LIMABELAS

12.9K 626 1
                                    

"Aaaaakhhh..." desah keduanya saat mereka sampai di puncak kenikmatan. Ali mengecup kening, mata, hidung, kedua pipi serta bibir istrinya singkat lalu ambruk di samping istrinya sambil memeluk Prilly erat. Kepalanya turun kebawah mencium perut Prilly yang masih rata dengan lembut.

"Papa gak nyakitin kamu kan sayang?" Tanya Ali pada perut istrinya. Prilly tersenyum mendengar ucapan Ali sambil mengelus kepala suaminya sayang.

"Engga papa" jawab prilly menirukan suara anak kecil.

"Tapi justru papa bikin mama kamu keenakan" bisik Ali melirik Prilly menggoda. Prilly memukul bahu suaminya pelan

"Ishh.. gak boleh ngomong macem2 sama anak pa, aku gak mau anakku jadi mesum kayak papanya"

"Kan mesum sama istri sendiri sayang. Yang penting gak mesum sama cewek lain aja"

"Ihhh.. awas ya kalau berani kamu gak bakal dapat jatah dari aku seumur hidup" ancam prilly membuat Ali terkikik geli

"Yakin? Emangnya kamu tahan"

"Yakin lah yang ada juga kamu yang gak bakal tahan"

"Ya deh maaf sayang"

"Oke di maafin tapi aku mau ice cream"

"As you wish baby. Tapi aku mau kamu dulu" ucap Ali kembali menindih tubuh prilly. Menciumi setiap inci tubuh istrinya dan kembali menyatukan cinta mereka yang entah sudah keberapa kalinya.

****

Ali pov

Aku memarkirkan mobilku didepan kampus istriku, Prilly. Kulihat Prilly yang sudah menungguku ditempat biasa. Aku segera menghampirinya yang berdiri didepan pos satpam semoga aku tidak telat, bisa bahaya kalau dia ngambek.

"Hi sayang.. lama? Sapaku saat aku tepat dihadapannya.

"Loh sayang, kamu kok udah jemput aja? Aku baru 5 menit disini" ucapnya membuatku lega. Setidaknya aman.

"Syukur deh jadi aku gak telat kan"

"Iihhh.. tapi kamu kecepetan. Aku kan masih mau nunggu" rengeknya membuatku menganga. Apalagi ini? Kemarin kelamaan sekarang kecepetan?

"Loh tap.."

"Gak mau tau kamu harus balik lagi. Aku masih mau nunggu kamu lama. 30 menit lagi baru kamu jemput" Ucapnya tak terbantahkan. Ya Tuhan.. apakah semua ibu hamil seperti ini? Labil, nyebelin, ganas dan sensitif? Sabar Ali.. buat anak dan istri tercinta lo. Toh ini juga karna benih yang ku tanam.
Aku kembali masuk kedalam mobil melajukannya menjauh dari kampus istriku. tentunya aku tak kembali kekampusku tapi aku menunggu di halte yang tak begitu jauh dari kampus Prilly.

30 menit berlalu aku kembali menjemput Prilly. Kulihat dia asik dengan Iphonenya sampai tak sadar aku sudah ada dihadapannya. Aku mengecup pipinya untuk mengalihkan perhatiannya dari Iphone kesayangannya itu. Dia tersentak lantas melotot kearahku

"Aliiiiiiiii.. malu banyak orang" Prilly mencebikkan bibirnya membuatku gemas

"Abisnya asik banget sampe aku dilupain"

"Nih lihat" dia menyodorkan handphonenya kearahku yang membuatku membelalakan mata. sebuah foto yang memperlihatkanku tengah berpelukan dengan seorang wanita yang kuyakini itu sandra. Kenapa bisa ada foto seperti ini? Siapa yang mengirimnya pada istriku?

"Jelasin dirumah aja sekarang kita pulang aku pegel nungguin kamu lama disini" ucapnya terlihat tenang. Tadi dia sendiri yang ingin lama menungguku.

"Diminum dulu" Ucapnya memberikanku segelas juice saat kami tiba dirumah. Aku meminumnya sedikit lantas menatap istriku yang duduk dengan tenang disampingku. Kenapa dia tenang sekali? Bahkan tak marah saat melihat foto itu? Apakah ia tak cemburu? Atau karna hormon hamilnya? Membingungkan.

