Illy dan Al keluar dari kamar motel dengan langkah kompak . Beberapa detik mereka diam, seolah tengah berpose di depan pintu. Illy mendongak dengan sebelah tangan berkacak pinggang, sedangkan Al berdiri tegak dengan sebelah tangan menurunkan kaca mata hingga tatapan tajamnya mengintip.
Illy mengenakan blue jeans, turtle neck sweater baby blue, dan flatshoes abu-abu. Dilengkapi dengan beany motif loreng dan kaca mata hitam milik Al. Di punggungnya, ia menggendong tas berisi baju dan perlengkapannya. Sementara Al, ia tetap konsisten dengan serba hitamnya. Hanya saja, kali ini dia tidak memakai jas seperti biasa, melainkan hoodie hitam dan topi untuk sedikit menyembunyikan wajahnya. Perfect!
"Oke! Tuan buronan, sekarang Princess siap diculik kemana pun!" Illy mulai membuka suara."Uhuuk! Uhukk!" Kontan Al yang tengah mengunyah permen karet tersendak, nyaris tertelan. "Nona! Jangan panggil saya gitu, kesannya saya ini jahat banget!" protesnya.
"Hahaa! Gak papa, emang kenyataannya gitu, kan? Lagian, kamu emang udah nyulik aku, kamu bawa aku kabur!" Illy semakin puas memojokan Al dengan candaannya.
Al mendengus, tidak habis pikir dengan tingkah Illy yang masih tidak bisa serius. "Nona, saya juga kabur dari tugas saya, jadi saya jamin selain dicari sama orang-orang suruhan Latuconsina grup, kita juga dikejar sama tentara yang mikir saya mangkir dari tugas yang udah terlanjur saya setujuin," tegasnya.
Illy merengut. Niatnya bercanda justru berujung penjelasan serius dari Al. "Iya, iya! Tau!" sahutnya dengan bibir mengerucut. "Kan cuma becanda! Lagian dari tadi serius amat, sih! Bikin makin takut aja....! Iya, aku ngerti, kamu kan udah jelasin panjang lebar tadi di dalam.”Al menghela nafas pelan. "Maaf...," sesalnya kemudian. "Saya jadi lebih parno gini. Tapi, nona gak usah takut, ya. Non cukup percaya sama saya," imbuhnya lembut seraya tersenyum hangat.
Seketika itu Illy kembali tersenyum riang. Ia kemudian menggamit lengan Al. "Ya udah, ayo! Katanya kita harus cepat pergi dari sini?"
"..." Sepertinya, Al sudah harus terbiasa dengan tingkah Illy yang cepat berubah-ubah.Baru beberapa langkah, tiba-tiba Illy menghentikan langkahnya dengan dahi berkerut-kerut. "Umm... ngomong-ngomong, semua baju sama sepatu yang kamu beliin pas, termasuk pakaian dalamnya juga. Tapi, kenapa warna dalamannya hitam semua?"
Wajah Al seketika memerah. "Kan nona udah ngasih semua ukurannya, jadi... pas. Kalau warnanya...." Ia berpikir cukup lama.
"Ah! Aku tahu kenapa hitam semua," sambar Illy. "Soalnya hitam itu warna favorit kamu, terus warna hitam juga bikin cewek kelihatan lebih seksi. Iya, kan?" Senyum nakal kemudian ia perlihatkan seraya mendekatkan wajahnya pada Al."A-a... i-itu...." Al tergagap, wajahnya semakin merona. Akhirnya, putuskan untuk menghindari pertanyaan itu dengan melengos. "Tau, ah!"
"Aaalll...! Tungguin!" teriak Illy, sedikit merengek manja. "Aku kan cuma becanda...."
"..."
~~~
Di sebuah terminal bus….
Al masih menggandeng Illy sambil mencari-cari bus yang akan mereka tumpangi. Sementara itu, Illy masih belum tahu kemana Al akan membawanya.
"Al....""Hmm?"
"Sebenarnya kita mau ke mana, sih? Kita udah naik commuter line sampai di Bogor, nih!" Pertanyaan yang sudah Illy tanyakan untuk kesekian kalinya, tapi Al belum juga mau menjawab.
"Saya kan udah bilang, sementara ini kita harus keluar dari JABODETABEK. Dan saya rasa tempat itu bisa kita pakai untuk sementara. Saya yakin, di sana gak akan ada banyak orang yang ngenalin kita, mungkin malah gak ada."
"Iya, tapi di mana?" Illy masih belum puas.
"Nona lihat aja nanti, ya. Nanti saya jelasinin deh, di bus."
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU
FanfictionMungkin benar, kau memang diciptakan khusus untukku. Tuhan mengirimu untuk menjagaku, menjadi malaikat pelindungku. Bahkan, kau sudah lebih dulu menginjakan kaki di bumi sebelum aku. Itu karena kau yang harus menungguku dan bersiap menjagaku saat ak...