EMPAT

14.8K 831 2
                                    

Ali Pov

Sudah 2 minggu aku bekerja di kantor papa sebagai manager keuangan. Bukan hal yg mudah menjalankan pekerjaan ini aku masih harus banyak belajar. Waktu kuliahpun menjadi sabtu minggu. Sedangkan istriku prilly, dia juga kuliah di hari sabtu dan minggu jd weekend kita gunakan untuk belajar di kampus. Selama 2minggu lebih kami menikah kamu mulai mengenal satu sama lain aku jadi mengenal bagaimana prilly. Yah aku sudah mulai nyaman bersamanya. Entah kenapa setiap menatap mata hazel miliknya yg teduh dan menenangkan selalu membuat ku hanyut kedalamnya. Setiap bersentuhan dengannya seperti saat dia mencium tanganku saat aku akan berangkat kerja atau kuliah seperti ada aliran listrik.yg merambat dalam tubuhku. Apa aku mulai mencintainya? Entahlah.. Aku tidak mau terlalu cepat mengartikan ini cinta. Dan selama kami menikah pun blm ada satupun temn2 kampus atau kantorku yg tau soal pernikahan kamu. Termasuk aldo sahabtku.
"Permisi pak. Anda di minta pak adri keruangannya sekalian membawa laporan keuangan seminggu terakhir ini" ucap tisa salah satu staff di divisiku. Aku mengalihkan pandanganku padanya lalu mengangguk.

*****

" masuk" ku dengar suara papa dari dalam setelah aku mengetuk pintu ruangannya beberapa kali. Aku lantas masuk dan duduk di hadapan papa.
" ini laporan yg bapak pinta" kataku menyerahkan map berwarna merah itu pada papa. Di kantor memang aku memanggilnya bukan dengan sebutan papa. Sebagai profesionalitas dlm bekerja kami berbicara formal jika di kantor namun di rumah kami berbicara sperti biasanya.
"Keuangan kita masih stabil, tapi saya mohon kamu tetap pantau. Inget kamu disini masih masa percobaan li jangan sampai membuat kesalahan"
"Baik pak. Kalo gitu saya permisi kembali keruangan saya"
"Silahkan"
Aku berdiri dari dudukku dan kembali keruangan ku. Baru saja aku duduk di kursiku ponselku berdering tanda panggilan masuk kulihat layar handphoneku dab tertera nama prilly disana. Aku tersenyum lalu segera menjawab panggilannya. Seperti ada suntikan semangat saat ia menelponku.
"Hallo" sapa suara lembutnya di seberang sana.

"Iya, ada apa prill"

"Aku mau izin keluar sebentar li, boleh?"

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau ketempat sahabtku, hari ini acara pembukaan butiknya dan aku diundang kesana

"Oh yaudah. Tapi jangan pulang malam"

"Iya, sore sblm kamu pulang aku udah pulang kok. Kamu makan siang ini mau pulang gak? Biar aku masak sebelum pergi"

"Gak usah aku makan siang di kantor aja. Yaudah kamu hati2 aku mau lanjut kerja lagi"

"Iya, bye"

"Bye" ucapku mengakhiri sambungan telpon. Begitulah istriku ia akan selalu meminta ijin padaku jika akan pergi, bila aku tak mengijinkan maka ia tak akan pergi. Memang istri idaman

Sebenarnya, aku ingin makan siang dirumah karna akhir2 ini aku sering pulang diwaktu makan siang hanya untuk makan bersamanya dengan masakannya yang benar2 enak. Tapi berhubung dia pergi aku lbh baik makan siang dikantor jika di rumah pun tam di temani istriku. Ah aku rasa aku benar mencintainya.

*****

aku melajukan mobilku pelan mengitari jalanan kota di tengah malam mencari istriku. Sudah pukul 10 malam tapi belum kembali kerumah. Aku jadi khawatir, takut terjadi apa apa dengannya? Tanpan kabar, karna handphone nya tertinggal.

Aaarrghhh!!!

"Prilly... Kamu dimana sih? Kalau tau kayak gini aku tak akan mengijinkan dia pergi sendiri atau tak ku ijinkan dia pergi sekalian" geramku frustasi.
Ku dengar hpku berbunyi, aku angkat panggilan yg ternyata dr mama

"Hallo ma"

"Hallo li, gimaba udh ketemu sm prilly?

"Blum ma. Ini ali masih nyari"

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang