7. Kisah baru dimulai.

626 29 2
                                    

    Matahari pagi yang baik untuk kesehatan kulit, seakan seperti sesuatu yang menganggu banyak mimpi indah Anne. Sehingga mau tidak mau Anne harus bangun untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Lalu Anne berjalan lunglai setengah sadar ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu kemudian sholat subuh.

    Setelah mandi dia berganti pakaian dengan seragam putih abu-abunya, dirapihkan seragamnya.

    Dia mengambil handphonenya diatas meja belajarnya takut ketinggalan. Tak lupa ia mengecek handphonenya sebentar.

    Cukup terkejut Anne ketika melihat ada BBM pagi-pagi begini dari Kak Agil.

Agil: Pagi.

Agil: Hai Anne.

Agil: Pasti lo masih di kasur ya?

Agil: Sekolah ga?

Anne: Pagi Kak, sekolah kok.

Anne: Kakak sekolah?

Agil: Iya gue sekolah.

Agil: Hati-hati ya have a nice day.

Anne: Makasih Kak hati-hati juga, have a nice day too ya.

    Setelah itu Kak Agil tidak membalasnya lagi, Anne tidak terlalu menghiraukan, sambil menunggu ojeknya datang, Anne sarapan pagi bersama dengan Ayahnya, yang sesekali mereka mengobrol ringan tentang cerita bagaimana Anne ketika di sekolah.

    Bagi Anne Ayahnya adalah Ayah yang paling hebat, yang setia dan selalu berjuang demi anaknya, Anne diurusin layaknya seperti kasih sayang seorang Ibu. Ayah Anne dia punya perusahaan kuliner di daerah Ibukota.

    Anne diajarkan untuk hidup sederhana oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua Anne mendidik kesederhanaan pada Anne agar Anne selalu menjadi dirinya sendiri dan melatih kemandiriannya. Sekolah pun dia diantar jemput oleh ojek tidak seperti anak Agil lain, Anne sudah menganggap Pak Jajang (ojeknya) seperti sudah menjadi bagian dari keluarganya. Anne memang anak Agil sederhana di sekolah dan dia juga tidak di kategorikan kalangan geng anak orang kaya, walaupun pada kenyataannya kekayaan orang tuanya sama seperti mereka.

    Anne ingin sekali mempunyai saudara kandung, hidupnya terlalu sepi tidak punya saudara kandung.

    Sudah tidak punya saudara kandung, sementara ini dia harus tinggal berdua dengan Ayahnya.

"Anne... Ayah berangkat dulu ya, jangan lupa nanti rumah dikunci ya. Assalamualaikum." berpamitan sambil memberi pesan kepada Anne.

    Ayahnya mencium kening Anne dengan tulus.

"Waalaikumsalam Yah, hati-hati." jawab salam Anne.

    Setelah selesai sarapan, kemudian dia memakai sepatu, tak lama kemudian ojeknya pun datang.

    Tak lupa ia mengunci pintu rumahnya dan keluar gerbang, gerbangnya pun dikunci. Ayah Anne pulang malam dan diapun punya kunci cadangan yang tidak akan kerepotan harus mencari kuncinya sampai ke sekolah Anne.

"Pagi Neng." sapa Pak Jajang ramah.

"Pagi Pak." balas Anne sopan tersenyum ramah.

   Ketika motor melaju di jalan dengan kecepatan standar, udara pagi yang sejuk membuat Anne memejamkan matanya, karena ia ingin lebih menghayati pagi yang tenang ini, merasakan setiap angin sepoi-sepoi sejuknya di pagi hari serta basahnya embun.

    Embun-embun pagi masih terasa segarnya seperti hati ini.

"Neng udah nyampe." seru Pak Jajang.

Putih & Abu-abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang