2_ Hueeekkk !!!

6.4K 459 27
                                    

Hffttt...! Dia sama sekali gak ngelihat gue! Illy menggigit sandwich-nya dengan emosi sambil terus memelototi pria bertampang lempeng itu. Ia memasang tatapan segarang mungkin, berharap pria itu akan terintimidasi saat melihatnya.

Tapi, tampaknya Al tidak peduli. Bahkan, tidak tertarik untuk sekedar melirik padanya. Ayo, lihat gue! Lo harus tahu kalau gue gak terima opa nyuruh lo ngintilin gue! Gue gak akan biarin lo ganggu kemerdekaan gue!

Saat Opa dan Al sarapan dengan tenang di meja itu, Illy malah sibuk sendiri dengan kecemasan atas nasib hidupnya. Konyol! "Awww, ssshhh...." Walhasil, bibirnya tidak sengaja tergigit.

"Kenapa, sayang?" tanya Opa cemas.

Akhirnya, Illy mendapat perhatian dari opa, juga Al. "Kegigit...." Ia memasang wajah manja, seolah mengancam akan segera menangis. "Sakiittt... huhuuu...."

"Lagian kamu, dari tadi makannya cepet-cepet. Makan itu pelan-pelan, bukan sambil marah-marah." Opa kembali melanjutkan makannya sembari menahan tawa.

"Iiiihhh, Opa! Masa gak ngerti, sih?! Aku tuh, gak perlu pengawal pribadi 24 jam kayak dia!" Illy akhirnya merengek juga. "Masa dia harus ngikutin aku ke mana-mana?" Jari telunjuknya mengarah pada Al yang menatapnya datar.

"Percuma, kamu mau marah-marah juga gak akan merubah keputusan Opa. Opa kan udah jelasin, jangan samain dia sama bodyguard kamu sebelumnya."

Wajah manja Illy berubah kesal dengan bibir mengerucut. Jahat! Opa udah gak sayang lagi sama gue!

Illy beralih melotot pada Al. "Heh! ngomong, donk! Dari tadi diem aja. Asal lo tahu ya! Gue pastiin lo gak akan tahan jadi bodyguard gue. Jangan lo pikir tampang cute lo itu bisa bikin gue melting terus nurut, ya. Gak akan!!!"

Al mengangkat sebelah alisnya. "Jadi, menurut nona saya cute?" tanyanya dingin. "Terima akasih," pungkasnya.

Mulut Illy menganga dengan mata melotot. Tampangnya mungkin sudah sangat konyol karena baru menyadari kata-katanya tadi. "A-apa? Gue tadi bilang apa?"

"Haha... kamu tadi baru aja muji Al. Kamu bilang dia cute!" tukas Opa.

"Tapi, bukan itu inti omongan aku tadi! Opa!" Illy mendengus kesal. Gue mau mojokin bodyguard itu, kenapa jadi gue yang terpojok? Gue salah ngomong, heerrgghhh!!!

"Hahaa! Udah, dari pada kamu marah-marah, mending kamu terima aja. Opa juga gak mungkin milih orang yang salah buat cucu kesayangan opa," kata opa dengan wajah puas, setelah berhasil membuat Illy salah tingkah.

"Tahu, ah! Illy mau mandi aja! Opa bener-bener berhasil ngasih surprise di hari ulang tahun aku ini." Illy beranjak dari taman belakang rumah dengan langkah cepat. Kakinya sengaja dihentak-hentakan dengan langkah lebar di atas rumput itu, agar semua orang tahu betapa kesalnya dirinya.

Opa hanya bisa mengelus dada, melihat tingkah kekanakan dan manja cucunya itu.

Sementara Al, ia berhasil menyembunyikan tawa saat melihat Illy berjalan kesal dengan gaun tidurnya. Ia berpikir, gadis manja itu justru tampak sangat konyol tapi menggemaskan. Ya, sepertinya ia harus bersiap-siap. Mungkin, setelah itu ia akan melihat tingkah seperti itu setiap hari, setiap jam, menit, atau bahkan detik?

"Kamu lihat? Dia itu manja, saya gak tahu lagi gimana caranya biar dia bisa bersikap sedikit lebih dewasa," kata Opa akhirnya. Al tidak menjawab, hanya tersenyum simpul. "Kamu belum lihat sifa-sifat dia yang lainnya, yang pastinya bisa bikin kamu geleng-geleng, Al."

"Gak papa, pak. Saya pasti bisa hadapin nona Princess." Al menunduk hormat.

"Saya bisa lega kalau gitu. Oh ya, mulai sekarang, kamu panggil aja saya opa, gak papa, kok."

Untuk beberapa detik Al hanya menatap opa seolah bertanya 'serius?' Tapi, akhirnya ia menurut tanpa banyak bertanya. "Baik, umm... Opa."

~~~

Illy tengah menyisir rambut panjang pirangnya di depan meja rias dengan cermin super besar. "Atun!!! Ambilin tas sama sepatu warna krem!!!" perintahnya pada Atun yang sudah bersiap di depan ruang wardrobe.

Atun langsung berlari masuk, mencari-cari tas dan sepatu senada. "Ini aja! Sama itu!" Setelah menemukan dua benda dari dua lemari kaca yang letaknya berjauhan, ia buru-buru membawa keduanya pada Illy. "Yang ini, non?"

Illy melihat sekilas, lalu menepisnya dari tangan Atun. "Bukan yang ini! Yang merk-nya Hermes!"

"Ka-kalo sepatunya, non?"

I FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang