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu pun tidak tinggal diam. Mereka menolong anak kecil yang masih tergeletak.
"Bawa ke mobil saya aja, biar saya langsung bawa ke rumah sakit," kata Al yang merasa bertanggung jawab atas kecelakaan itu.~~~
Illy membuka matanya perlahan. Dengan bersusah payah, ia berusaha menggerakan kepala yang ditopang gips di lehenya. "Ssshhh... awww...." Ia beralih memegangi perban yang menutupi luka di kepala, dan bahkan di kedua belah pipinya. Seolah belum cukup parah, ia pun melihat perban-perban melingkar di tangannya. "Jadi, gue kecelakaan?" gumamnya.
Mendengar suara ringisan Illy, Opa dan Al yang tengah mengobrol di tepi jendela cepat-cepat menghampirinya.
"Sayang, kamu udah sadar?" tanya opa sembari mengusap kepala Illy. "Maaf Opa udah bentak-bentak kamu...."Illy tidak menjawab, hanya melihat Opa dengan tatapan kecewa. Bahkan, menyiratkan kemarahan dalam tatapannya.
"Opa tahu kamu masih marah, tapi kamu harus tahu kalau yang kamu lakukan itu memang salah. Dan sekarang lihat keadaan kamu, ini karena kesalahan kamu sendiri. Illy, kamu harus harus bisa ngendaliin emosi kamu, kamu udah dewasa, sayang...."
"Aku mau sendiri. Aku gak mau lihat Opa," sahut Illy akhirnya, seraya memalingkan wajahnya dari Opa.
Opa menatap Illy seraya berusaha menyembunyikan rasa sedih atas sikap cucunya itu. "Hmm… ya udah, kamu istirahat aja." Ia tahu betul tabiat Illy dan karena itu, ia menyerah dan bergegas keluar. Tapi, ia yakin Illy akan kembali seperti semula setelah melupakan semuanya.
Sementara itu, Al yang sejak tadi hanya diam di antara percakapan cucu dan kake itu kembali mengikuti Opa, meninggalkan Illy sendiri.Setelah ditinggalkan sendiri, Illy hanya merenung. Apa yang salah? Selama ini gue baik-baik aja sama hidup gue, gak ada yang salah. Kenapa sekarang tiba-tiba semuanya jadi salah gue?
Illy terus memikirkan semuanya hingga tertidur.~~~
Setelah cukup lama tertidur, Illy terbangun saat merasa tenggorokannya kering. Ia melihat ke sofa, tidak jauh dari tempat tidurnya. Di sana, Al tengah tertidur dalam posisi duduk bersandar. Sesaat ia sempat berpikir untuk membangunkan Al dan meminta bantuannya, tapi kemudian mengurungkan niat itu saat mengingat terakhir kali ia memakinya.
Akhirnya, Illy berusaha sendiri untuk meraih gelas minuman di atas meja makan kecil di samping tempat tidurnya. Saat gelas sudah di tangannya, ia merasakan sakit di kaki kanannya yang sedikit bergeser. "Awww!" Kontan gelas di tangannya terjatuh.
Al terbangun saat mendengar suara benda pecah. Ia segera menghampiri Illy. "Nona! Nona udah bangun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU
FanfictionMungkin benar, kau memang diciptakan khusus untukku. Tuhan mengirimu untuk menjagaku, menjadi malaikat pelindungku. Bahkan, kau sudah lebih dulu menginjakan kaki di bumi sebelum aku. Itu karena kau yang harus menungguku dan bersiap menjagaku saat ak...