Agil terus memandangi dirinya di depan cermin, bolak-balik memutar badannya, dan terus memajukkan wajahnya untuk melihat apa ada yang kurang dari dirinya. Senyuman menyeringainya dingin terpampang di depan cermin, lagi-lagi ia terus menyisir rambutnya sampai kelimis, bahkan jika ada nyamuk yang melintas di atas rambut Agil pasti akan terpeleset saking licinnya.
"Anne..." ucapnya check sound.
"Ekheeem.. Hem.." dehamnya sedang memperbaiki kualitas suaranya.
"Anne lo cantik malam ini," pujinya berlaga seperti seorang pangeran tampan dengan kuda putihnya.
"Anne lo mau nggak jadi pacar gue?" cetusnya masih lantang.
"Ah elah gitu doang?? Gampang banget anjir!!" ucapnya sendiri merasa sombong.
Agil menampar kedua pipinya berkali-kali, terheran-heran apa yang telah ia lakukan. Apa yang membuatnya bisa seperti ini? Karena Anne? Malam ini benar-benar malam yang gila. Sebelum bertemu dengan Anne pun, Agil sudah merasa seperti orang yang kelebihan makan micin, agak sedikit begonya. Untuk kesekian kalinya Agil menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba ia terdiam sesaat merasakan sesuatu yang manis sedang mengusik hatinya, pertanyaannya begitu banyak tersirat. Untuk apa ia lakukan ini semua? Untuk siapa ia lakukan ini semua? Tentu saja untuk Anne. Tidak pernah sebelumnya ia merasa selebay ini dalam menghadapi perempuan. Hanya karena Anne sosok perempuan yang sederhana dan biasa saja, namun dapat membuat Agil sampai jadi segugup ini. Lagi-lagi senyuman malu-malu kucingnya kembali melengkuk di bibir itu.
Dia melangkah keluar, menyalakan motornya untuk dipanaskan. Menunggu sekitar 5 menit untuk bisa dijalankan, supaya tidak terjadi hal-hal aneh yang tidak diingkan. Terduduk santai di bangku depan teras, sambil memainkan handphonenya yang sedang asik berbincang ria lewat chat dengan Anne.
Sekiranya ada 3 pesan yang sangat tidak penting dari Dandy yang memenuhi roomchatnya Agil, ternyata Anne yang diharapkannya sendiri belum ngechat juga. Pesan dari Dandy masih Agil abaikan, Agil berusaha untuk menghubungi Anne duluan. Karena sudah paham betul bagi Agil dalam menghadapi gengsinya chat sama gebetan. Biasanya perempuan itu pasti kepingin lebih dulu di chat, daripada harus ngechat duluan.
Agil: Gue dikit lg otw, sabar.
Anne: Oke.
Agil: Jgn ngambek! Kagak sabaran, gue cium lo.
Anne: OGAH.
Agil: Bohong. Ntar juga kalo udah ngerasain, malah minta yg lain:9
Anne: Malam ini batalin aja ya?
Agil: Eh danan:((( Ntar gue yg ngambek nih?
Anne: Emg bisa??
Agil: Wah! Bahaya kalo gue ngambek beneran, hancur bumi dan seisinya.
Anne: Lebay.
Agil: Ngomong mulu lo! Gue otw nih.
Anne: Elo yang daritadi ngomul! Yaudah hati-hati.
Agil: Maacih:*😘
Jemarinya lincah melompat di layar handphone, beralih dari kontak satu ke kontak lain untuk membalas chat yang sudah masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih & Abu-abu
Teen FictionSatu hal yang Anne tidak sukai dari kehidupan SMA, tentang sombongnya anak borju, belagunya the most wanted, ngesoknya senior, dan menyeramkannya geng kapak. Perjalanan kisah SMA-nya dimulai ketika ia bertemu dengan Dandy yang mempertemukannya denga...