"Assalamualaikum..." salam Dandy di depan pintu rumah Agil.
"Mas Agil main basket yukkk," saut Alfi seperti anak kecil yang menyampar temannya.
"Agillll... Main layangan yukkk," sambar Bio nyeleneh.
"Kak Agil... Main cewek yuk," timpal Haris lebih culas.
Teman-temannya tersontak, melihat patah ke arah Haris dengan tatapan yang sinis. Seketika itu juga ingin rasanya mengeroyok Haris, sayang Haris adalah sahabat.
"Aduh bego banget lo!" sikut Dandy tajam.
Seseorang dari dalam membuka pintu. Bi Mina keluar, memberikan senyuman ramah kepada teman-teman Agil. Bi Mina mempersilahkan sahabat baik Agil untuk masuk ke dalam. Dandy, Alfi, Haris dan Bio celingukkan, rumah Agil seperti terasa begitu dingin tak bernyawa sama seperti pemiliknya keluarga dingin. Suasananya sepi, seperti tidak ada orang, hanya ada Bi Mina saja di sini.
"Agillll..." panggil Dandy sedikit berteriak.
"Den Agilnya ga ada." jawab Bi Mina.
Bi Mina membawa bingkisan sebuah kotak besar, dan ditaruhnya di atas meja ruang tamu, tempat Agil duduk di sofa.
"APAAA?!!" tanya mereka kompak.
"Den Agil baru aja pergi," beritahu Bi Mina.
"Kemana?!" tanya mereka lagi-lagi dengan kompak dan tampang kagetnya yang lebay.
"Dia kuliah di London Den." jelas Bi Mina baru memberitahu.
"Ah ga mungkin. Bohong ya Bi?" tanya Dandy tidak percaya.
"Oh ini pasti acara kejutan kayak di TV-TV gitu kan Bi?" saut Bio mengalihkan saking tidak percayanya.
"Mana Bi kameranya?? Sumpah nggak kuat kalau emang Agil beneran pergi!" timpal Alfi masih tidak percaya.
"Yehhh si Den kalau di kasih tau ya!" kata Bi Mina gemas.
Dandy dan teman-temannya terkejut mendengar informasi dari Bi Mina, sebelumnya Agil tidak memberitahu apa-apa kepada Dandy dan sahabat-sahabatnya soal perpindahan dia ke London.
"Oh ya nih, titipan dari Den Agil." ujar Bi Mina memberikan kotak besar titipan itu kepada Dandy.
"Mending kalian susul aja ke Bandara, siapa tahu belum terbang pesawatnya! Kan so sweet tuh kayak Cinta ngejar-ngejar Rangga." ide Bi Mina cemerlang dan memberikan sedikit gurauan supaya sahabat baiknya Agil tidak terlalu tegang, karena baru mendapatkan informasi dadakan ini.
Dandy menerimanya, dia berdiri dan beranjak pergi. "Yaudah makasih ya Bi! Kita pergi dulu!" pamit Dandy sopan.
"Yeuhhh si Bibi, belom pernah dicium orang seganteng Agil ya?" saut Bio balik bercanda.
Lalu mereka beramai-ramai masuk ke dalam mobilnya Alfi, perjalanan menuju Bandara harus ditempuh secepat-cepatnya, sebelum pesawat Agil keburu take off. Mobil Alfi melaju cepat membelah jalanan Ibukota.
Dalam perjalanan menuju Bandara, semua sahabat baiknya teremenung meratapi kepergian Agil yang tiba-tiba. Alfi tetap konsen mengendarai mobilnya secepat kilat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih & Abu-abu
Teen FictionSatu hal yang Anne tidak sukai dari kehidupan SMA, tentang sombongnya anak borju, belagunya the most wanted, ngesoknya senior, dan menyeramkannya geng kapak. Perjalanan kisah SMA-nya dimulai ketika ia bertemu dengan Dandy yang mempertemukannya denga...