Sore hari di halaman belakang rumah sakit….
Setelah merengek pada Al, akhirnya Illy diijinkan untuk menemui Cinta. Entah kenapa, Illy ingin sekali menemui anak itu lagi. Mungkin, ia menyukainya? Mungkin juga dalam diri anak itu ada banyak hal yang tidak ia miliki hingga ia merasa sangat ingin mengenalnya."Hei!" Illy memanggil Al yang tengah membaca buku tebal di kursi tak jauh dari kursi rodanya.
Al menatap Illy singkat, kemudian kembali fokus pada bukunya. "Nona, saya punya nama. Kenalkan, nama saya AL," sahutnya datar. Ia heran, kenapa Illy tidak pernah mau memanggil namanya?
Illy mendengus. Tapi, kenapa gue gak berani manggil namanya langsung, ya? Al.... Masa gue takut gak sopan sih, kalau manggil namanya doank? Masa pake 'kaka' atau 'Mas'? Illy menggeleng ngeri, membuang jauh-jauh pikirannya. "Ngomong-ngomong... nama panjang lo apa?" Tiba-tiba saja ia penasaran setelah tadi Al berseloroh memperkenalkan diri.
"AL," jawab Al singkat.
"Nama panjaaaaanggg!!!"
"Aaaaaaallll...."
“…”“Nama saya memang cuma Al.”
Illy menganga dengan dahi berkerut. "Bener-bener Al doank? A dan L... doank?"Al menghela nafas kasar. "Cuma nama itu yang ibu panti tahu tentang saya. Jadi, sampai sekarang nama saya cuma AL. Di KTP, SIM, Ijazah, semuanya."
"Ooohh...." Illy masih tak habis fikir, tapi akhirnya mengangguk-anggukan kepala. Kok bisa sih, orang tua Al ninggalin Al cuma dengan nama yang terdiri dari dua huruf aja? "Ummm... mungkin orang tua lo mau lo jadi TNI Angkatan Laut, kali!" selorohnya.
Untuk beberapa detik Al hanya menatap malas. "Ya, kenyataannya sekarang saya memang lulusan Akmil Angkatan Laut. Mungkin, orang tua saya sengaja kasih nama yang sekaligus harus saya jadikan cita-cita." Ia berhenti sejenak, sementara Illy masih serius menyimaknya.
"Seandainya saya gak dikasih tugas sama opa nona yang kebetulan punya kedekatan khusus sama atasan saya, mungkin sekarang saya sudah mulai karir saya sebagai perwira Angkatan Laut. Sampai sekarang memang masih harus ditunda, tapi nanti saya harus terima ditempatkan di mana pun, itu tugas saya." Akhirnya, Al menjelaskan semuanya sedetail mungkin sambil fokus pada bukunya, walaupun tapi tidak benar-benar serius membaca.Ditempatin di mana aja, ya? Berarti... dia harus.... Illy mendadak diam. Ia tidak begitu mengerti dengan tugas seorang perwira Angkatan Laut dan bagaimana jenjang karirnya, tapi sejauh itu, yang bisa ia fahami adalah suatu hari nanti Al harus melakukan tugasnya sebagai TNI AL dan itu juga berarti Al harus pergi. Kenapa tiba-tiba gue takut ditinggal?
"Kaka!!!" Saat Illy tengah bingung dengan perasaannya sendiri, akhirnya Cinta datang dengan Atun yang tadi menjemputnya.
Illy menoleh ke arah Cinta datang. Ia masih memikirkan ucapan Al, tapi tetap memaksakan senyum. “Hai, Cinta!”Dan Al, sekilas ia melihat Air muka aneh Illy. Seketika ia merasa berat jika waktunya nanti harus meninggalkan Nona-nya itu. Tapi, ia tetap tidak mau terlalu memakai perasaannya. Hanya satu yang ia tahu pasti, Illy itu gadis arum manis yang dulu selalu ditunggunya, hingga ia tidak bisa lagi menunggu dan terpaksa harus pergi meninggalkan panti asuhan. Dan sekarang, setelah tahu siapa Illy, apa ia masih bisa berharap lebih atau bersikap lancang? Illy yang ternyata seorang Princess, jelas sekali mereka berbeda kasta. Terlebih lagi, Al sangat menghormati Opa dan tidak mau mengecewakannya.
“Kalau gitu saya permisi ambil makanan dulu, non,” pamit Atun pada Illy.“Ya udah,” Illy menyahut singkat, kemudian kembali tersenyum pada Cinta.
"Waaah... kamu makin kelihatan sehat, ya...." Illy mengusap kepala Cinta yang kursi rodanya sudah tepat berhadapan dengan kursi rodanya.
"Kaka kelihatannya masih belum sehat, heheh...." Cinta terkekeh seraya menyentuh perban di pipi Illy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU
FanfictionMungkin benar, kau memang diciptakan khusus untukku. Tuhan mengirimu untuk menjagaku, menjadi malaikat pelindungku. Bahkan, kau sudah lebih dulu menginjakan kaki di bumi sebelum aku. Itu karena kau yang harus menungguku dan bersiap menjagaku saat ak...