TIGABELAS

13.1K 680 2
                                    

"Permisi non, ada tuan dan nyonya di depan" ucap seorang wanita paruh baya pada seorang gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya.

"Bilang aku lagi tidur bi. Aku masih pengen sendiri" jawabnya tanpa menoleh sedikitpun. Wanita itu mengangguk lantas meninggalkan majikannya sendiri.

"Maaf tuan, nyonya. Non sandranya lagi tidur"

"Bangunkan dia bi" perintah papa sandra

"Maaf tuan, saya sudah membangunkannya tapi non sandra bilang dia tidak mau di ganggu"

"Yasudah biar nanti kami yang kesana. Tolong buatkan minum ya bi" ucap mama sandra.

"Baik nya"

"Sandra kenapa sih pa? Sudah beberapa bulan dia murung dan pergi kesini sendiri?" Tanya sang mama khawatir

"Papa juga gak tau ma, setiap ditanya dia bilang gak ada apa2. Nanti kita coba tanya dia lagi. saat ini kita biarin dia sendiri dulu sampe dia siap buat cerita"

"Mama takut dia knpa2 aja pa"

"Udah mama gak usah khawatir"

****

Prilly keluar dari kantor suaminya dengan sumringah. Hari ini ia puas memenuhi ngidamnya walaupun harus malu karna kepergok oleh papa mertuanya. Saat di parkiran Prilly kembali bertemu dengan Reza yang habis makan siang di cafe depan kantor.

"Eh Prill. Mau pulang?" Tanya Reza saat ia berpapasan dengan Prilly

"Iya za" jawab Prilly singkat

"Pulang sendiri? Ali gak nganterin?"

"Sama supir kok, Ali nya lagi banyak kerjaan aku gak mau ganggu soalnya udah aku ganggu tadi" Reza tersenyum miris.

"Lo beda ya?" Ucap Reza membuat Prilly mengernyit heran.

"Beda gimana?"

"Aura lo beda, bahagia banget ya sampe ngisi sekarang badan lo"

"Ohh.. ya jelas ngisi kan ada janin diperut gue. Dan yang pasti bahagia dong"

"Oh hamil.. selamat ya" Reza mengulurkan tanganya yang disambut Prilly dengan uluran sambil tersenyum

"Makasih. Yaudah gue pulang ya, kasian supir gue udah kelamaan nunggu" Prilly berlalu dari hadapam Reza menuju mobilnya untuk segera pulang. Reza tersenyum miris melihat kepergian Prilly wanita yang masih di harapakan dan dicintainya sampai saat ini.

"Udah gak ada harapan lagi dong buat gue Prill? Dengan adanya anak diantara kalian akan semakin sulit buat gue dapetin lo lagi" lirihnya.

****

Sandra beranjak dari duduknya kembali masuk kekamar. Ia berdiri didepan cermin, melihat dirinya yang berantakan. Wajahnya kusut, mata sembab.

"Gue gak boleh kayak gini terus. Gue gak boleh lemah, gue gak boleh kalah.. gue harus bisa dapetin Ali gak peduli udah punya istri yang pasti Ali harus jadi milik gue" ucapnya penuh amarah, seringaian licik terlukis di wajah kusutnya.

"Sayang kamu kenapa sih nak jadi seperti ini? Kamu ada masalah apa cerita dong sama mama dan papa, jangan bikin kita khawatir" ucap mama Sandra saat Sandra keluar dari kamar dan menemui orangtuanya di ruang tamu.

"Sandra gak kenapa-napa ma. Maaf ya udah bikin papa dan mama khawatir. Mulai sekarang sandra gak bakal kayak gini lagi" ucapnya sambil tersenyum hangat lalu memeluk sang mama sayang.

"Yaudah. Tapi kalau ada apa2 cerita sama kita san. Biar mama sama papa bisa bantu" ucap sang papa. Sandra mengangguk lalu memeluk kedua orangtuanya kembali.

****

"Aliiiiii...." rengek Prilly membangunkan suaminya yang sedang terlelap.

"Sayang.. bangun" Ali masih tak bergeming. Membuat Prilly jengkel. Prilly memencet hidung suaminya keras membuat Ali tak bisa bernafas hingga ia terbangun.

"ya ampun sayang, kamu mau bunuh aku" kesal Ali. Prilly mencebikan bibirnya kesal.

"Kamu kenapa sih? Tengah malam gini bangunin aku? Aku ngantuk yaang" Ali melirim jam didinding kamarnya. Jam 2.00 pagi

"Aku haus" rengek Prilly

"Kamu haus? Kan ini ada air dinakas" Ali mengambilkan air putih yang selalu tersedia diatas nakas samping tempat tidurnya.

"Gak mau minum itu"

"Terus kamu maunya apa?"

"Aku mau jus mangga sekarang. Buatin" Ali tersenyum, ia tau istrinya sedang mengidam sekarang. Ali mengelus kepala suaminya sayang.

"Yaudah aku bikinin baut kamu. Tunggu bentar ya" ucapnya lantas mengecup kening istrinya sebelum beranjak dari tempat tidur. Prilly tersenyum sumringah menunggu suaminya kembali kekamar membawa jus pesanannya.

"Aduh ini gimana bikinnya ya?" Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung bagaimana membuat jusnya. Karna seumur hidupnya ia tak pernah membuat jus buah sendiri.

"Loh den Ali?" Ali terperanjat mendengar suara wanita memanggilnya. Ia menghembuskan nafas lega saat tau bi Umi yang menyapanya.

"Eh bi"

"Den Ali ngapain malam2 gini disini?"

"Saya mau buat jus mangga buat Prilly bi. Tapi saya gak tau gimana cara bikinnya?"

"Oh non Prilly lagi ngidam ya den. Yaudah biar saya yang buatin den"

"Eh gak usah bi. Prilly nyuruhnya saya yang buat. Bi Umi kasih tau aja caranya gimana?" Bi Umi tersenyum, memang suami siaga. Bi Umi pun menuntun Ali untuk membuat jus yang diinginkan istrinya. Ali mulai membuat jus mangga sesuai instruksi bi Umi. Setelah selesai Ali kembali kekamar membawa pesanan istrinya.

"Sayang.. ini jusnya ud.. " ucap Ali terpotong saat ia masuk kamar mendapati istrinya yang sudah tertidur kembali.

"Udah capek2 eh dianya tidur" ucapnya seraya menggelengkan kepala. Ali meletakan jus mangga di atas nakan lalu naik keatas ranjang, mengelus kepala istrinya lembut. Mencium keningnya sayang.

"Kelamaan nunggu aku ya jadi tidur lagi. Sleep tight sayang" ucapnya berbaring kembali ikut menysul istrinya terlelap.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang