Prolog
Jalaludin Mohammad Khan
Dia mulai kehilangan kesabarannya, tersiksa. Dia terus memandang keatas anak tangga di Mansion Singh, kemudian melihat ke arlojinya.
"Sialan, kemana dia ? " Sudah lebih dari 10 menit berlalu sejak kedatangan mereka kemari dan masih tidak ada tanda2 dari gadis itu. Gadis itu menyia2kan waktuku. Dia mengeretakkan giginya. Dia berdiri dan memasukkan tangannya dalam2 kedalam sakunya. Menegakkan tubuhnya yg tinggi atletis. Mengenakan stelan celana abu2 eksklusif dgn merk terkenal dan kemeja putih. Dia melihat sekeliling ruang tamu dan terpaku pada potret besar yg tergantung di dinding. Mata coklatnya yg cerdas meneliti dgn cermat. Itu adalah foto seorang gadis muda yg sangat cantik mengenakan gaun warna peach dgn bahu terbuka.
Warna gaunnya hampir sama dengan warna kulit gadis itu. Matanya yg lebar indah dibingkai bulu mata yg panjng lebat dan lentik menatap balik kearahnya..begitu menawan, memabukkan ..menarik seperti magnet. Tiba2 jalal merasakan getaran aneh memenuhi perasaannya.
"Sial !! Apa yg salah denganku ??..dia tdk mau mengakui efek tatapan gadis itu pada perasaannya.
Jalal kembali menatap potret gadis itu lagi. Rambut gadis itu berwarna hitam kelam, lebat panjang bergelombang tergerai anggun sampai ke pinggangnya. Dia memakai kalung dan anting2 berlian yg indah. Gadis itu terlihat spt seorang putri yg polos, lugu spt dlm kisah2 dongeng.
Jalal mengerucutkan mulutnya. "Foto ini menipu..semua orang tau kalau dia tidak sepolos itu.." runtuk Jalal. Jodha Singh adalah seorang gadis yg sembrono, nakal dan manja juga seorg sosialita. Dia beruntung terlahir sebagai satu2nya pewaris dari multi milioner Mr. Barmal Singh.
Jalal berharap hari ini segera berakhir. Pertemuan dgn Jodha Singh yg di rencanakan org.tuanya sbg calon istrinya. Jalal sendiri tidak pernah menginginkan hal ini dlm hidupnya. Jalal tidak siap menikah karena dia sedang dlm puncak menikmati kesenangan hidupnya sebagai seorg.milyarder muda. Dia tidak mau dibatasi dgn satu org.wanita saja..dimana biasanya dia suka berganti pasangan hampir setiap minggu dan mempunyai simpanan di seluruh penjuru dunia.
Meski demikian Jalal tidak punya pilihan. Dia harus mematuhi perintah ayahnya untuk menikah dgn Jodha Singh. Mr. Humayun ayah jalal sangat memaksanya unt. memenuhi janjinya kepada teman masa kecilnya Mr.Barmal Singh untuk mempersatukan kekayaan keluarga mereka dlm pernikahan putra putri mrk.
Ayahnya menyatakan adalah suatu kebanggan bagi seorang laki-laki unt.dapat memenuhi janjinya. Jalal setuju tapi dia sendiri tidak yakin dgn pernikahan ini.
Dia ingin bebas mengejar mimpi dan menjalani gaya hidupnya..dan enjoy dgn kebiasaannya dgn menyimpan bnyk perempuan sbg pacarnya.
"Pergilah ke neraka Jodha " pikir jalal. Jalal ingat 5 th yg lalu ayahnya telah menyampaikan perjodohan ini.
Waktu itu ayahnya memperlihatkan sebuah foto gadis berusia 18 th. Rambutnya hitam panjang tertata rapi..gadis itu tersenyum memperlihatkan giginya yg berbaris rapi. Jalal melihat gadis itu sungguh cantik tp masih terlihat spt anak2..
Humayun menjelaskan pd jalal ttg pertemanannya dg ayah jodha, Barmal. Bagaimana mrk bergantung satu sama lain ketika mrk masih kecil. Dia bahkan berhutang nyawa pd Barmal yg telah menyelamatkannya dr kebakaran. Mereka berdua sdh spt saudara. Sekarang setelah dewasa, keinginan unt.melindungi kekayaan keluarga mrk menjadi satu tujuan bersama. Mereka setuju menikahkan putra putri mrk unt mencapai tujuan tsb.
Humayun duduk bersama org.tua jodha, Bharmal dan Meinawati di ruang tamu. Mrk berbincang2 dan tertawa bahagia menyambut rencana pernikahan putra putri mrk. "Meinawati, jodha masih belum turun juga..kenapa dia lama sekali ?" Tanya Bharmal kpd istrinya..dia merasakan keresahan Jalal. Meinawati berdiri sambil berkata "Aku akan cek dulu jodha diatas..aq permisi ".
Meina tersenyum anggun pd tamunya dan berjalan kearah tangga besar dg karpet merah.Jalal pergi ke mini bar unt.menenangkan pikiran dgn segelas whisky. Kegelisahannya tiba2 menegang. Tangannya bergetar, bagaimanapun dia berusaha mengontrolnya. Dia tdk mengerti apa yg dirasakannya. Ini benar2 tidak biasa karena dia adalah seorg.laki2 yg penuh percaya diri, berani, dan seorg.pemimpin. Tak ada yg bisa menakutinya. Menjadi presiden dewan di universitas dan ketua dari berbagai macam organisasi NGO membuat dia tegar, kuat dan sangat percaya diri. Dia terbiasa memberi pandangan pemikiran yg panjang dan berani berdebat dgn prinsip2 nya. Ketika dia mulai menjalankan bisnis2 ayahnya dan bertemu dgn bermacam2 type org dari segala penjuru dunia membuat dia bertambah tegar, lebih briliant dan lebih powerfull. Tapi sekarang....bertemu dgn Jodha Singh secara pribadi membuat dia gugup, terpojok. Dia merasa spt dia digiring di sebuah persimpangan.
"Apa yg salah denganku ?" Dia hanya seorang perempuan, dan dia jelas bukan typeku..Sialan!! runtuk jalal.Setelah semenit
"Bharmal !! Bharmal !! teriak Meinawati. Dia berdiri dipuncak anak tangga. "Tenang Meina..apa yg terjadi?" Bharmal berdiri dan bergegas pergi ke bawah tangga.
"Dia tidak ada !! Jodha tidak ada !! Dia tidak ada di kamarnya ". "Apa !!" mata bharmal terbelalak. Diaterlihat shock dan langsung pergi keatas..menuju kamar putrinya.
Kedua alis jalal bertaut..tidak percaya dg yg dia dengar. "Jodha Singh tidak ada?" Aku pikir dia sangat ingin menikah dgnku !..pikir jalal.
Jalal berkeringat dingin skrg dan tidak bisa mengutarakan perasaannya. Dia merasa legaa..tapi jg marah dan...DITOLAK!!. Ayahnya, Humayun hanya memandanginya dan mengangkat bahunya. Ketegangan kebisuan menyelimuti ruangan itu. Mrk berdua menunggu bharmal dan meina turun.Bbrp menit kemudian bharmal menuruni tangga. Wajahnya murung dan bahunya lemas. "Maafkan aku humayun dan jalal"..dia mengelengkan kepalanya kecewa. " Jodha tidak ada dikamarnya..dia pergi", kata bharmal dg nada stress.
Jalal menatap potret besar Jodha Singh.."Brengsek !!! " umpatnya.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI JADI CINTA (HATE TO LOVE)
FanfictionProlog Jalaludin Mohammad Khan Dia mulai kehilangan kesabarannya, tersiksa. Dia terus memandang keatas anak tangga di Mansion Singh, kemudian melihat ke arlojinya. "Sialan, kemana dia ? " Sudah lebih dari 10 menit berlalu sejak kedatangan mereka...