"Kamu gak marah" tanyaku hati hati

"Marah buat apa?" Tanyanya bingung. Dan aku lebih bingung lagi

"Soal foto itu"

"Oke sekarang kamu jelasin sama aku soal foto itu"

"Aku sama sandra gak ada apa2 sayang. Kamu tau kan dia teman kampus aku? Kemarin itu aku abis nolongin dia yang hampri di jambret. Mungkin karna ketakutan sandra refleks meluk aku. Aku juga kaget yaang pas dia peluk aku dan aku gak balas pelukan dia sumpah" Aku menjelaskan padanya dan dia hanya mengangguk saja.
"Kamu percaya sama aku kan?"

"Aku percaya kok yaang. Aku juga lihat dari fotonya. Disitu kamu gak balas pelukan sandra makanya aku dari tenang aja gak marah2 biar kamu juga bisa jelasin sama aku. Aku gak mau karna hal ini bikin rumah tangga kita jadi berantakan. Aku mau berfikir positif aja supaya hubungan kita juga aman2 aja. Aku gak akan langsung berasumsi sendiri dan percaya sama apa yang aku dengar dan lihat tanpa denger langsung penjelasan dari kamu serta liat kejujuran kamu dari mata kamu" ucap Prilly membuatku tersenyum bangga. Betapa beruntungnya aku memiliki dia yang begitu dewasa dan bijaksana. Takkan kulepaskan dia dan takkan kubiarkan siapapun mengambilnya dariku. Aku memeluknya erat mencium pucuk kepalanya berulang kali

"Makasih sayang. Aku cinta kamu cuma sama kamu, makasih udah percaya sama aku, makasih untuk tetap disamping aku. Aku bangga punya kamu"

"Aku juga cinta kamu lebih sayang. Aku lebih bangga punya kamu"

"Ngomong-ngomong kamu dapat foto itu dari mana yaang?

"Aku juga gak tau yaang. Yaudah lah gak usah dipikirin"

****

Prilly pov

"Hi prill.. nunggu Ali? Bukannya tadi Ali udah datang ya?" Sapa Reza saat ia hendak keluar kampus.

"iya, tapi aku suruh balik lagi Alinya. Soalnya aku masih pengen nunggu dia" jawabku. Reza menatapku heran
"Nurutin maunya nih" lanjutku lagi sambil mengelus perutku menjawab kebingungannya. Dia mengangguk paham.

"Oh ya sebenarnya gue mau tunjukin sesuatu sama lo tapi lo jangan salah paham dulu ya. Gue gak ada maksud apa2 kok cuma biar lo tahu tentang suami lo" aku mengertukan keningku. Kini aku yang bingung dengan ucapannya. Reza mengeluarkan handphone dari saku celananya. Megutak ngatik hpnya lantas menyerahkan padaku yang membuat mataku terbelalak melihat isinya. Sesak pasti, kesel iya, tapi aku tak mau berburuk sangka dulu walaupun foto itu nyata.

"Lo kirim ke gue ya za" pintaku. Reza mengangguk lalu mengirimkan beberapa foto itu padaku. Setelahnya dia pamit untuk pulang.

Sambil menunggu Ali kembali aku mengamati lagi foto yang dikirimkan Reza tadi. Foto yang memperlihatkan suamiku berpelukan dengan wanita lain. Ah bukan berpelukan, lebih tepatnya Ali yang dipeluk karna kulihat Ali sama sekali tak membalas pelukan wanita itu. Aku menarik kesimpulan kalau wanita itu yang mencuri kesempatan memeluk suami tampanku. Sepertinya aku mengenal wanita ini? Tapi siapa?

Aku tersadar saat sebuah tangan melingkar indah diperutku yang kuyakini itu Ali. Dia mencium pundakku yang terekspos karna aku menggunakan dress tanpa lengan. Aku menoleh lalu dia mencium pipiku singkat membuatku merona karnanya.

"Lagi ngapain sih?"

"Lagi liatin bintang"

"Bintang? Mana aku gak liat yaang" tanya Ali membuatku menoleh padanya. Masa dia tak bisa melihat triliunan bintang yang berkilau diatas sana?

"Mata kamu masih sehat kan yaang" aku berbalik dan bertanya padanya

"Masih kok. Karna saking jelasnya aku gak lihat bintang yang diatas tapi aku lihat dua bintang yang luar biasa kilaunya tuh ada disini" Ali mencium kedua kelopak mataku. Aku tersenyum mendengar ucapannya.
"Mata kamu itu lebih indah dari semua bintang yang ada dilangit" aku tersenyum haru, memeluk erat laki2 yang sangat kucintai ini. Kucium singkat bibirnya tapi dia balas melumat bibirku.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang