6. Namanya Agil.

589 34 4
                                    

    Seperti biasanya hari ini Anne bersekolah, datang sekitar jam 6:40 masih sangat pagi menurut orang lain tapi ini adalah waktu yang standar untuk Anne sampai di sekolah.

    Langkah kakinya perlahan berjalan santai melewati gerbang sekolah, masih belum banyak siswa yang datang, Anne berjalan di koridor.

    Anne melewati tangga kesatu, Anne biasa melewati tangga kesatu tapi sekarang dia sudah berjalan melewati tangga itu alhasil Anne harus melewati tanga kedua di sebrang lapangan.

    Anne berjalan dengan santai saat melewati lapangan. Hal yang sama saat pertama kali Anne masuk ke sekolah ini. Dimana ada Kak Agil yang pagi-pagi begini sudah main basket.

    Anne berjalan melewatinya, tetapi Anne masih bisa melihat permainan Kak Agil yang menurut Anne bagus.

    Sama saat seperti Anne bolos ekskul mading, dan malah melihat ekskul basket bersama Leni.

    Anne merasakan ada bola yang menggelinding dari belakangnya, pasti bola basket. Ketika Anne menengok ke belakanga tatapannya ke bawah pada bola tersebut. Lalu Agil datang berlari mendekat, untuk mengambil bolanya.

    Agil membungkuk, bukan. Bukan sebagai tanda penghormatan untuk Anne, melainkan dia hanya sebatas mengambil bolanya yang berada di bawah kaki Anne.

    Anne masih terpaku berdiri di hadapan Kakak kelasnya sendiri dengan tampang polos senga-senganya.

    Setelah dia mengambilnya, Agil memainkannya di tangannya sebentar dan kemudian dribbling di hadapan Anne. Matanya sambil melihat Anne, dengan tatapannya yang tak berarti.

    Anne membuang muka, dia berbalik badan membelakangi Agil dan kemudian dia berjalan ke tangga kedua.

    Agil pun berbalik arah membelakangi langkah Anne yang mulai menjauh.

"Hhmm," Agil menghela kemudian membuang nafas sambil tertawa kecil, dia masih ngedribbil bola basket di tangannya.

"Eh Anne." sapa Leni.

"Ada pr ga?" tanyanya yang menggeser meja di depannya untuk bisa duduk di bangku.

"Kayaknya ga ada deh?" jawab Anne yang tengah memandang kosong ke depan papan tulis.

"Oh baguslah." ucap Leni mengangguk, lalu Leni duduk di samping dan menghadap ke arah Anne.

    Tatapannya Anne kini mengalih memandangi ke arah luar dari daun pintu. Penglihatannya beralih ke bawah melihat jejak dari setiap orang yang melewati kelasnya.

    Dandy masuk dan ke tempat duduknya. Lumayan banyak siswa sekelasnya yang sudah datang pagi ini.

    Dandy masih pada posisinya berdiri di depan mejanya, dengan tas yang ada diatas meja, dia seperti sedang mencari sesuatu. Lehernya menengok kesamping kearah bangku Anne dan Leni.

"Anne..." panggilnya dalam posisinya yang masih berdiri, Dandy bisulan atau kenapa si? Gamau duduk gitu?

    Dandy membuka percakapan dengan jarak diantara mereka yang lumayan, sehingga dia harus lebih membesarkan volume suaranya.

    Dandy masih di bangkunya, Anne juga masih di bangkunya, tidak ada dari mereka yang ingin menghampiri satu sama lain.

"Agil minta pin lo!" katanya dengan sedikit kencang suaranya.

    Satu kelas terkejut melihat ke arah Dandy, termasuk Bio, Leni, Iky dan yang lainnya.

"Hah?" Anne mengulangi, karena tidak mendengar apa yang dikatakan Dandy tadi, sekarang anak-anak yang balik melihat kearah Anne.

Putih & Abu-abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang