Ali masih menatap prilly penuh tanya.
"Kenapa dia ada disini?" Batinnya"Cepet bagun, terus mandi yang lainnya udah nunggu di bawah buat sarapan" ucap prilly sambil beranjak dari duduknya lalu keluar kamar meninggalkan ali yg masih termenung.
Ali menepuk jidatnya setelah sadar.
"Oh iya.. Gue kan udah nikah, gue bukan laki2 lajang lagi. Wajar aja dia ada disini" ucap aliSetelah selesai mandi dan berpakaian ali langsung turun kebawah menemui semua yng sudah menunggunya untuk sarapan. Ali sampai di meja makan lalu duduk di samping prilly, saat akan mengambil nasi prilly mencegahnya.
"Biar aku saja" ucap prilly mengambil piring ali lalu menuangkannya nasi goreng sebagai menu sarapan pagi ini.
Ali tercengang. Ia tak percaya prilly melakukan itu. Manis memang, bahkan ali merasa di hormati jika seperti ini. Prilly memang gadis baik dan penurut. Ia berusaha menjadi istri yang baik untuk ali seperti yang selalu di ajarkan mamanya. Seperti saat ini, ia menuangkan nasi untuk suaminya itupun belajar dari sang mama, karna prilly sering melihat mamanya melakukan hal ini pada rizal papanya. Tak hanya itu menyiapkan pakaian suami untuk kerja atau bersantai pun diajarkan pada prilly. Memasak untuk suami, menyiapkan air hangat saat suami pulang kerja. Dan yang lainnya.Ali dan prilly menikah memang tak saling mencintai. Tapi keduanya punya prinsip satu untuk selamanya, sekali seumur hidup.
Prilly tak pernah merasakan cinta karna ia sudah bertekad hanya akan mencintai seseorang yang akan menjadi imam hidupnya kelak. Dan orang itu adalah ali, walaupun sekarang cinta itu belum tumbuh tapi prilly sudah bertekad untuk belajar mencintainya.
Berbeda dengan prilly, ali pernah merasakan apa itu cinta. Walaupun cintanya tak mulus dan harus ia kubur dalam2. Tapi semenjak ia mengucapkan ijab qabul untuk prilly, ali sudah berjanji untuk membangun kembali cinta itu untuk istrinya.
****
"Li.." Panggil prilly pada sang suami yg sedang menonton tv dikamarnya."Hmm.." Jawab ali lalu melirik prilly sekilas
"Aku mau minta izin, aku mau kerumah orangtuaku siang ini. Boleh kan? Tanya prilly membuat ali mengerutkan dahinya.
"Ya kalau kamu mau kesana pergi aja. Kenapa harus ijin sama aku?"
"Ya kan kamu suami aku li, kemanapun aku mau pergi aku harus dapat ijin dari kamu, dan kalau kamu gak ngijinin aku buat pergi aku gak bakal pergi" jelas prilly dan lagi lagi membuat ali tercengang. "Prilly memang berbeda, dia tidak seperi wanita lain yg kadang seenaknya keluar masuk rumah. Tapi prilly ia tak akan pergi jika suaminya tak mengijinkannya pergi" batin ali.
seulas senyumpun terukir di bibirnya tanpa ia sadari."Ali?" Panggil prilly lagi membuyarkan lamunan ali
"Ah iya? Kamu boleh pergi tapi sama aku? Aku juga pengen ngunjungin mereka" ucap ali membuat senyum merekah dibibir prilly, senyuman yang membuat ali menatapnya kagum.
"Yaudah kalau gitu aku siap2 dulu" kata prilly yg terlihat begitu sumringah. Ada perasaan hangat menjalar dalam diri ali ketika melihat istrinya itu tersenyum senang. Padahal baru satu hari mereka resmi menikah dan pertamakalinya bertemu tapi ali sudah merasa begitu nyaman entah kenapa?
****
Dua pasang manusia itu masih berdiri di depan pintu menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu setelah mereka menekan bel beberapa kali. Setelah beberapa saat pintu itupun terbuka dan keluar seorang wanita paru baya namun masih terlihat cantik dan segar itu tersenyum sumringah melihat siapa yg datang
"Eh.. Anak sama mantu mama yv datang" katanya lalu memeluk putri tersayangnya"Mama.. Illy kangen sama mama" ucap prilly dalam pelukan ibunya
"Kamu ini baru sehari gak ketemu jg. Udah punya suami pun masih aja manja, gak malu apa sama suami kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable love
Фанфикketika kita harus menikah tanpa cinta, apalagi dengan seseorang yang tak pernah kita kenal. ketika cinta itu datang tanpa kita duga dan tanpa kita cegah..