Yeayyyyy.... alhamdulillah udh ada 100 followers. Makasih semuanya. Udh rasa terimakasih aku kasih extra part buat kalian yang baca.Happy reading
*******
"Aku mau kita cerai!! Teriak Prilly membuat tubuh Ali membeku. Ali menatap Prilly tajam dengan rahang yang mengeras menahan amarah agar tak meledak.
"APA? Cerai kamu bilang? Jangan ngaco deh. Itu gak akan pernah terjadi" tekan Ali
"Aku gak mau tau pokoknya aku mau kita CERAI titik!!" Ucap Prilly menekan kata Cerai.
"Aku bilang ENGGAK ya ENGGAK!!" bentak Ali yang tak bisa menahan emosinya kali ini. Menurutnya Prilly sudah sangat keterluan. Meminta hal yang tak pernah dia mau dan tanpa ada kesalahan yang Ali perbuat sama sekali.
"Kamu jahat Ali.. kamu jahat, aku cuma minta cerai kamu gak mau ngabulin" isak Prilly yang kini mulai menangis. Ali mengusap wajahnya frustasi. Sungguh ia tak mengerti dengan jalan fikiran istri tercintanya ini.
"Cerai bukan perkara yang mudah Prilly. Cerai artinya kita akan berpisah, dan aku gak mau pisah sama kamu, emangnya kamu mau pisah sama aku?" Prilly menggelang. Ali menghela nafas beratnya.
"Tapi.."
"Kamu boleh minta apapun selama aku bisa mengabulkannya, kecuali cerai, karna itu tidak akan pernah terjadi. Kamu paham kan?"
"Tapi ini bukan mau aku, emangnya kamu mau anak kamu ileran nantinya"
"Aku gak peduli mau dia ileran, ingusan, atau apapun. Lebih baik anakku ileran dari pada aku harus cerai denganmu"
"Maaf ya nak, papamu lebih memilih kamu ileran sayang" ucap Prilly sambil mengelus perutnya yang terlihat sedikit membuncit. Ya, Prilly sedang mengandung anak keduanya, buah cinta nya dengan Ali. Dan kini ia ngidam hal yang sangat gila, yang membuat Ali frustasi karna nya. Ia ingin cerai dengan suaminya, Ali. Tentu saja Ali lebih memilih anaknya ileran dari pada menuruti permintaan gila istrinya itu.
****
"Papaaaa.." panggil bocah laki-laki berusia 2 tahun menghampiri Ali yang sedang berkutat diruang kerjanya.
"Hey jagon, ada apa nak?" Tanya Ali pada putra sulungnya, Lio. lalu mengangkat tubuh mungilnya dan mendudukkan di pangkuannya.
"Mama, angis Pa" ucap Lio. Ali mengerutkan keningnya mendengar ucapan Leo. Prilly nangis? Kenapa? Tanya Ali dalam hati.
"Ayo pa, iat mama ayoo.." ajak Lio turun dari pangkuan Ali lalu menarik tangan Ali untuk mengikutinya. Alipun berdiri mengikuti Lio menuju kamar mereka dimana Prilly berada.
"Sayang.." panggik Ali begitu ia memasuki kamar dengan Lio. Di lihatnya Prilly yang sedang duduk di tepi ranjang dengan tubuh bergetar karna menangis. Ali menghampiri Prilly, duduk disebelah sang istri.
"Kamu kenapa ma? Kok nangis, hmm?" Tanya Ali lalu menggenggan tangan Prilly
"Mama napa angis? Iyo kan gak nakal" sambung Lio mengusap telapak tangan sang mama. Prilly semakin terisak lalu menghambur kepeluka suaminya, membuat Ali tak semakin bingung
"Kenapa sayang? Ngomong dong"
"A.. aku.. takut" jawab Prilly sambil terisak.
"Kamu takut kenapa?"
"Aku.. takut kamu ninggalin aku pa.." Ali melepan pelukan Prilly lalu menatap wajah sembabnya begitu mendengar jawaban Prilly.
"kok kamu bisa berfikiran gitu sayang? kamu kan tau aku itu sangat cinta sama kamu jadi gak mungkin aku tinggalin kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable love
Fanfictionketika kita harus menikah tanpa cinta, apalagi dengan seseorang yang tak pernah kita kenal. ketika cinta itu datang tanpa kita duga dan tanpa kita cegah..