Sore itu mereka keluar dengan mengendarai Audi hitam. Hanya berdua, seperti biasa Al tidak suka berdiam diri di mobil dan mengandalkan jasa supir.
"Jadi, nona mau ke mana sekarang?" tanya Al.
"Ke mall aja, deh!" jawab Illy setelah cukup lama berpikir.
"Yakin mau ke mall? Gak mau ke tempat yang lebih tenang?" usul Al, sedikit ragu.
"Tempat lebih tenang? Misalnya?"
"Misalnya ke taman, ke danau, atau-"Al masih akan menyebutkan beberapa alternatif tempat saat menoleh pada Illy dan menyadari jika Illy sama sekali tidak memperhatikannya.
"Itu apaan?!" tanya Illy seraya menunjuk keluar, matanya berbinar takjub.
Al mengikuti arah telunjuk Illy. "Itu...."
Ternyata, Illy melihat ke pinggir jalan. Di sebuah lapangan yang cukup luas, terdapat banyak tenda bulat dan besar dengan warna-warna cerah. Ada tenda dengan bentuk bersegi-segi, bulat, dan juga ada badut. Yah, tempat itu terlihat sangat meriah. "Pasar malam... kayaknya," sambung Al akhirnya.
"Pasar malam? Apaan, tuh? Pasar yang bukanya malam-malam? Bukannya mall juga buka sampai malam?" Illy terbengong. Tidak mengerti, tapi seperti pernah mendengar tentang pasar malam.
"Nona gak tahu pasar malam? Itu loh, pasar yang bukanya dari sore sampai malam. Biasanya banyak pedagang ngumpul, kayak bazar gitu. Suka ada komedi putar, biang lala, dan banyak permainan lainnya."
"Kita ke sana!" seru Illy penuh semangat.
"Tapi, nona yakin mau ke tempat itu? Di situ rame loh, apalagi sebentar lagi juga malam, pasti lebih rame." Al tidak percaya Illy tertarik dengan tempat seperti itu.
"Gue gak lagi minta ijin, ya! Pokoknya kita ke-sa-na!!! Gak mau tahu! Harus!"
"..." Ya, apa yang bisa diharapkan dari seorang Princess manja yang suka seenaknya seperti Illy? Selain menuruti semua keinginannya, tentu.
Akhirnya, Al mencari tempat parkir yang aman dan tidak jauh dari lapangan tempat pasar malam itu digelar.
~~~
Setelah menurunkan Illy ke kursi rodanya, Al mulai melangkah menuju pasar malam yang letaknya beberapa puluh meter dari tempat parkir. Hanya melewati sebuah taman yang cukup sepi. Mungkin, semua pengunjung taman beralih ke pasar malam.
Illy sangat antusias dengan senyum sumringah. "Oh iya! Gue pernah dengar soal pasar malam. Akhirnya, sekarang gue bisa ke sini!!!" cetusnya. Dilihatnya Al tampak tidak begitu bersemangat. "Hei! Kenapa gitu mukanya? Kepaksa banget kayaknya ke sini!"
"Enggak! Siapa yang kepaksa? Umm... saya cuma heran, baru kali ini ada pasar malam di tempat ini, itu aja," elak Al. Bukankah tadi memang Illy yang memaksanya ke pasar malam? Dan Al tidak mungkin menolak.
Akhirnya, mereka masuk ke area pasar malam. Karena masih sore, tempatnya belum terlalu penuh. Al mendorong kursi roda Illy mengelilinginya, sampai tiba-tiba....
"Itu apa?" Illy menunjuk ke sebuah kolam besar yang terbuat dari karet.
Al menatap permainan itu ngeri. "Itu-"
"Cepetan ke sana!" perintah Illy riang. Bahkan, tidak memberi Al kesempatan menjelaskan.
Itu wahana penangkapan ikan. Jadi, siapa pun bisa membayar untuk permainan menangkap ikan dengan jaring kecil yang rapuh. Dan perasaan Al mulai tidak enak.
Di tempat itu ada laki-laki dan perempuan yang sepertinya sepasang kekasih tengah asik berdua. Si perempuan sudah berhasil mengumpulkan beberapa ikan dan jaringnya belum robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU
Fiksi PenggemarMungkin benar, kau memang diciptakan khusus untukku. Tuhan mengirimu untuk menjagaku, menjadi malaikat pelindungku. Bahkan, kau sudah lebih dulu menginjakan kaki di bumi sebelum aku. Itu karena kau yang harus menungguku dan bersiap menjagaku saat ak...