EMPATBELAS

13.1K 651 1
                                    

Ali pov

"Aliii.." teriak seseorang menghentikan langkahku yang akan menuju parkiran kampus.

"Oh lo San, ada apa?" Tanyaku. Ternyata Sandra yang memanggilku

"Gue boleh minta tolong"

"Minta tolong apa?"

"Gue mau beli kado buat sepupu gue yang ulangtahun besok. Tapi gue gak terlalu ngerti selera cowok yang kayak gimana? Lo mau gak temenin gue nyari kado?" Ucapnya memohon. Kenapa harus gue? Apa ini caranya buat bisa deket sama gue? Dia sendiri bahkan semua anak kampus tau kalau gue udah nikah.

"Sory San. Gue harus jemput istri gue dikampusnya" jawabku. Kulihat raut wajah kecewanya, lalu dia menunduk sedih. Ada apa dengannya?

"Sebentar aja li pliiss" ucapnya memohon.

"Sory Banget, gue bener2 gak bisa. Kalo kelamaan Prilly bisa marah sama gue. Gue takut terjadi apa2 sama istri dan calon anak gue"

"Ta.." ucapnya terpotong karna aku segera menyelanya ketika kulihat Aldo sahabatku.

"Do.." teriakku memanggil Aldo yang baru keluar kelas. Dia berjalan menghampiri kami.

"Do, Sandra minta anter nyari kado buat sepupunya yang ultah besok. Lo anter ya gue harus jemput bini gue kalo gak bisa diamuk ibu hamil gue" ucapku saat Aldo sudah berada dihadapanku.
"Lo sama Aldo ya San, gue pergi" aku berlalu meninggalkan mereka yang masih terdiam.

****

"Enak aja tuh anak nyuruh nyuruh gue. Gue juga banyak urusan kali"
Geram Aldo

"Gue juga ogah dianter sama lo. Gue bisa pergi sendiri" ucap sandra kesal

"Lagian siapa juga yang mau nganter lo? Maless pergi sama nenek lampir" balas Aldo tak mau kalah.
"Kalau lo bisa pergi sendiri ngapain lo mohon2 minta anter si Ali? Masih ngarepin si Ali lo ya? Waahhh gak bener nih.. lo tau kan Ali udah punya bini ngapain lo masih ngarepin dia? Mau jadi hello kitty cabe cabean lo?" Cerca Aldo menceramahi wanita didepannya.

"Eh jaga ya tu mulut. mau gue masih ngarepin Ali atau gak bukan urusan lo!" Sandra meninggalkan Aldo dengan emosi. Sedangkan Aldo masih mematung ditempat menatap kepergian wanita itu
"Semoga lo gak berbuat macem macem San" lirihnya.

****

Prilly beridiri di depan post satpam menunggu suaminya menjemput. Hampir setengah jam menunggu tapi Ali belum juga sampai. Prilly menggerutu kesal mengatai suaminya yang lelet. Hingga ia melihat sebuah mobil sedan spot milik Ali berhenti didepan gerbang, Prilly masih berdiri didepan post satpam dengam wajah cemberut.

"Hi sayang" sapa Ali yang hendak mencium kening Prilly namun segera Prilly menghindar karna masih kesal. Ali mengernyitkan keningnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Ali

"Kamu bilang kenapa? Kamu tau aku berapa lama nunggu kamu disini? Setengah jam aku nunggu kamu belum dateng juga. Kamu kemana aja telat jemput?" Ucap Prilly ketus

"Loh kan biasanya juga kamu nunggu hampir satu jam pun gak masalah. Kamu kan tau jarak kampus aku ke sini lumayan jauh sayang"

"Tapi aku bete nungguin kamu. Kelamaan tau gitu aku bareng Reza aja tadi" ucap Prilly membuat Ali geram mendengar nama Reza. Tapi ia berusaha menahan emosinya. Ali tau istrinya sedang sensitif makanya jadi seperti ini jadi ia tak boleh terpancing dengan nama laki laki itu.

"Yaudah aku minta maaf ya. Lain kali aku bakalan on time jemput kamu. Oke sayang, di maafin ya"

"Yaudah aku maafin"

"Tapi kok masih cemberut? Senyum dong. Aku mau lihat senyum cantik istri aku" goda Ali. Prilly tersenyum paksa

"Jelek ah senyumnya, gak menggoda"

"Iihh apaan sih kamu. Udah ah ayok pulang" Prilly menggandeng suaminya menuju mobil. Ali melajukan mobilnya meninggalkan halaman kampus. Namun bukan jalan kerumahnya yang Ali tuju.

"Loh sayanh, kita mau kemana? Ini kan bukan jalan pulang?" Tanya Prilly saat menyadari jalanan yang dituju bukan arah kerumahnya.

"Ada deh, ntar juga kamu tau"

"ihh Alii.. kemana gak? Jangan bikin penasaran dong" Ali tak menjawab. Ia hanya tersenyum sambil mengelus kepala istrinya sayang.

****

Prilly terpaku melihat pemandangan dihadapannya. Hamparan tanaman bunga membentang luas nan indah dihadapannya. Ia tak menyangka Ali akan membawanya ketempat ini, sejuk, tenang dan begitu memanjakam mata.

"Ali i.. ini.. ini indah banget. Aku baru tau ada tempat seindah ini dikota ini "

"Kamu suka" tanya Ali memeluk istrinya dari belakang. Prilly mengangguk lalu berbalik menghadap suaminya. Prilly melingkarkan tangannya dileher suaminya sedangakan tangan Ali masih setia melingkar di pinggang istrinya.

"Bohong banget kalau aku bilang gak suka. Makasih ya, kamu selalu bisa buat aku bahagia seperti ini" Ali mengangguk, menicum bibir istrinya sekilas.

"Jadi udah gak marah kan" tanya Ali hati hati

"Siapa yang marah? Emangnya aku marah" ucap Prilly membuat Ali bingung. Bukannya tadi Prilly ngomel2 tak jelas padanya? Memang ibu hamil labil.

"Yaudah lupain aja. Sekarang kamu puasin2 dulu disini keburu gelap" Prilly mengangguk lantas berjalan mengitari tanaman bunga yang menarik perhatiannya.

****

"Kalau ada anak diantara mereka akan buat hubunga mereka makin kuat. Gue gak boleh biarin itu terjadi" Sandra menatap foto laki2 tampan yang selalu menarik perhatiannya. Ali, laki2 yang diinginkannya. Seringaian licik terukir dibibir mungilnya.

"Hei san" sapa seseorang mengalihkan perhatiannya pada layar handphonenya.

"Lo!" Pekik Sandra
"Ngapain lo disini? Ngikutin gue lo ya"

"Ihh PD banget lo, siapa juga yang ngikutin lo?" Ucap Aldo.

"Trus ngapain lo disini?"

"Kepoooo" ucap Aldo didepan wajah Sandra.

"Ihhhhh.. ngapain tu muka, maen nyosor aja" Sandra mendorong wajah Aldo yang berjarak hanya beberapa senti dengan wajahnya

"Eh woyy... sumpah PD gila lo ya. Gue juga kalau mau nyosor pilih pilih kali"

"Tau ah.. cape gue debat sama lo" Sandra berlalu dari hadapan Aldo.

"Cewek gila" umpat Aldo yang pasti tak didengar oleh Sandra.

****

Ali tak hentinya menciumi wajah cantik istrinya, hingga berakhir dibibir mungil Prilly. Suara decapan mulai terdengar di tempat tersebut. Tempat yang sepi mendukung aktifitas mereka saat ini. Ali masih terus memagut bibir istrinya memasukkan lidahnya menelusuri rongga mulut istrinya yang memabukkan. Lidah mereka saling bertaut disaksikan senja sore.

"Kita lanjutin dirumah aja yuk sayang. Aku mau nengokin anak aku, kangen" ucap ali setelah ciuman mereka terlepas. Prilly mengangguk sambil tersenyum merona. Walaupun sudah sering melakukan tapi tetap saja ia selalu merona jika Ali selalu menggodanya.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang